11

7.1K 574 81
                                    

Madara  mengundang adik- adiknya untuk berkunjung kerumah.

Naruto menyambutnya dengan senyum tipis, tapi Madara langsung  mencubit pipi Naruto.

"Jangan senyum- senyum seperti itu nanti mereka jatuh cinta? "

"Fosesif sekali. "Gerutu adik - adiknya, sedangkan Naruto memukul perut Madara dengan tinjunya meskipun  cuman main- main.

"Aish... Galaknya. "

"Diam kakek tua, atau ku sunat dua kali. "Ancam Naruto, membuat  Madara  meringis dan adik iparnya tertawa  absurd.

"Bagus kakak ipar  kami mendukungmu. "Ujar Obito.

"Kalian juga, kalau macam- macam aku kirim ke rumah sakit. "

"Aish lebih galak dari hana. "Gumam  Izuna yang di iyakan oleh yang lainya, kecuali Madara yang tengah tertawa mengejek.

"Kakak ipar kau sedang pms ya. Jelek sekali. "Ucap Sasuke blak- blakan membuat kedutan kesal di dahi berbulu pirangnya.

Naruto mengambil kemoceng dan melemparkannya ke arah Sasuke.

"Saring kata-katamu  atau kau tak ada jatah makan malam untukmu. "Ucap Naruto judes bin jutek dia segera beranjak dari ke enam pria Uchiha dewasa itu, ia lebih suka memasak dari pada ikut nimbrung membahas tentang si pelakor.

"Jadi rapatnya di mulai dari mana? "Tanya Obito.

Naruto berniat pergi belanja, ke super market. Tapi tak di sangka dia malah bertemu dengan calon pelakor rumah tangganya.

Ia pura-pura cuek saja. Dan berjalan melewatinya dengan langkah anggunnya .

Ia mengambil troli, tapi Langkahnya terhenti saat suar lembut perempuan itu menusuk pendengarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia mengambil troli, tapi Langkahnya terhenti saat suar lembut perempuan itu menusuk pendengarannya.

"Uchiha -san?? "Tanyanya ragu atau pura-pura ragu.

"Hmmm... Apa maunya perempuan ini. "Batin Naruto.

"Wah.. Aku tidak menyangka jika aku akan bertemu dengan anda di sini? "Ucapnya dengan senyum tipisnya, sehinggga  menampakan  lesung pipinya.

"Tapi maaf apa  kita saling kenal? Tanya Naruto yang sengaja memancing singa yang masih tertidur itu.

"Oh ya apa suamimu tak pernah bilang, kalau dia punya mantan kekasih  artis dunia sepertiku. "

Naruto tanpak berpikir sebentar lalu menjentikan jarinya dan berkata.

"Dia hanya bilang namanya,Dan tak bilang statusnya. "Ucap Naruto membuat wanita itu menggeretakan giginya.

"Jika Uchiha -san ada waktu, bisakah kita bicara sekarang  di kafe depan? "

"Boleh saja. "

"Hmmm..... Apa maunya wanita ini, "

"Apa Madara tidak salah, dia menikahi wanita  bodoh seperti dia. "

Keduanya masih diam-diaman, tak ada yang mau bicara, membuat Naruto geregetan sendiri  sampai  akhirnya  wanita munafik itu membuka mulutnya.

"Aku baru tahu jika selera Madara, sekarang  begitu rendahan. "Ucapnya Sambil menelisik tubuh Naruto.

"Yah meskipun rendahan, tapi dia lebih memilihku bukan. "Jawab Naruto tanpa Emosi, menghadapi wanita arogan seperti dia harus punya stock sabar yang tinggi dan juga otak yang cerdas, serta lidah yang tajam.

"Yah aku tahu, tapi pelet merek apa yang anda gunakan pada Madara sehingga pria tua arogan dan pemilih itu, bisa memilih wanita seperti dirimu yang tak ada cantik-cantiknya. "Ucapnya yang berharap  Naruto terpancing emosinya oleh kata- kata tajamnya.

Naruto tersenyum tipis dia dengan anggunnya menyeruput  minumannya dan berkata yang membuat wanita itu tertohok dan mengepalkan tangannya menahan kesal.

"Karna dia mencintaiku, apapun akan dia halalkan demi mendapatkanku. Aku yang lemah dan tak berdaya ini hanya bisa mempercayainya. Meskipun aku tak mencintainya, tapi bukankah lebih baik kita di cintai di hargai dan di sayangi, dari pada mencintai tapi tidak di hargai dan tidak pernah dia pandang sekalipun  kamu cantik seperti bidadari, dan juga  awal sebuah hubungan adalah saling percaya, "

"Madara  memilihku karna dia percaya padaku, dan aku percaya padanya, meskipun aku tak secantik mantannya, tapi buktinya aku bisa mendapatkan hatinya tanpa susah payah mencari perhatian darinya. "

"Grrr"

Wanita itu menggeretakan giginya dia kesal, tapi tak bisa melakukan apa-apa. Apa lagi dia berada di tempat umum.

Dia berkata kembali,membuat Naruto tertawa pelan.

"Aku masih akan menunggu surat cerai Madara  melayang padamu, dan saat itu aku yang akan paling awal datang pada Madara. "

"Silahkan saja, aku menunggu hari itu, apa lagi hari di mana anda putus asa, bahwa Madara itu tidak sepicik anda. "

Wanita itu segera pergi meninggalkan Naruto yang masih dengan santainya duduk dan menikmati minumannya.

"Meskipun Madara melemparkan Surat cerai, aku takan melepaskannya walau bagaimanapun pria itu tidak berhak meninggalkannya setelah apa yang dia tumbuhkan kehidupan lainnya. "Monolog Naruto.

Sepulang dari Mini market, Naruto mendapati Madara  tengah menatapnya  di ruang tengah, lalu dia berkata dengan nada datar tapi terselip nada khawatir.

"Kau pulang lebih awal? "Tanya  Naruto, sambil menyerahkan kantong belanjaanya pada salah satu pelayan di sana.

"Hn. Kau tak ingin ada yang di bicarakan denganku. "Jawab sekaligus bertanya oleh pria berambut landak.

"Tidak ada. "Jawab Naruto singkat, kemudian dia meminum air putihnya.

"Kemarilah? "Ucap Madara, Naruto menurut saja, ia langsung duduk di samping  Madara, tak ada lagi ragu- ragu di setiap Langkahnya, membuat  Madara tersenyum untuk sesaat.

Madara menarik  Naruto agar bersandar di pundaknya, membuat Naruto sedikit curiga  dengan tingkah anehnya yang mendadak romantis sekali.

"Apa mau mu? "Tanya Naruto pada Madara yang malah di jawab Madara dengan mengangkat alisnya sebelah, dan Naruto hanya berdecak pelan ketika mendapatkan jawaban tak bermutu dari Madara.

Madara tertawa pelan dia mengecup pipinya lembut.

"Jadi wanitaku, tadi saat di mini market kau bertemu siapa? "Tanya Madara.

"Tidak bertemu siapa-siapa? "Jawab Naruto sambil menonton tv di hpnya.

"Benarkah, aku sangat-sangat tidak percaya. "Ujar Madara.

Naruto menghela nafas, dia gak bisa berbohong atau menyembunyikan apa-apa lagi dari pria tua berstatus suaminya itu.

"Aku bertemu dengan wanita bikini itu ."jawab Naruto dengan suka rela, sebelum si kakek tua ini menyerangnya tanpa ampun .

"Wanita bikini?"tanya Madara.

"Ia,bukankah dia model bikini."balas Naruto sambil menatap Madara dengan sedikit kesal.

Madara terkekeh pelan dia mengusap rambut pirangnya Naruto, kemudian dia mengecup bibirnya pelan .

"Jadi dia bilang apa?"tanya Madara penasaran.

"Dia hanya bilang,akan membuat mu menceraikaku.Tapi ku jawab  ya silahkan jika mampu,karena pria tua itu sudah nyantol setengah mati."

Madara terkekeh geli,dia mencium pipi ,dahi ,dan bibirnya beberapa kali .

"Kau memang yang terbaik,"ucap Madara sebelum wajahnya kembali serius dan mengambil sesuatu dari  saku celannya dan melihakannya pada Naruto .

"Apa ini,kau bisa jelaskan."

Madara Kebelet Nikah(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang