Prolog

1.7K 253 8
                                    

- Published: 05-02-16
id:11926020

Written & Story : LeneChoi & Moonlight-1222

... Tamami-Hime...
The Misarable Empress of Japan

.

.

.

Sebilah bambu dengan ujung meruncing tajam melesat cepat menembus dedaunan rimbun; bagaikan mata anak panah yang lepas landas dari busurnya, menyusuri setiap wajah angkuh para aristokrat yang tengah bersenang-senang sambil bercengkrama. Begitu cepat, sampai-sampai tak ada yang menyadari bahwa bahaya telah hadir di tengah-tengah keriangan mereka. Kemudian alunan musik yang meriah serta tarian gemulai para geisha yang memikat terinterupsi oleh jeritan histeris seorang wanita.

Semua kepala secara serentak berpaling ke sumber suara. Tak perlu waktu lama bagi ketakutan dan kepanikan menguasai tempat itu. Petikan musik dan nyanyian merdu berganti dengan histeria ketakutan Sosok-sosok berpakaian mewah itu mulai berlarian kesana-kemari--lari menyelamatkan nyawa masing-masing.

Para samurai yang berjaga, alih-alih menenangkan suasana dan melindung tuan masing-masing, mereka malah mengayunkan katana-katana[1] mereka ke semua orang. Darah bersimbahan dari bagian-bagian tubuh yang terpotong.

Sekelebat bayangan hitam melesat turun dari rimbunnya dedaunan untuk menghentikan jerit tangis seorang wanita yang tengah menelungkup di atas dada seorang pria paruh baya, yang tepat di dahinya menancap sebilah bambu runcing. Bagaikan bola, kepala wanita itu menggelinding bersama darah yang membanjiri lantai kayu bak karpet merah.

Sosok hitam berpakaian ala ninja itu mengibas-ibaskan katana-nya yang berlumuran darah. Merah itu menampar ke segala penjuru, dan dengan santainya menggosokkan badan katana-nya ke sutera kimono milik wanita yang kepalanya baru saja direnggutnya paksa. Setelah menyarungkan kembali katana-nya, ia berbalik untuk menghadap ke semua samurai yang tengah berlutut di hadapannya. Melalui isyarat tangannya, mereka melesat pergi.

Para ninja itu menghilang dalam kejapan mata, meninggalkan pembantaian sadis yang baru saja mereka lakukan. Angin malam menebarkan aroma besi ke segala penjuru, menerbangkan helai-helai rambut dan potongan-potongan sutera yang bernoda merah.

Tak ada yang hidup. Tak ada lagi yang utuh.

Tak jauh dari taman yang digunakan untuk melangsungkan pesta, bertumpuk potongan-potongan tubuh yang merupakan milik para samurai penjaga. Keadaan mereka tak kalah jauh mengenaskan dari tuan-tuan yang seharusnya mereka kawal--yah, seharusnya.

***

Notes :
1. Katana : Pedang panjang

*

Oke, cerita fiksi sejarah ini sebenarnya remake dari ffn ShikaTema tahun 2016 di sebuah web menulis lain, merupakan kerja sama dengan seorang teman. Bagi kalian yang pernah membacanya pasti menyadari kalau yang ini jauh lebih detil. Chapater selanjutnya akan dipublish besok dan sampai tamat. Selamat membaca, dan Makasih banyak.

Tamami Hime [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang