Vury
Tak terasa hari sudah malam. Kami semua berada di dapur. Aku dan Peter duduk di meja makan.
"Ibu, kapan makan malamnya jadi?". Peter menghela nafas.
"Sebentar lagi, Peter. Tinggal diberi bumbu saja".
Saat aku sedang mendengar percakapan mereka, aku mendapatkan sebuah ide.
Aku akan menyelinap masuk ke kamar ibu dan mencari buku tua tersebut.
"Ibu, aku mau ke kamarku sebentar ya?".
"Iya silahkan, jangan lama lama ya? Sebentar lagi makan malam siap".
Aku berpura pura berjalan ke arah kamarku.
Ketika Peter dan ibu sedang tidak melihatku, aku langsung berjalan menuju kamar ibuku.
"Hahaha, berhasil!".
Aku mencari buku tersebut. Tapi, tidak ada dimana mana.
"Ah, bagaimana ini?".
Aku melihat sekeliling kamar ibuku. Dan aku teringat sesuatu.
"Biasanya, ibu akan menaruh barang penting di balik barang yang tidak penting".
Aku terus berpikir dan akhirnya aku tau.
"Ah iya! Lukisan! Dulu, ibu sering sekali menyimpan barang dibalik lukisan".
Aku menghampiri lukisan di kamar ibuku dan berharap ada buku tua disana.
"Nah, benar saja. Cerdasnya aku".
Aku keluar dari kamar ibuku dan diam diam pergi ke kamarku.
Buku tua tersebut aku sembunyikan dibawah bantalku. Agar saat aku tidur, tidak ada yang bisa mengambilnya.
Lalu, aku kembali ke dapur.
"Ah, ini dia Vury. Makanan nya sudah jadi".
Aku pun duduk dan makan bersama Peter dan ibu. Aku bertingkah seolah olah tidak terjadi apa apa.