Vury
"Dulu ibu bekerja seperti orang orang yang suka meneliti, tapi aku tidak tau namanya apa".
"Maksudmu peneliti?".
"Ya, semacam itu. Lalu, ibu menulis di buku ini. Katanya, ibu dan teman temannya menemukan inti dari planet ini".
Peter hanya terdiam. Dia mungkin tidak menyangka.
"Setelah mereka berusaha mendekati inti tersebut, mereka semua mati mengenaskan. Ada yang terpenggal, tertimpa batu, dan lainnya".
"Semuanya mati, kecuali ibu. Awalnya, ibu hampir saja tertimpa pohon, tapi teman ibu mendorongnya. Jadi ibu selamat, temannya tidak".
Peter tidak berkata apa pun.
"Oh, Peter, kau tau tidak?".
"Apa?".
"Ternyata, yang selamat itu bukan hanya ibu saja, tapi juga ayah kita".
Akhirnya, Peter mulai berbicara.
"Oh, pantas saja. Dulu ayah pernah bercerita, bahwa ibu dan ayah adalah orang yang selamat dari bencana alam".
Aku hanya percaya saja, karena pasti waktu itu aku belum lahir.
"Jadi, kesimpulannya adalah, ibu dan ayah dulu bekerja sebagai peneliti. Mereka selamat dari bencana alam".
"Dan mungkin lama lama, timbulah rasa cinta pada mereka". Peter menambahkan.
"Hanya satu yang mengganjal, Vury...".
"Apa itu?".
"Apa yang dimaksud inti planet di buku ini? Padahal, yang namanya inti itu biasanya ada di dalam".
"Lalu?". Aku masih tidak mengerti apa yang dimaksud Peter.
"Coba saja lihat di buku itu, ada sebuah foto. Lihatlah baik baik Vury".
Ternyata benar, ada sebuah foto di buku itu.
Di foto itu, ada ibu dan teman temannya. Mereka semua sedang bergandeng tangan sambil tersenyum.
Tapi, mereka tidak membawa semacam alat untuk menggali tanah.
Tidak mungkin mereka menggali tanah hanya dengan tangan kosong.
Dan aku baru menyadari, ada tulisan di foto tersebut.
"Peter, coba lihat ini".
"Lokasi inti, kami siap mati demi keselamatan planet ini? Tempat macam apa ini? Tidak ada rumah satu pun".
Saat kami sedang melihat lihat foto itu, tiba tiba pintu kami terbuka dan ada seseorang yang masuk.