PROLOG

3.9K 218 1
                                    

"Kau yakin akan memutuskannya?" tanya pria yang telah menjadi sahabatnya sejak zaman SMA itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau yakin akan memutuskannya?" tanya pria yang telah menjadi sahabatnya sejak zaman SMA itu. Kieran di sebelahnya mengangguk mantap sambil menatap wanita yang sedang duduk di dalam kafe bersama teman-temannya. "Baiklah, siapkan hatimu," sahabatnya itu menepuk bahu Kieran sebelum temannya masuk ke kafe tadi.

"Tess." Wanita yang dipanggil menoleh, menyudahi tawanya bersama teman-teman sosialitanya. "Oh hei, Ran. Ada apa?" tanyanya dengan senyuman yang menawan. Senyuman yang hampir membuat Kieran gagal memapahkan tujuannya menghampiri kekasihnya itu.

"Kita putus."

Niat Kieran membuat Teresa panik, menangis, dan merasa malu di hadapan teman-temannya yang sesama aktris Hollywood kelas atas pun gagal saat wanita itu hanya tersenyum dan berkata, "Oke." Kemudian Teresa kembali berbincang bersama teman-temannya.

Kieran merasa bodoh. Seketika itu ia menyesal telah mengakhiri hubungan dengan Teresa. Susah-susah ia membuat keputusan itu, namun wanita itu sama sekali tidak merasa keberatan dan malah terlihat baik-baik saja. Justru sekarang Kieran yang tidak baik-baik saja.

Kieran yang kesal pun akhirnya pergi meninggalkan segerombolan wanita cantik yang masih tertawa ria.

"Bagaimana?" Sahabatnya menghampirinya begitu ia keluar dari pintu kaca kafe. "Sudah."

---

Selama tujuh hari berikutnya, Kieran hanya diam di kamar. Lelaki itu merana, meratapi nasib sialnya dan merutuki sikapnya yang gegabah dalam membuat sebuah keputusan. Seringkali ia hanya terdiam menatapi fotonya dengan Teresa yang dia jadikan wallpaper ponselnya, meng-stalk akun sosial media wanita itu, dan mendengarkan banyak voice notes yang dulu pernah dikirim wanita itu. Seperti sekarang ini.

"Hai Ran sayang, kalau sudah kembali ke New York segera datang ke apartemenku, ya. Aku punya kejutan untukmu. Kutunggu." Suara Teresa di ponsel Kieran yang diikuti kekehan menggemaskan wanita itu membuat Kieran hampir menangis. Astaga, ia sangat menyesali memutuskan Teresa.

Tapi kenapa Teresa terlihat baik-baik saja saat ia mengakhiri hubungan mereka? Wanita itu juga berkali-kali memutuskan hubungan mereka dulu. Apa Teresa tidak pernah mencintainya? Tunggu, lagipula, memang Kieran mencintainya?

Kieran terdiam.

Astaga, aku mencintainya!

His HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang