14: pertemuan ke-2

48 4 10
                                    

Hari ini, tepat hari Minggu Liyla akan bertemu kembali dengan Febri di Taman kota Padalarang, tidak terasa hubungan mereka berjalan lima bulan tanpa ada masalah besar yang membuat mereka guncang tetapi malah sebaliknya mereka begitu harmonis dan humoris saat menjalani hari-hari saat berhubungan jarak jauh.

Kepercayaan dan kesetiaan mereka benar-benar sangat diuji sekali, tepat pukul 07:00 pagi Febri sudah berada di tempat menunggu Liyla yang masih di perjalanan.

MyFeb❤ : "masih dimana sayang?" Dengan rasa khawatir Febri.

"Baru sampai, kamu posisi dimana? Aku pake baju hijau didekat bundaran"

MyFeb❤ : "Tunggu aku yang kesana" segera mungkin Febri menghampiri mencari sosok wanita yang Ia tunggu sejak tadi.

"Itu Liyla? Ko pakaian nya makin muslimah aja, yaudahh bagus deh, cantik" batin Febri.

Liyla celingukan kebingungan mencari sosok Febri yang belum saja tiba menghampiri nya, tiba-tiba mata Liyla tertuju pada laki-laki yang memakai celana levis, jaket hitam, sepatu Vans dengan gaya rambut yang sangat khas sekali sedang menghampiri Liyla.

"Gue kangen lo Feb, makin keren aja, gue suka"~Batin Liyla.

"Hay La, yuk kesana" tiba-tiba Febri menyapa Liyla dengan ekspresi merasa malu.

"Gue hampir nyasar tadi La" gerutu Febri.

"Yuk sambil jalan aja, motor aman kan? Wahiyaaa, terus kenapa bisa sampai juga" Jawab Liyla yang mulai care memerhatikan sosok pujaan hati yang ditunggu-tunggu sejak tadi.

"Aman aku parkir disana, kan ada Google maps dongg" Jawab Febri serentak.

"Alhamdulillah syukur deh, duduk di sana yuk, aku mau ngasih sesuatu sama kamu buat kenangan aja sih" sambil tersenyum menandakan tidak sabar ingin segera memberikan barang yang telah Liyla sediakan dari beberapa hari lalu.

Tidak ada jawaban dari Febri hanya mengangguk sambil tersenyum mengikuti perintah Liyla.

Saat mendapati tempat yang nyaman Febri membuka pembicaraan agar suasana tidak canggung. Taufik memilih fokus memainkan handphonenya untuk tidak mengganggu pertemuan Febri.

"Mau ngasih apaan heh?" Dengan rasa penasaran Febri sambil mencubit pipi chaby Liyla.

"Ih sakit tau, ngebet banget ya" jawab Liyla sambil meringis kesakitan akibat cubitan Febri sambil membuat Febri semakin penasaran.

"Iyaa makannya cepetan, seneng banget buat orang penasaran yaa" kesal Febri sambil menggelitiki Liyla yang membuat nya kesal karena dibuat penasaran.

Liyla membalas gelitikan Febri dan mereka pun saling menciptakan suasana nyaman, akhirnya Liyla mengalah dan segera memberi barang yang ingin diberikan nya.

"Cepet kasih nggak?" Sambil terus menggelitiki Liyla dengan ekspresi bahagia.

"Iyaa, iya ampun, aku ngalah ih, udah dong" jawab Liyla dengan tertawa lepas karena tidak kuat menahan geli.

"Yaudah cepetan sayang" gelitikan Febri terhenti lalu merangkul Liyla untuk menenangkan kembali.

"Nih buat kamu sama aku, aku sengaja simpen barang ini dikotak kecil yang ada foto kita waktu pertama kita ketemu supaya kamu selalu ingat hal itu walaupun kecil tapi buka aja sendiri dan semoga kamu suka dan bisa jaga barang itu sampai nanti saat kita berpisah, jangan pernah lupa dengan hal indah sekecil apapun itu, aku sayang kamu" Ucap Liyla serius sambil menahan air mata haru kepada Febri dan melihat tatapan Febri yang begitu tulus kepadanya.

Febri sangat tertegun dengan ucapan Liyla yang begitu tulus, lalu saat itupun juga Febri membuka kotak kecil yang dimaksud oleh Liyla tadi, dan isinya ternyata sepasang gelang couple yang terbuat dari bambu yang diukir begitu indah untuk sepasang kekasih ini dengan ditambahi ukiran bertuliskan"Alyasa Febriansyah & Liyla Putri" sungguh indah sekali dan segera Febri menatap nanar haru kepada Liyla sangat tidak percaya saat ini Febri begitu senang sekali lalu mereka memasang kan di tangan kiri mereka secara bergantian, mereka saling tersenyum bahagia.

"Makasih sayang, aku bakalan jaga ini buat kamu, kita nggak akan berpisah kecuali Allah yang meminta, aku sayang banget" Ucap Febri dengan tatapan tulus.

"Iyaa bawelllllll" Jawab Liyla terkekeh malu.

"Dih kamu yang bawel juga, aku juga ada sesuatu buat kamu ko" ucap Febri dengan senyum manis.

"Ih apaan? Jadi mau bales dendam nih buat penasaran juga yaa" jawab Liyla dengan ekspresi intens menatap Febri.

"Dih nggak, emangnya kamu, mana tangan kamu aku pinjem bentar" Sambil menyembunyikan barang ditangan kirinya Febri.

Liyla pun membuka telapak tangannya dengan ekspresi heran. Dan tiba-tiba Febri memberikan sebuah cincin perak yang terdapat satu titik berlian tepat ditengah cincin itu, begitu indah sekali dan dengan ekspresi bahagia Liyla saat melihat apa yang diberikan Febri kepada Liyla membuat Liyla sangat terharu dan tidak percaya.

"Gimana suka? Mau aku pakaikan? Mana sini jari nya" dengan tersenyum manis sambil memakain sebuah cincin yang telah Febri siapkan juga.

"Suka banget, ko bisa? Buat kamu mana?"

"Tadinya ini sepasang cincin cuman pas aku mau pergi Cincin nya tiba-tiba hilang gatau kemana, tapi yang penting itu cincin nya udah cocok dijari kamu" ucap jelas Febri sambil mengelus tangan lembut Liyla.

"Jaga baik-baik yaa cincinnya, ini aku beli susah payah cuman buat kamu aja, kalo bisa pake setiap hari karena sama seperti rindu aku sama kamu setiap hari nggak akan pernah berubah" Ucap Febri tulus sambil mencubit kembali Liyla.

"Ih tuh kan, hobby banget nyubit ya, oh gituu ya, coba kalo yang satu lagi nggak ilang ya tapi yaudah lah ya gimana lagi, makasih banget yaa, iya semoga aja selalu begitu yaa, Amiin" Jawab Liyla sambil mengelus pipinya yang baru saja dicubit dan tersenyum manis kepada Febri.

Pertemuan kedua ini begitu membuat ku semakin percaya bahwa ketulusan itu memang ada, ketika sebuah hati tergores begitu dalam maka akan ada saatnya penyembuh luka itu datang untuk meyakinkan kembali perasaan yang pernah hilang~Batin Liyla.

Ku berjanji untuk selalu ada dan hanya kamu wanita satu-satunya setelah ibuku~Batin Febri.

Mereka bercanda tawa begitu bahagia, sesekali Febri meninggalkan Liyla sebentar hanya untuk menghampiri Taufik agar tidak merasa sendirian, bahkan saat moment pemberian barang mereka langsung berfoto Selfi untuk membuktikan bahwa mereka begitu pasangan yang bahagia sekali.

****
Febriansyah pov

Bisa sekali kau membuatku merindu seperti ini, sebelumnya aku tidak pernah se-bahagia ini bersama siapa pun.
"Seneng nggak lo ketemu Liyla?" Tiba-tiba Taufik menyadarkan lamunan Febri yang sedang terdiam sejak Taufik mau melajukan motornya untuk jalan pulang.

"Makasih ya brad udah nganter gue, gue seneng ko" sambil menepuk pundak Taufik.

Lajuan motor terus berjalan sehingga mereka tidak tau bahwa jalan yang mereka lewati adalah jalan untuk memasuki tol dan tiba-tiba seorang polisi mengstop motor yang mereka kendarai.

Polisi itu hanya menegur saja dan memberi saran agar lebih fokus untuk mengambil jalan agar tidak salah jalan tetapi dengan diselipi uang oleh Taufik maka akhirnya mereka selamat dan tidak ditilang.

Sesampainya dirumah Febri menceritakan kronologis cerita saat jalan pulang kepada Liyla dan Liyla merespon sangat khawatir karena Liyla kira Febri sudah tau mengambil jalan pulang. Tapi akhirnya mereka saling bercerita tentang kebahagiaan mereka saat sedang bersama.

####

Dear Febriansyah

Ku tau aku memang bukan yang terbaik apalagi sempurna untukmu, tapi kumohon maafkan segala kekhilafan ku saat aku berbohong dalam hubungan yang suci ini, bahkan aku benar-benar sangat menyesal jika aku menyia-nyiakan sebuah perjuangan yang pernah kamu lakukan untukku, mungkin aku harus sedikit membiasakan diri untuk tidak bertegur sapa denganmu untuk sementara bahkan untuk selamanya, ku harap ini bukan jalan kita untuk saling menyakiti namun bahkan jalan kita untuk saling membahagiakan walaupun suatu saat kita bisa saja dengan pasangan hidup kita masing-masing.

Bandung, 06-10-2016

Bersambung...

Takdir Dan Balasan Dari PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang