Aku menceritakan semua kejadian kemarin pada Eunha, dia adalah teman satu jurusan denganku.
"Sojung-ah, mungkin pada saat itu kau sedang lelah dan banyak pikiran. Mana bisa orang yang hampir tertabrak tiba-tiba menghilang begitu saja. Itu mustahil bukan?"
"Iya kau benar juga."
Aku mencoba berfikir postiv dahulu. Setelah mata kuliah selesai, Eunha mengajakku untuk pulang bersama. Tetapi aku menolaknya, entah sekarang aku jadi ingin pulang dengan bus lagi, aku rasa tidak buruk juga jika aku pulang dengan bus.
Oppaku baru saja mengirimkan satu pesan padaku, jika dia tidak bisa menjemputku lagi.
Oke, itu lebih baik.
Aku menunggu bus di halte seperti yang kemarin.
Dan selang beberapa menit, pria kemarin yang aku temui berjalan mendekat ke arah ku dan langsung duduk dibangku kosong tepat disampingku.
Pria tersebut menatapku sebentar dan tersenyum kecil.
Aigoo.
Aku membalas senyumannya, tidak bisa dibilang membalas. Karena rasanya bibirku kaku untuk tersenyum, dan entah dadaku sekarang seperi ada yang—aish!
Aku berlari kecil kearah bus yang sudah datang, dan memilih tempat duduk dekat jendela.
Aku ingin melihat pria tersebut dari jendela bus, tapi—dia sudah tidak ada. Apa, dia ikut masuk kedalam bus ini?
Aku berdiri dan mengamati penumpang yang ada didalam bus, rata-rata semuanya para mahasiswa yang mengambil kelas malam. Tapi—aku tidak melihat dia.
Akhirnya aku memutuskan untuk duduk kembali ke kursi ku.
Toh, apa hubungannya juga pria itu denganku. Tapi—dari itu semua, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa pria itu baik-baik saja atas kejadian kemarin.