Dasar tua bangka!!
Aku sangat kesal pada dosen tersebut, dengan susah payah aku mengerjakan skripsi dan dia merobeknya didepan mahasiswa lain. Aku sangat-sangat malu!!
Katanya penggunaan bahasa yang aku gunakan sangat tidak cocok, tapikan tidak begini juga—Tangisanku pun pecah.
"Huu.. Dasar Dosen sialan! Mati saja kau! Huuaa..."
Aku rasa, aku seperti orang mabuk yang berjalan di jalan raya pada malam hari.
Aku pulang terlambat, ini semua gara-gara dosen sialan itu!! Aku harus mengetik ulang dan menyerahkan tugasnya hari itu juga! Untung tadi selesai tepat waktu, dan waktuku satu setengah jam untuk pulang terpotong!! Dan pasti aku tidak akan bertemu dengannya untuk hari ini.
Tangisanku semakin pecah, tiba-tiba aku menjadi cengeng seperti ini.
Aku akhirnya duduk disalah satu bangku halte. Sangat sepi sekali, biasanya ramai dengan mahasiswa kelas malam. Karena aku pulang terlambat, jadinya aku harus menunggu bus sendirian.
Sekarang aku menunggu bus terakhir yang menuju kearah rumahku.
Aku terus mencoba menghapus air mataku yang keluar tiada henti.
Tiba-tiba ada tangan didepanku yang memberikan sapu tangan.
Aku mendongak, dan mendapatkan dia sedang berdiri didepan mataku.
"Kau?"
Tidak seperti biasanya, wajahnya yang selalu tersenyum hangat padaku menjadi tampang datar bercampur sedih. Ada apa dengan dia? Apa dia sama sepertiku? Skripsinya gagal??
Aku meraih sapu tangan yang dia berikan dan aku menghapus jejak air mata yang tersisa dipelupuk mata.
Dia duduk disampingku dan terus menatapku dengan datar dan sedih.
"Ada apa? Apa ada yang salah?"
Dia meraih sapu tangan yang aku pegang, dan beralih dia menghapus air mata yang tiba-tiba meluncur dipipiku. Dan tangan satunya lagi, ia letakkan dipipiku. Dia membentuk senyuman pada bibirku.
Dan dia ikut tersenyum, saat berhasil membentuk senyuman dibibirku.
Aku semakin tersenyum lebar, saat mengetahui apa maksudnya.
Aku rasa dia tidak ingin aku sedih, dan dia ingin agar aku selalu tersenyum apapun yang terjadi.