MLFD.40.FLASHBACK

4.7K 394 44
                                    


Flashback On

Pagi itu setelah mengucapkan selamat kepada semua tim yang bekerja keras pada perayaan tahun baru. Pangeran segera pergi untuk berlibur.

Ia mencoba menampik perasaan yang mengganjal di hati. Pikiran buruk akan sesuatu yang terjadi pada gadisnya. Entahlah mengapa ia mempunyai firasat seperti itu. Mungkin karena di hati dan pikirannya dipenuhi Nessa.

Sebagai Lelaki sejati ia memegang janji. Janjinya untuk tidak lagi mengikuti Nessa. Perasaannya sedikit lega karena ia sudah meminta Nessa untuk berjanji tidak akan pergi kemana-mana. Tetap berada di hotel.

Perjalanan dengan pesawat selama lima jam. Cukup untuk membuat lelaki gagah itu istirahat. Sesampainya di tempat tujuan, Nessa orang yang pertama diberi kabar. Tidak ada balasan. Panggilan teleponnya pun tidak diangkat oleh gadis itu.

Fatih sangat senang karena akhirnya Nessa mengangkat videocall-nya. Ia tertawa melihat hanya ikan-ikan yang berenang yang ada di layar ponsel bukan wajah Nessa. Padahal justru ia merindukan wajah gadis itu. Namun, ia juga lega karena Nessa tetap berada di kamar. Nessa selalu membuat perasaannya campur aduk secara bersamaan.

Fatih dan tim berjalan menyusuri jalan setapak di hutan. Air terjun adalah tujuan rekreasi mereka. Pangeran Dubai ini selalu mengagendakan liburan dalam jadwal. Selain untuk menjernihkan pikiran dari kesibukan, ia juga membutuhkan inspirasi dari tempat yang di datangi. Tidak jarang ide-ide bermunculan setelah liburan.

Fatih sudah sampai pada air yang dengan anggun jatuh ke bawah. Ia duduk pada batu besar menikmati keindahan pemandangan di depannya. Ia berpikir suatu hari nanti akan mengajak Nessa ke tempat itu. Ia menggeleng tersenyum, sekali lagi gadis itu masuk ke dalam pikirannya tanpa permisi.

Pangeran memutar pandangannya. Timnya sedang fokus pada ponsel mereka.

"Hei, ada sesuatu yang menarik di ponsel kalian?" tanya Fatih.

Semua yang berada di sana langsung menoleh ke arah Fatih. Beberapa orang yang mengenali Nessa di video itu saling berpandangan tidak berani untuk mengatakan pada Fatih.

Uncle tahu lelaki itu akan lebih marah ketika ada hal yangdi sembunyikan darinya. Ia berjalan mendekati Fatih lalu mengangsurkan ponsel pada Fatih.

Fatih menerimanya dengan tersenyum. Orangnya yang berada di sekelilingnya tegang menunggu reaksi pangeran setelah melihat video itu.

Benar saja, mata Fatih membelalak, napasnya memburu, jemarinya mengepal. Dengan segera ia berdiri, "aarghhhhhhhh," teriak Fatih sekencang-kencangnya.

Tanpa perintah Uncle langsung menghubungi seseorang untuk mengirimkan helikopter. Titik keberadaan mereka sudah dikirimkan.

Selama perjalanan dari air terjun sampai bandara dilanjutkan pesawat pribadi yang akan membawa mereka kembali ke Dubai, Fatih terus menghubungi Nessa. Gadis itu sama sekali tidak mengangkat, menambah kegusaran hatinya.

"Hapus video itu dari internet, kirimkan nomor Nessa pada orang kita di sana, lacak keberadaannya. Koordinasi dengan kepolisian untuk menuntaskan kasus ini!" perintah Fatih. Uncel, Ali, dan yang lainnya langsung melaksanakan tugas yang diberikan Fatih.

Lelaki itu semakin mengeraskan rahangnya ketika mendapat kabar, jika sinyal terakhir dari Nessa berada di Sonapur. "Apa yang kau lakukan di sana. Hah?!" geram Fatih.

Sinyal dari Nessa kembali muncul ketika berada di rumah sakit. Dengan perintah dari pangeran, beberapa orangnya langsung menuju ke sana.

Fatih mengenali gadisnya walau sebuah masker menutupi wajahnya. Sebuah batu besar seperti terangkat dari dadanya ketika melihat gadis itu baik-baik saja.

"Apa kami harus membawanya pulang?" tanya salah satu tangan kanan Fatih.

Lelaki itu berpikir sesaat. "Tidak. Ikuti saja dia. Cari tahu apa yang dilakukannya?" Fatih belum sampai di Dubai dan hanya dia seorang yang boleh membawa Nessa.

Laporan rinci tentang yang Nessa lakukan di rumah sakit telah diterima Fatih. Termasuk Lukman supir taxi dan dua anak Saidah. Ada rasa kagum sekaligus heran dengan yang dilakukan gadis pilihannya itu.

Sebentar lagi pesawat akan landing. Fatih menutup mata mencoba menyelami pikiran Nessa dan yang akan dilakukan gadis itu.

"Jadi kau tidak membalas pesanku, mengangkat telepon karena kau berpikir aku masih berada di luar. Kau ingin menyembunyikan kejadian ini dariku," Fatih berdecak, "kau belum tahu seberapa besar kekuasaanku. Kali ini kau yang harus mengikuti aturan dariku." ucap batin Fatih.

"Syekh, Nona menuju kantor polisi."

***

Malam ini seorang gadis gelisah dalam duduknya. Televisi yang menyala tidak lagi dilihat. Beberapa kali Nessa melihat ke arah pintu utama, berharap pangeran datang dengan senyuman di wajahnya. Nessa terus menunggu tapi tidak juga kembali.

"Apa Syekh sudah pulang?" tanya Nessa saat keesokan pagi.

"Tuan belum pulang," jawab Ani.

Nessa mengerucutkan bibir. Amara yang melihat Nessa terkekeh.

"Apa perlu aku menanyakan langsung pada Syekh?" Amara mengeluarkan ponselnya. Jarinya bersiap menekan tombol panggilan.

"Jangan!" Walau Nessa ingin tapi ia tidak ingin mengganggu Fatih.

"Oke." Amara memasukkan kembali ponselnya.

Nessa tidak tahu kalau Fatih hampir selalu menanyakan keadaannya. Memastikan kalau gadisnya sudah makan dan minum obat. Amara ingin memberitahukannya tapi melihat kegelisahan Nessa, ia menahan informasi itu lebih lama. Biarlah mereka menyelesaikan kesalahpahaman nya sendiri.

Tiga hari sudah Nessa menunggu. Ia harus menelan kekecewaan karena Fatih belum juga kembali. Tidurnya tidak tenang, makan pun terasa hambar.

Pagi ini seperti biasa ia melihat ke arah taman. Membuka lebar jendela kamar, biarkan angin berhembus masuk. Nessa mendengar derap langkah di tangga dari lantai atas.

"Apa dia sudah pulang?" tanyanya pada Amara yang sedang merapikan tempat tidur.

"Sudah tadi malam," jawabnya.

"Amara, aku ingin membantu Bi Ani membuat sarapan." Kata Nessa riang.

Amara membulatkan mata, "Oke." Katanya terkekeh.

Nessa dengan sigap membantu penguasa dapur itu. Walaupun tidak banyak yang dilakukannya. Ia hanya bisa melakukan ini untuk lelaki yang sudah bersikap sangat baik padanya. Namun, hati kecilnya juga ragu. Akankah Fatih menerima permintaan maafnya?

¤¤¤

Update lagi ya...
makasih atas vote dan komentarnya.
Aku belum balas dari kemarin.
Maaf ya...
Aku balas selesai ini.

InsyaAllah dua hari lagi puasa.
Kalau off update gimana?hihi
#dilemparsirup wkwkw

♡♡♡♡♡

My Love from Dubai (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang