MLFD.12.UMMUN

6.7K 430 10
                                    

Kau tahu apa itu cinta?

Cinta adalah saat Kau mengingatnya.

Kau tersenyum.

¤¤¤

"Ehem ..." Ibunda Fatih berdeham melihat putra tercinta senyum-senyum sendiri.

Lelaki tampan itu menoleh, tersenyum simpul mendekati Ibunda yang terduduk di sofa panjang. "Umm ..." kata Fatih mencium kening wanita setengah baya yang masih terlihat cantik.

Putra mahkota sekaligus putranya itu merebahkan kepalanya di pangkuan ibunda. Tempat favorit bagi sang Lelaki yang ingin bermanja. Tidak peduli seberapa banyak usia, seberapa besar tubuh, ibu adalah tempat bermanja terbaik bagi anak laki-laki.

Ibu menyisir rambut Fatih dengan jemari tangan. Fatih memainkan tangan ibunya yang lain. "Apa yang kau pikirkan Nak? Sedari tadi ibu liat kau tersenyum sendiri." tanya ibu lembut.

"Mmm ... tidak ada um." jawab Fatih.

"Owh iya, siapa nama gadis yang menolong Sarah?" tanya ibu mencoba mengingat nama.

"Nessa." ada semburat merah di pipinya saat mengatakan nama gadis penolong itu.

"Nessa." Ibu mencoba menghafal. "Gadis yang manis. Umm sering berbincang dengannya. Ia berusaha untuk mendengarkan. Walaupun Umm tahu, dia berusaha keras untuk memahami arti katanya." kata Ibu. Ibunda mengunakan bahasa arab untuk percakapan sehari-hari. Sedang Nessa belum banyak kosakata yang ia kuasai.

Fatih hanya tersenyum mendengar cerita yang keluar dari ibunya. "Kau suka padanya Nak?" pertanyaan ini mampu membuat Fatih mengangkat kepalanya. Ia menggeleng.

"Owh, umm pikir kau suka. Kau selalu memandanginya." Ibu membelai pipi Fatih.

Fatih tertegun, bahkan ibunya pun tahu bahwa ia merasa tak pernah bosan memandang wajah Nessa. Sekarang seperti sebuah keharusan. Sebelum pergi ataupun pulang dari kegiatannya. Ia akan mampir sebentar atau sengaja menginap untuk bisa memandang Nessa.

"Tapi, kadang dia acuh padaku umm," Fatih menyandarkan kepala di pundak ibu. "Wow, ada gadis yang mengacuhkan pangeran Dubai? Gadis yang menarik." kata Ummun menggoda.

Fatih memdebas. "Entahlah Umm, aku bingung dengan perasaanku. Aku selalu senang dekat dengannya. Tapi juga selalu gelisah memikirkannya." Ia memyandarkan kepala memandang langit-langit rumah.

"Bagaimana kau bisa meyakinkan gadis itu. Kalau kau tidak yakin akan dirimu sendiri." ujar ibu. Ia berdiri hendak beristirahat.

Fatih ikut berdiri. "Maksudnya Umm?" tanya Fatih.

"Kamu sudah cukup dewasa untuk mengartikan." Ummun berlalu. Meninggalkan Fatih yang sedang berpikir.

Fatih kembali terduduk. Ketika dilihatnya Ibu Sudah masuk ke kamarnya. "Bagaimana caraku meyakinkan diriku sendiri. Menyakinkan hatiku. Sang pemilik hati ---." Fatih terdiam. Ia tahu sekarang apa yang dimaksud ibu.

Fatih berjalan menuju ke kamar nya. Ia mengganti baju dengan kondura/gamis panjang, mengenakan peci putih. Ia mengambil wudu. Ia mengerjakan shalat istikhoroh. Meminta petunjuk pada Sang Pemilik Hati yang menciptakan hatinya. Memasrahkan diri pada tanda dari segala doanya.

¤¤¤

Nessa sedang memijat tulang hidungnya. Ada laptop yang menyala dan beberapa catatan diatas meja didepannya. Akhir-akhir ini dia sulit konsentrasi, ada banyak tugas kuliah yang harus dikerjakan. Ujian semester kedua akan segera dilaksanakan.

Kepalanya sedikit pusing karna harus terus menatap layar monitor. Menonton video dosennya yang sedang mengajar di kelas. Video streaming yang dikirimkan Fatih pada setiap pengajaran di kelas. 

My Love from Dubai (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang