3. Sougo and Tamami

205 17 3
                                    

Setelah itu Tamami ke kamar yang telah direservasi untuknya. Tamami mendapatkan kamar dekat kamar kakak dan anggota IDOLISH7 lainnya. Tamami langsung beristirahat setelah apa yang terjadi. Dia teringat kalau dia perlu memberitahu kakaknya.
Kemudian dia mengambil ponselnya dan langsung mengetik.

*Rabbit Chat*
Tamami: onii, aku sudah di kamar.
Tamaki: baiklah, pekerjaanku juga baru saja selesai.
Tamami: oh begitu
Tamaki: bersenang senanglah, jangan terlalu banyak pikiran.
Tamami: kau pikir gara-gara siapa hah?!
Tamaki: .........
Tamami: baiklah, aku keluar dulu kalau begitu

*end*

Tamami pun keluar dari kamarnya untuk cari udara segar. Lalu dia melihat Yamato, Nagi, Mitsuki dan Iori masuk ke dalam lift. Saat mereka masuk ke dalam lift, dia melihat angka lantai kemana mereka pergi. Rupanya mereka bereempat pergi ke lantai teratas.
Tamami berpikir sepertinya lantai teratas sangat bagus. Tanpa pikir panjang lagi, Tamami pun memencet tombol lift menuju lantai teratas. Sesampainya di lantai teratas, dia melihat Yamato, Nagi, Mitsuki dan Iori seperti sedang menguntit seseorang. Setelah melihat lebih jelas lagi, rupanya mereka sedang menguntit Riku.
Tamami yang melihatnya hanya bisa menghela napas. Tidak mau terlibat lebih jauh, Tamami berjalan ke arah lain. Di arah ia berjalan, ia berpapasan dengan sosok laki-laki berambut putih. Laki-laki itu adalah Kujou Tenn.
Tamami merasa bosan setelah berjalan tanpa tujuan. Akhirnya dia pun kembali ke lift. Dia melihat Yamato dan Nagi membawa Iori dan Mitsuki ke dalam lift. Lalu Kujou Tenn pun masuk ke dalam lift tersebut.

"tunggu!" Tamami berteriak sambil menahan pintu lift.

Yamato dan Nagi yang saat itu berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan mengalihkan pandangan mereka pada gadis 17 tahun itu. Tamami sedikit terengah setelah masuk ke dalam lift. Tenn pun menyadari keberadaan Tamami. Dia memperhatikan Tamami dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"heh.....ternyata kau memang wanita. Kupikir seorang anggota MEZZO" yang memiliki hobi berpakaian wanita." katanya dengan nada sedikit sarkastik.

Mendengar itu, Tamami hanya diam dan tidak berkata apa pun. Dia hanya melihat Yamato, Nagi, Iori dan Mitsuki. Tamami menghela napas seolah mereka melakukan hal yang menurutnya payah. Lift berhenti di lantai 7.
Tamami pun segera keluar dari lift, lalu dia membungkuk kepada mereka lalu pergi. Setelah Tamami keluar dari lift, ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.

*Rabbit Chat*
Tamaki: kau sedang apa?
Tamami: hanya berjalan keliling hotel
Tamaki: bagaimana kalau kau ke kamarku saja? Aku akan membagi ousama pudding denganmu
Tamami: oke. Nomor kamarmu?
Tamaki: 745
Tamami: baiklah, aku akan kesana

*End*

Setelah Tamami menerima pesan dari Tamaki, ia langsung pergi ke kamar kakaknya tersebut. Sesampainya dia sampai ke kamar kakaknya kemudian dia mengetuk pintu kamar kakaknya itu. Tamaki yang mendengar suara ketukan pintu dari dalam itu, langsung berjalan menuju pintu tersebut. Setelah Tamaki membuka pintu kamarnya, di depannya sudah berdiri adik kembarnya.

"ayo cepat masuk. Tidak ada yang melihatmu kan?" Tanyanya.

Tamami menggeleng kepala. Kemudian Tamami masuk ke dalam. Tak lupa ia juga melepas sandal yang ia pakai sejak tadi. Saat masuk ke dalam, ia juga melihat Sougo sedang berkonsentrasi pada apa yang dikerjakannya.

"maaf mengganggu" Tamami mengangguk kepada Sougo sambil tersenyum.

Sougo tersadar saat mendengar suara Tamami. Seketika itu juga degup jantungnya berdetak kencang. Sougo melihat figur Tamami dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu pandangannya langsung tertuju pada dada besar Tamami.
Wajahnya langsung memerah. Tamami langsung menyadari Sougo memandangnya. Seketika itu juga Sougo memalingkan wajahnya. Dia malu karena ketahuan menatap gadis itu.
Tamami hanya tertawa kecil. Gadis itu langsung duduk di tempat tidur kakaknya. Melihat tempat tidur kakaknya yang berantakan, dia hanya bisa menghela napas. Lalu Tamami kembali melihat Sougo.

"maaf ya kalau kakakku sering merepotkanmu, Sougo-san" katanya dengan nada lembut.

"ah, tidak apa-apa kok. Aku bisa paham dengan sifatnya yang seperti itu" Sougo membalas dengan senyuman.

Tamami pun mulai bercerita tentang semua hal mengenai Tamaki dan dirinya. Bagaimana Tamaki dan Aya selalu membuatnya cukup repot saat di panti asuhan. Lalu, dia juga mengatakan dia sangat sedih kalau Aya dan mereka berdua harus terpisah. Tamami hampir mau menangis saat menceritakan Aya, tapi dengan cepat dia tersenyum pada Sougo.
Sougo yang menyadari sikap Tamami, langsung membelai kepalanya. Sougo membelai kepala Tamami untuk menghiburnya. Pria 20 tahun tersebut merasa gadis yang dihadapannya ini merasakan hal-hal yang menyedihkan dan ingin bersamanya untuk melindunginya. Tamami pun merasa tenang saat Sougo membelai kepalanya.

"hangat....." pikirnya saat tangan Sougo membelai kepalanya.

Tamaki yang memperhatikan dari jauh tersenyum kecil melihat saudara kembar perempuannya itu bisa tersenyum kepada pria 20 tahun yang sedang membelainya itu. Setelah keadaan mulai tenang, Tamaki kembali kepada mereka berdua sambil membawa 2 botol ousama pudding. Tamami yang langsung tersadar kakaknya membawa ousama pudding, menengok ke arahnya. Sougo yang menyadari tangannya masih di atas kepala Tamami langsung menyembunyikannya.
Mereka bertiga menghabiskan waktu bersama sampai malam.

"sudah waktunya aku kembali." Tamami kemudian berdiri menuju pintu.

"ah, Tamami-chan. Biar kuantar kau kembali ke kamarmu." Sougo menawarkan diri karena mencemaskan Tamami.

Tamami menggeleng kepala dan tersenyum.

"aku bisa kembali ke kamar sendiri, Sougo-san. Terima kasih atas tawarannya." balasnya sambil tersenyum.

Jantung Sougo berdetak saat melihat wajah senyuman gadis itu. Sougo tidak bisa apa-apa saat Tamami menolak bantuannya. Sougo berpikir kalau ada media yang melihat mereka berdua, akan berbahaya. Tamami pun menyadari hal yang serupa.

"Tamami-chan."

"ya?"

"kau bisa cerita apa pun padaku jika ada yang mengganggu pikiranmu." katanya pada Tamami.

"tentu saja, Sougo-san." jawab Tamami pada Sougo.

Setelah Tamami berkata begitu, dia membungkuk dan meninggalkan kamar kakaknya. Dia berjalan kembali ke kamarnya. Setelah dia kembali ke kamarnya, wajahnya langsung bertemu bantal. Tamami masih merasakan sensasi tangan Sougo saat membelai kepalanya.

"tangan yang hangat......tapi seperti penuh penderitaan...."

Di lain pihak Sougo pun merasakan lembutnya rambut Tamami di tangannya saat membelai gadis itu tadi. Sougo tersenyum senang seolah pertama kalinya menemukan sesuatu yang berharga. Tamaki menyadari sikap partner duetnya itu setelah membelai kepala adiknya. Dia tersenyum.

"akan ada waktu dimana mereka menyadari perasaan satu sama lain" pikirnya

AN:
Akhirnya chapter ini bisa terselesaikan juga......
Saya sempat mengalami stuck idea untuk alur cerita ini supaya bisa sesuai dengan judul chapternya. Tapi akhirnya saya berhasil mendapatkan alurnya yay!
Saya ucapkan selamat berpuasa bagi yang menjalankan.
See you next chap!

IDOLISH7: Tamaki no Futago Imouto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang