1. THE MORNING AFTER PART 1

26.9K 386 14
                                    

Samantha Davis

"Unicorn! Aku mau cake unicorn, Auntie Sammy!"

"Unicorn!"

"Unicorn, please!"

Haish!

Samantha akhirnya menyerah dan menutup layar laptopnya dengan sedikit kasar sebelum melirik ke samping. Dilihatnya keponakan perempuan-nya itu sedang mengedipkan matanya berkali-kali sambil menatapnya lekat-lekat. "Please.." Ucapnya lagi, kali ini sambil mengusap ingus yang begitu saja muncul dari lubang hidungnya yang kecil dengan punggung tangan.

"Jadi unicorn, frozen atau el-o-el?" Tanya Samantha setelah memandangi cukup lama keponakan-nya yang menggemaskan sekaligus menyebalkan itu.

"Unicorn!!" Jawabnya dengan semangat sebelum ingus kembali menetes dari lubang hidung mungilnya.

"Oke, jangan berubah lagi ya! Auntie udah tiga kali bolak balik telepon toko kue dalam satu hari ini!" Ucap Samantha dengan nada yang sedikit lebih lembut. Yasudah lah, namanya juga anak-anak. Mau bagaimana lagi? Mereka memang labil dan gampang berubah-ubah. Mungkin Samantha harus lebih sabar untuk menghadapi keponakan-nya itu. Haish! Gimana kalau sudah jadi ibu nanti? Oke, Samantha sedikit bergidig membayangkan kalau anaknya akan sama menyebalkan-nya dengan Bella. Atau jangan-jangan bisa lebih menyebalkan? No fucking way!

"Iya, Auntie! Aku janji. Tapi beneran unicorn kan?" Tanya-nya lagi.

"Iya, unicorn. Kenapa tiba-tiba jadi Unicorn sih Bel?" Diam-diam, Samantha penasaran dengan apa yang membuat keponakan-nya itu beralih menjadi penyuka unicorn. Setahu Samantha, keponakan-nya itu penggemar sejati Frozen, dan satu hari yang lalu bocah itu merengek minta dibelikan cake ulang tahun bertema kartun Disney tersebut dengan catatan 'Olaf-nya pakai baju pink!'.

"Because unicorn is very cute, Auntie! Unicorn itu cute tapi juga cantik dan elegan."

Hah? Jadi keponakan-nya itu baru saja memuji seekor kuda dengan satu tanduk? Apa katanya tadi? Cantik? Cute? Elegan? Haish! Keponakan-nya itu bahkan nggak pernah memujinya cantik, cute atau bahkan elegan. Jadi Samantha kalah dengan seekor kuda bertanduk satu yang bahkan belum tentu ada di dunia ini, nih? Yang benar aja dong!

"Elegan? Kok bisa?"

"Ih! Auntie! kalau di film barbie kan unicorn-nya elegant! Kebayang deh kalau dijemput sama pangeran naik unicorn!"

UHUK! Samantha sukses terbatuk-batuk. Betulan batuk. Apa-apa? Pangeran? Astaga-astaga! Keponakan-nya itu bahkan baru berumur delapan tahun! "Nggak ada pangeran naik kuda, Sayang. Jaman sekarang ya kamu sendiri yang naik kuda. Nungguin pangeran berkuda mau sampe nenek-nenek juga nggak bakal ada kaleeee!"

"Masa? Uncle Josh kan juga pangeran-nya auntie. Bedanya dia naik mobil, bukan kuda, apa lagi unicorn." Celoteh keponakan-nya itu sambil mulai memencet squishy berbentuk donat miliknya.

Aih! Josh.

Bicara soal Josh, Samantha sudah berhasil untuk mengabaikan semua pesan-pesan Josh satu hari ini. Wait, lebih tepatnya baru lima jam. Samantha sengaja nggak menjawab ucapan keponakan-nya itu dan hanya mengerucutkan bibir.

"Auntie!"

"Hm?"

"Auntie kapan nikah-nya sih? Bella kan mau punya dede bayi!" Ucap bocah itu sambil mengerjapkan mata menatap lekat-lekat auntie-nya yang juga sedang memberi tatapan tajam padanya.

"Minta sama mami kamu gih!" Jawab Samantha akhirnya sebelum kembali membuka laptop dihadapan-nya. Ih, nikah? belum nikah aja udah nyaris gila karena tekanan batin. Gimana kalo udah nikah? Selama Josh masih betah jadi makhluk paling nyebelin di muka bumi ini, gue ogah banget nikah sama dia!

The Morning AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang