Love Reincarnation

6

" Dulu...dulu sekali...sejak dari kecil, Jackson selalu melihat kedua orangtuanya bertengkar. Apalagi, ia juga tahu, kalau ibunya menghianati ayahnya. Ibunya pergi meninggalkan ayahnya dan lebih memilih menikahi manusia. Jadi, ia punya masa lalu kelam dengan sosok wanita. Apalagi, dengan wanita yang ada di dunia manusia".
" Jadi begitu...".
" Maka dari itu...tiap kali dia menjalin hubungan dengan perempuan, dia selalu saja membuat mereka terpancing dengan kata-kata manisnya, lalu, ia ambil jantung wanita itu".
" Untung saja, neneku tidak terperdaya olehnya".
" Dia ketakutan dengan nenekmu, dia tahu, kalau dia akan mengalami suatu kejadian buruk bila mendekati nenekmu, ternyata benar, ia terperangkap dalam botol. Aku mengetahuinya, dan aku tetap di Bumi, menunggu sampai tuanku bebast".
" Tapi, kenapa dia tidak takut padaku?".
" Karena, kau belum menunjukkan kemampuan indigomu!".
" Kemampuan indigo?!".
" Ya, dari auramu sudah terlihat bahwa kau mewarisi kemampuan indigo dari nenekmu. Malahan lebih kuat dari nenekmu".
" Benarkah?".
" Ya itu betul sekali".
" Tunggu sebentar, sebenarnya, kau ini berpihak pada siapa?, kenapa kau malah memberi tahuku kalau aku punya kemampuan indigo?".
" Aku hanya ingin tuan Jackson segera mendapatkan jantung yang ia butuhkan, kemudian, dengan bantuanmu, kau bisa menyembuhkan tuan Jackson dari traumanya pada wanita. Apalagi, ia adalah calon raja di dunia siluman. Ia butuh pasangan".
" Oh jadi begitu".
" Yap, aku sangat percaya dan bergantung padamu, tapi, jangan usir kami!".
" Bilang pada tuanmu agar tidak membunuh temanku, dia akan kucarikan jantung".
" Baiklah".
" Satu lagi, bangunkan kembali mereka dan buat mereka lupa, apa yang terjadi sebelumnya".
" Baiklah".
" Kau itu memang tangan kanan yang setia".
" Terima kasih".
" Kalau aku jadi Jackson, pasti aku beruntung punya tangan kanan sepertimu".
" Tidak juga". Eduardo mulai tersipu malu dan mulai konsentrasi untuk membangunkan orang-orang yang tertidur disana.

Senang sekali rasanya menggoda Eduardo, bagi Paris. Tapi, ada yang aneh, ia merasakan getaran aneh saat melihat Eduardo. Apalagi, kulit Eduardo berbeda dari kulit orang Amerika pada umumnya. Wajahnya yang tampan dan postur badannya yang tinggi besar, menjadi nilai plus dimata Paris.

Ia mulai menyimpulkan, bahwa ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Sebelumnya, tak ada seorang pria manapun dari dunianya yang mampu membuatnya seperti ini. Soalnya, tiap kali ia naksir, selalu saja, pria itu menarik diri. Entah apa sebabnya, Paris juga tak mengerti.
Tapi, hanya Eduardolah yang mampu membuat ia jatuh hati.

Ia ingin jadi pendamping hidup Eduardo dan tak peduli apa pun wujud Eduardo. Ia merenung sejenak dan membayangkan berkeluarga dengan Eduardo.

Tiba-tiba saja, ia dikagetkan panggilan dari Eduardo. Semua lamunannya terbuyarkan.

" Paris!".
" Ya?".
" Maaf"
" Ada apa?".
" Aku tidak bisa membangunkan mereka sekarang".
" Kenapa".
" Hipnotisku sudah merasuki mereka".
" Lalu?".
" Begini, tenanglah, mereka akan terbangun sebentar lagi, tadi kadar hipnotisku sudah sedikit kukurangi".
" Oh begitu...".

Sementara itu, di kamarnya, Jackson merasa bosan dan ingin menemui tangan kanannya. Ia pun keluar kamar. Lalu, berjalan melewati koridor, tiba-tiba langkahnya terhenti di depan UKS. Ia melihat bahwa Eduardo berciuman dengan Paris.

" HEI KALIAAAAN!".

Eduardo dan Paris terkejut. Eduardo langsung menjelaskan semuanya kepada Jackson. Ia menjelaskan, bahwa ciuman itu tidak disengaja.

" Semuanya terserah pada kalian, aku hanya ingin pesan, bahwa jangan sampai kalian bermesraan lagi di tempat umum".
" Dan kenapa dengan semua orang ini?". lanjut Jackson.

Eduardo langsung menceritakan semuanya. Ia bercerita bahwa tadi, semua orang itu akan mengusir Jackson dan dirinya. Orang-orang itu terpengaruh kata-kata Paris.

Jackson langsung marah besar. Terjadilah adu mulut antara Paris dan Jackson. Eduardo hanya bisa diam. Tapi, ada yang membuat Eduardo terkejut.

Jackson menangis di depan Paris. Paris yang melihatnya juga bingung. Makin lama, Jackson kehilangan kesadaran dan pingsan.

                BAB 6 SELESAI