-SECOND-

47.7K 1.7K 6
                                    

Cklek!

Seorang wanita melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Rhea!" panggil Dirga -Papa Rhea- dengan tegas.

Rhea menghentikan langkahnya. Menoleh menatap pria paruh baya yang telah membesarkannya, mengangkat sebelah alisnya. "Ada apa?"

"Duduk dulu, Papa mau bicara sesuatu hal padamu." Dirga berusaha menormalkan suaranya, tak ingin terlalu keras pada anaknya yang satu bulan ini tak pulang.

Rhea menghela nafas, jengah. "Tapi Rhea mau istirahat, Pah. Badan Rhea pegal semua."

"Hanya sebentar, sayang." bujuk Lena -Mamah Rhea- dengan amat lembut.

Dengan terpaksa Rhea melangkahkan kakinya menuju orang tuanya. Duduk di salah satu sofa panjang tepat di depan Papanya. Lena dengan cepat mendekati Rhea, duduk di sebelahnya.

Setelah duduk, Rhea mulai membuka topik yang sudah ia ketahui sejak tadi. "Harus berapa kali Rhea bilang sih Pa? Rhea itu nggak mau dijodohin." Rhea terlihat kesal. "Keputusan Rhea udah bulat, Rhea menolak."

"Sayang, setidaknya kamu bisa mengenal lelaki itu dulu sebelum menolaknya." Lena berkata dengan lembut sambil mengelus bahu Rhea.

"Mengenalnya? Udah jelas-jelas kita, aku dan dia itu sama-sama menolak. Lalu mengenal yang bagaimana mau Mama?" tanya Rhea jengah.

"Kalian bahkan belum pernah bertemu, Rhe."

Rhea hanya diam, membuang pandangan dengan jengah.

"Kenapa sih kalian berdua itu selalu tidak datang saat kita mengadakan pertemuan? Setidaknya temui dia. Baru kamu bisa memustuskannya, Rhe." Lena terlihat frustasi.

"Jangan bilang kamu tidak tahu namanya sama sekali, Rhea?" tanya Dirga penuh selidik.

"Menurut Rhea itu nggak penting."

Dirga dan Lena menghela napas, lelah. Kenapa Rhea begitu keras kepala sih?

Mereka pikir menjodohkan anak akan mudah, ternyata sesulit ini. Mereka juga sudah memaksa Rhea dengan berbagai cara, tapi hasilnya? Nihil. Ini bahkan sudah 3 bulan, tapi tidak ada perubahan. Rhea tetap menolak.

"Rhea, Mama mohon. Pikirkan sekali lagi, Rhe." pinta Lena.

"Rhea tetap pada keputusan Rhea Ma." kekeuh Rhea.

Dirga menghela napas. "Lusa mereka akan datang melamarmu. Tidak ada penolakan." ucapnya final, setelah itu bergegas meninggalkan Rhea yang syok ditempatnya.

"H-hah?!"

Lena menatap Rhea lekat. "Ini yang terbaik untuk kamu, Rhea." kata Lena dan bergegas meninggalkan Rhea.

Rhea mematung. Apa? Lusa?

"Shit!"

Benar-benar! Apa orang tuanya sudah gila?

Jika perjodohan itu tetap berlangsung, bagaimana dengan bayinya? Apakah orang tuanya dan keluarga pria itu mau menerima Rhea apa adanya?

Because Of Accident Or Matchmaking?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang