Seorang gadis terlihat sibuk berkutat di dapur sebuah cafe yang akhir-akhir ini sedang booming. Letaknya memang berada di sekitaran kampus, tidak mengherankan jika pengunjungnya lebih didominasi oleh para mahasiswa. Namun, tidak sedikit juga para pegawai kantoran yang ikut andil memenuhi cafe saat jam makan siang.
Helena's Cafe and Resto, begitu nama yang tertulis pada papan besar di pagar pembatas balkon lantai dua.
"Pancake 2, nachos, onion ring, lemon tea 2, hot chocolate 1, caramel macciato 1." seorang pria muda membacakan list pesanan pengunjung dan menempelkan note pesanan tersebut pada pinggir meja tempat baki.
Semua berkerja sesuai dengan bagiannya masing-masing. Seperti gadis tadi yang ada di bagian pembuatan pancake. Pancake buatan gadis itu memang terkenal enak, terbukti dengan pengunjung yang selalu ramai untuk memesan pancake buatannya. Bukan hanya pancake, beberapa daftar menu pun gadis itu kuasai.
Gadis dengan rambut bit brownis itu meletakan pancake yang sudah siap disajikan pada sebuah nampan, dan segera dibawa oleh waiters.
Hari itu hari Selasa, cafe belum ramai. Jam menunjukan pukul 08.43 AM, sudah 43 menit sejak cafe buka. Baru terdapat beberapa mahasiswa yang terlihat sibuk dengan laptopnya, dan juga segerombol siswa berseragam SMA yang berkemungkinan besar membolos.
Gadis tadi menyenderkan tubuhnya pada kitchen set di belakangnya. Memijat pelipis yang tiba-tiba nyeri itu.
"Kenapa Bos?" tanya seorang gadis lain dengan cemas.
Refleks gadis tadi mendongakkan kepalanya. "Eh, Dini."
"Kenapa? Sakit?" Gadis bernama Dini itu kembali bertanya.
"Nggak papa kok, Din. Cuma pusing dikit aja."
Seorang pria mendekat. "Mba Dini, itu Si Bos kenapa?"
Dini menghela napas. "Pusing katanya."
"Udah, udah. Aku nggak papa kok."
"Kalau pusing mending istirahat deh." Dini menyarankan. "Jadi bos itu tinggal enak-enakan, bukannya malah ikutan kerja gini."
"Nah, betul tuh. Lagian karyawan juga kan banyak, Bos." pria tadi membenarkan.
Sudah sering Dini dan karyawan lainnya menegur bos cantik mereka itu, namun tak pernah dihiraukan.
Gadis yang tak lain dan tak bukan owner Helena's Cafe and Resto itu menghela napas. "Kalian ada yang punya obat sakit kepala nggak?"
"Nggak ada, Bos. Mau dibeliin di apotek depan?" tawar Dini.
"Nggak usah Din, aku bisa beli sendiri kok. Kalian balik kerja aja." gadis itu pun berlalu keluar dari dapur.
Gadis itu menahan pusingnya dengan sekuat tenaga. Semakin dia memaksakan dirinya berjalan, pusing itu semakin mendera. Tangan gadis itu terulur hendak mendorong pintu cafe, namun sebelum pintu terbuka tubuh gadis itu justru sudah tumbang.
"Ya ampun! Itu mbaknya kenapa?"
"Astaga!"
Pengunjung pun memekik kaget. Berlari mendatangi gadis itu dan mencoba membangunkannya.
"Mbak! Bangun, Mbak!"
"Mbak! Mbak kenapa, Mbak?!"
"Bangun, mbak!"
Suara pengunjung yang riuh membuat semua yang ada di dapur segera berlari keluar.
"Bos?!"
"Astaga! Bos, kenapa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Accident Or Matchmaking?
RomanceKarena kecelakaan satu malam atau karena perjodohan? Seseorang yang menghindari sebuah perjodohan dengan melarikan diri ke club, dan berakhir dengan diperkosa oleh orang yang akan dijodohkan dengannya? Bah! Takdir sungguh sedang mempermainkan. Jadi...