06 ulah(dua)

425 10 1
                                    

Yoona keluar dari kamarnya, siapa yang sangka pagi-pagi begini gadis itu sudah rapi dengan seragam sekolahnya, biasanya jam segini yoona masih berada dibalik selimut bermalas-malasan bahkan untuk pergi sekolah saja membuat klarissa harus membangunkan yoona secara paksa, dan lihatlah hari ini yoona tengah duduk manis dimeja makan bersama kedua orang tuanya.

"Gimana baju sama cincinnya sudah selesaikan?" Tanya klarissa membuka pembicaraan yoona mendengus kesal pagi-pagi begini kenapa harus mengungkit hal itu.

"Ah, sepertinya sehun sudah berhasil membuatmu sedikit berubah" tuan Im membuka suaranya tapi masih fokus membacara koran.

"Sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu,," ucap yoona tampa berhenti memberi selai choklat dirotinya.

"Tanyakan saja," jawab tuan Im

Yoona menarik nafas dalam lalu menghembuskannya kasar "kenapa papa memutuskan hal sebesar ini untuk hidupku?, apa perusahan papa sedang mengalami masalah?" Tanya yoona, Tuan Im meletakkan koran yang ia baca lalu menatap putrinya,

"jadi kau berfikir yang kau alami saat ini sama seperti difilm-film?" Tanya tuan Im yoona mengangkat kedua bahunya.

"Mungkin saja, aku bahkan tidak tau, kenapa papa dan mama melakukan ini padaku." ucap yoona, Tuan Im mendesah, ia tau cara menghadapi putrinya ia harus tetap tenang jika amarah yang ia lihatkan yoona tidak akan menyukainya. dan Tuan Im sangat tau jika ia menggunakan amarahnya untuk menghadapi sikap yoona maka yoona akan semakin melawannya.

"Sayang, bisakah kau membuat mama dan papamu sedikit bahagia?" Klarissa membuka suaranya, yoona mengangkat sebelah alisnya.

"Ah..mama dan papa hanya ingin yang terbaik untukmu jadi bisakah kau menerima apa yang sudah dipilihkan untukmu, semua juga demi kebaikanmu sayang" ucap klarissa,

"Yoona butuh alasan ma, bukan hanya menerima." Ucap yoona Tuan Im mendesah.

"papa dan mama sudah berjanji akan menikahkan kamu dengan sehun, dan papa harus menepati janji itu." Yoona belum puas mendengar alasan yang diberikan papanya ia butuh alasan atau sebuah bukti yang bisa membuat ia menerima pernikahan ini walaupun terpaksa, atau mungkin bisa membuatnya menolak pernikahannya.

"Apa ada bukti Yang bisa yoona lihat seperti, sebuah kertas?" Tanya yoona kini matanya menatap mata hitam ayahnya,

"Untuk apa sebuah bukti?"

"Karna yoona merasa, yoona perlu sebuah bukti."

"Sayang apakah alasan yang papamu itu berikan belum cukup, mama dan papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu."

"Dengan cara menikahkan yoona. ma, yoona masih muda, perjalanan yoona masih panjang. Yoona..."

"Karna perjalanan hidupmu yang masih panjang, karna itu papa memutuskan kamu harus menikah sama sehun, papa tidak mau ada penolakkan lagi kamu mengeti." Ucap tuan Im, berlalu dari hadapan yoona, yoona menatap ayahnya dalam ia tau ada yang disembunyikan ayahnya darinya.

"Pa, yoona mau terima pernikahan ini tapi ada syaratnya." Ucap yoona tuan Im menghentikan langkahnya ia menatap putrinya.

"Apa syaratnya." Tanya tuan Im,

"Yoona mau papa balikin kunci motor yoona, terus yoona mau yoona kembali masuk karate."

"Cuman itu?" Tanya tuan Im menaikkan sebelah alisnya

"Ya hanya itu, karna syarat yang lain yoona akan bicarakan pada sehun." Ucap yoona,
"Sayang apa yang kau pikirkan?" Tanya klarissa menatap putrinya penasaran.

"Bukan apa-apa mah, papa setuju?"

"Baiklah, ma berikan kuncinya pada yoona," ucap tuan Im lalu berlalu pergi.

APA??? NIKAH!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang