VII. Jumpa Camer [LeoN]

560 57 19
                                    


***


" Kakak! Kami pulang! " Hakyeon terperangah mendengar suara adik bungsunya, yang kemudian disusul sang adik sulungnya dengan suara cemprengnya. Hakyeon memukul-mukul bahu Taekwoon memintanya berhenti. Setelah sadar Taekwoon beranjak dari menindihi Hakyeon. Hakyeon bergegas mengambil baju-bajunya. Ia mendorong Taekwoon dari ranjangnya.

Cklek.

" Hai," Hakyeon tersenyum begitu lebar. Pintu kamarnya hanya ia buka sedikit, hanya menampakkan wajahnya, tanpa memperlihatkan isi ruangannya, apalagi dengan keadaan ranjangnya yang berantakan. " Kalian sudah pulang ya? " lanjutnya lalu menatap empat paper bag ditangan Hongbin dan tiga paper bag di tangan Jaehwan.

" Kami tadi pergi ke ministore langgananmu dan melihat produk baru, kami membeli play nail ini satu set, isinya delapan warna, kau pasti suka, dan lagi-" Hakyeon mengambil paper bag kecil yang diangkat Hongbin tanpa membiarkan dia menyelesaikan penjelasannya yang seperti SPG itu.

" Terima kasih sudah membelikanku, nanti aku ganti uangnya. "

" Itu-"

Bbam!

Hongbin mengatup kedua bibirnya yang terbuka karena masih ingin bicara. Jaehwan menyentuh bahu adiknya itu yang masih menatap terpaku pintu kamar kakaknya berwarna pink yang tertutup. " Sudah ku bilang tidak ada untungnya membelikannya. Ayo,"

" Sungguh kakak yang tidak tau terima kasih," Hongbin mengetatkan bibirnya, menatap geram pada pintu kamar Hakyeon, lalu mengikuti Jaehwan pergi ke kamar mereka.

***

" Kau bisa pulang sendiri kan? " tanya Hakyeon, mengingat ini sudah tengah malam. Bus pasti tidak ada yang lewat, sedangkan taksi, ya. Semoga saja masih ada ajussi diluar sana yang masih bergadang dengan berkeliling mencari penumpang untuk taksinya. Taekwoon mengangguk. Dia sudah diluar pagar rumah Hakyeon. Sedangkan Hakyeon didalam karena Taekwoon yang menahannya.

" Kau sendiri tidak apa-apa kan? "

" Aku baik-baik saja. Aku akan menunggumu sampai taksinya lewat,"

" Tidak usah, kau masuk saja. Nanti ada yang melihat kita,"

" Bagaimana kalau kau dirampok? "

" Aku tidak bawa apa-apa, apanya yang mau dirampok? " Hakyeon mencebikkan bibirnya.

" Ya sudah," lalu tersenyum dan memajukan wajahnya. Taekwoon dan Hakyeon memejamkan mata lalu saling mendekatkan bibir mereka.

" Ekhm! "

Wajah mereka berhenti, bahkan sebelum bibir mereka bertemu. Hampir. Tinggal setengah senti. Tapi suara deheman yang entah darimana datang mengganggu keromantisan dua sejoli yang baru beranjak dewasa itu. Hakyeon membuka matanya. Diikuti dengan Taekwoon kemudian yang menatap terpaku ke arah belakang Hakyeon.

" Sayang, siapa yang ada di belakangku? ", tanya Hakyeon, dia belum siap menoleh. Hakyeon berdenyit dan melirik ke kanan, karena suara deheman yang tak asing itu sepertinya berasal dari balik badannya. Taekwoon menelan ludahnya. Matanya mengerjap kaku dan pandangannya tak bergerak kemana-mana. Nafasnya tercekat. Dan dengan susah payah, dia membuka mulutnya, menjawab pertanyaan Hakyeon.

" Calon... mertuaku,"

Hakyeon hening sejenak. Mengernyitkan alisnya memahami ucapan Taekwoon. Ada yang tidak beres. Bahkan dilihat dari reaksi Taekwoon, dia lebih shock dari melihat hantu. Hakyeon memutar kepalanya dengan ragu. Perlahan-lahan, dan dengan hati-hati. Lalu tampaklah sosok berdiri dua meter dibelakangnya, tepat didepan teras rumahnya.

💏THE UKES WHO WANT TO GET MARRIED🎎[VIXX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang