II. Appa Posesif [LeoN]

807 71 45
                                    

Taekwoon mematikan lampu diatas nakas. Ia memeluk Hakyeon dalam ruangan yang sekarang gelap gulita itu. Sebenarnya ia lebih nyaman tanpa lampu. Tapi Hakyeon takut gelap. Jadi dia harus mengalah.

Ia kembali menggerakkan diri sepelan mungkin. Semakin waktu ia semakin nyaman didalam Hakyeon karena tubuh itu sudah terbiasa menerimanya sepenuhnya.

Hakyeon pasrah. Ia tahu kemungkinan terburuk dari malam ini. Tapi Taekwoon sudah membuatnya tenggelam dan tidak bisa menahan semuanya yang sudah mereka mulai sejak awal.

Ia mengerang pelan saat sang kekasih diatasnya menggigit dadanya. Mungkin dia menggeram karena bagian tubuhnya itu semakin bertumbuh dengan baik karena sentuhannya juga.

Lagi dan lagi Taekwoon mendorong dan memberi tekanan secara berkala, sampai ia merasa sudah cukup untuk melewatkan malamnya dan Hakyeon juga tak sekuat di awal percintaan mereka.

Hakyeon menghela nafasnya sedalam mungkin saat Taekwoon menarik diri dan berpindah ke sampingnya, menggunakan lengannya untuk ditiduri oleh kepala Hakyeon dan menatap kekasihnya intens.

Mereka tersenyum, lalu Taekwoon mendaratkan sebuah kecupan singkat. Berterima kasih sekaligus bersyukur memiliki kekasih seperti Hakyeon yang selalu bisa menenangkannya.

Ya. Untuk saat yang paling rumit jika ia mengalami masalah dikantor hal ini sangat berguna untuk membangkitkannya kembali, menyemangatinya untuk kembali bekerja dan melupakan masalahnya.

" Sayang.."

" Engmm.."

Hakyeon sama sekali tak menoleh, hanya menjawab dengan sebuah gumaman. Lalu Taekwoon kembali menenggelamkan wajahnya ke leher Hakyeon, dan memeluknya lebih dekat.

Hakyeon memegang pundak Taekwoon dan menjauhkan wajahnya dari tubuhnya.

" Sayang jam berapa sekarang? ", tanyanya. Taekwoon menatap Hakyeon sejenak, lalu mengambil ponselnya diatas nakas.

" Jam 12,"

Hakyeon tersentak, ia mengubah posisinya yang awalnya berbaring menjadi duduk. Ia menatap Taekwoon yang saat ini menopang kepalanya dengan tangannya dan menatapnya.

" Kenapa? "

" Taekwoonnnnn.. kau sudah berapa lama jadi pacarku?????!! ", Hakyeon bergegas mengambil pakaiannya yang berhamburan di lantai dan mengenakannya.

Energinya kembali terisi penuh entah bersumber darimana seketika mengingat kalau dia tidak boleh pulang lewat jam 12 malam apalagi kalau sampai tidak pulang. Taekwoon juga yang akan jadi korban karena diinterogasi habis-habisan oleh sang ayah.

Hakyeon mengambil ponselnya dan bergegas mengirimi pesan pada kedua adiknya.

Bilang pada appa aku terlambat pulang, Taekwoon kena razia!

***


Jaehwan dan Hongbin, yang berada dikamar masing-masing sama-sama menatap ponselnya yang masuk pesan. Padahal Jaehwan sudah hampir masuk ke alam mimpi sedang Hongbin baru saja selesai mengerjakan PR.

***


" Lihat saja, kau akan mati! ", ujar Hakyeon sekeluarnya dari mobil Taekwoon setiba dihalaman rumahnya.

" Seharusnya kita tidak usah pulang sekalian," jawab Taekwoon yang mengikuti Hakyeon berjalan ke pintu.

" Kau ingin aku dibunuh, Jung Taekwoon? "

Hakyeon mengetuk pintu dengan pelan. Bukan karena dikunci sehingga dia tidak bisa masuk ke rumahnya sendiri, tapi situasi akan lebih dingin jika sang appa yang membukakannya dan memutuskan dia boleh masuk atau tidak.

" Ah.. apa mereka semua sudah tidur? ", keluh Hakyeon karena ketukannya sama sekali tak menghasilkan respon.

" Sayang sudahlah, kau tidur dirumahku saja," ajak Taekwoon.

" Diam! "

Hakyeon mengintip melalui jendela, lewat sela-sela tirainya. TV masih menyala. Ia tahu biasanya appa-nya akan tidur larut malam karena ingin menonton bola live yang selalu disiarkan tengah malam.

Tak lama kemudian ia mendengar suara ceklekan pintu. Pintu depannya terbuka. Hakyeon tersenyum kaku, berusaha memasang wajah terbaik namun penuh penyesalan.

Kemungkinan ia tidak dimarahi hanya 99 banding 1%. Salahkan Taekwoon yang tidak menuruti ucapannya sedikitpun. Jadi jika appa-nya memarahi Taekwoon ia tidak mau ikut campur.

" Appa, maaf aku pulang terlambat. Taekwoon sedang banyak kerjaan dan lagi tadi ada razia jadi memakan banyak sekali waktu,"

" Pertama, bukankah jam pulang kantor pada hari weekend selalu lebih cepat? Dan kedua, tidak ada razia dihari sabtu,"

" A-ada.. razia.. narkoba mendadak. Iya kan Taekwoon? "

" Iya.. appa," sahut Taekwoon setelah Hakyeon memberikan kode lewat kontak mata.

Inguk menghela napas, lalu menghadapkan badan ke Taekwoon.

" Kau! Seberapa serius kau dengan anakku sampai berani membawanya pulang tengah malam? "

" Appa, ini belum tengah malam, belum jam 12," Hakyeon membela sebisanya. Jika tidak mempan sisanya ia serahkan pada Taekwoon.

" Ini jam 11 lewat 45 menit, Seo Hakyeon! "

Hakyeon memundurkan kepalanya dan membelalakkan matanya ketika sang appa mendekatkan arlojinya ke matanya.

" Jawab pertanyaanku, anak muda! "

" A.. serius. Sangat serius, appa,"

Hakyeon menatap Taekwoon karena nada bicaranya terdengar tak percaya diri tapi wajahnya tampak serius.

" Appa, appa kan tahu aku dan Taekwoon sudah berhubungan sangat lama. Dia pasti serius padaku--"

" Diam! "

Refleks mulut Hakyeon mengatup dan menunduk ketika sang appa menekaknya. Inguk kembali menghadapkan wajahnya pada Taekwoon.

" Kalau begitu, apakah kau bisa menghadiri pertemuan jamu makan dirumahku besok? Kita bicara sebagai laki-laki. Bagaimana? "

" Tapi besok Taekwoon bekerja, appa. Dia punya klien yang harus dia temui. Iya kan, Taekwoon? ", Hakyeon melebarkan matanya seolah kode untuk Taekwoon.

" A.. "

" Bekerja di hari minggu? ", mata Inguk menyipit pada Hakyeon.

" Emm.. i-iya. Tapi tidak bekerja di kantor, dia menemui kliennya ditempat wisata agar pembicaraan mereka lebih santai. Taekwoon itu workaholic appa, dia tipe orang yang sangat pekerja keras dan akan menomorsatukan pekerjaannya,"

" Kalau begitu dia akan lebih mementingkan pekerjaannya dibanding dirimu, bukan begitu? "

" Appaaaa... apa yang appa bicarakan? Ini sudah malam biarkan Taekwoon pulang! "

" Masuk, Seo Hakyeon! "

" Tapi, appa--"

" Masuk atau kau tidak boleh keluar lagi dengannya! "

" Aku ini bukan Hongbin! Aku sudah 21 tahun!!! ", Hakyeon terpaksa menuruti appa-nya karena sang appa terus mendorongnya paksa masuk kedalam rumah.

Tbc⚤

[Update 2018.04.09 09:49 AM - WIB]

💏THE UKES WHO WANT TO GET MARRIED🎎[VIXX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang