Chapter 3 | Angkot

9.6K 508 72
                                    


Tak lama, Talia bergegas pergi meninggalkan kelasnya untuk menemui Revan yang sudah menunggu dia di parkiran.

Namun, Kejadian tak terduga terjadi menimpa nya. saat Lia memasukan HP miliknya kedalam saku, Lia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan dengannya.

Bukk!!!

Suara itu terdengar jelas di sana, sepertinya Lia telah menabrak dada seseorang yang tanpa dia sadari berada di hadapannya hingga jika siapapun yang mengalami kejadian itu akan sedikit marah.

"Kalo jalan itu ..." bentakan nya terhenti ketika dia telah melihat wajah Lia.

"Sorry-sorry." Lia meminta maaf dengan kedua tangan yang menunjukan meminta ampun.

"Iya, gak apa-apa. Kamu murid baru?" tanya sang pria di hadapan Talia itu.

"I-iya," jawab Lia tampak sedikit gelisah.

"Pantes aku gak kenal. Kenalin, aku ANDRA anak kelas XII IPA-1. Ketua OSIS di sekolah ini." Andra menjulurkan tangannya. "Nama kamu siapa?"

"Talia," jawab Lia tanpa membalas juluran tangan Andra.

"Kelas berapa?" tanya Andra dengan penasaran, terlihat dari matanya yang mulai menyipit.

"Sorry kak, aku ada perlu." Lia pamit meninggalkan Andra.

"O-ke," jawab Andra dengan kesal terus memperhatikan Lia.

***

Di parkiran, Revan masih menunggu Lia dengan meneguk sebotol minuman dingin rasa jeruk yang dibelinya dari kantin.

"Gue lama, ya?" tanya Lia yang baru saja datang.

"Enggak," jawab pria tampan yang sedikit tersenyum itu.

"Sekarang, lo ngapain nyuruh gue ke sini?" Lia menggenggam kedua Tali tas abu-abunya.

"Cuma mau nanya," sahut Revan mulai berdiri dari duduknya.

"Nanya apa?"

"Boleh? Gue anter lo pulang?" tanya Revan dengan percaya diri bahwa Lia akan mengikuti ucapannya.

"Lo nyuruh gue dateng kesini cuma buat nanya itu doang? Gak usah! Gue bisa sendiri." ketus Lia menolak ajakan Revan.

"Kenapa?"

"Gue masih punya kaki!" Lia mengelak dari pertanyaan Revan. Entah apa alasan Talia menolak ajakan pria yang baik padanya saat itu.

Lia pergi meninggalkan Revan, lalu menunggu angkot sembari berjalan pulang. Di saat Lia berjalan menunggu angkot, tak disangka Revan mengikuti nya dari belakang.

"Lo ngapain ngikutin gue?" tanya Lia dengan membalikan badan.

"Kan gue mau nganter lo pulang."

"Gak usah!" Lia berbalik badan untuk lanjut berjalan.

"Terserah lo mau ngomong 'gak usah atau gak mau' beribu kali pun! Yang gue denger akan tetep kata mau!!!" pekik Revan dari belakang.

"Gila lo, ya?" tanya Lia.

"Mungkin iya." Revan terus saja menyahut.

Karna begitu kesal, Lia lalu membalikan badanya lagi, tak disangka, tubuh Revan sudah tepat berada di belakang Lia. Jaraknya begitu dekat hingga saat Lia membalikan badan yang niat awalnya ingin memarahi Revan, tetapi dia justru malah menabrak tubuh sang Revan hingga mereka berhadapan begitu dekat. Mata Revan menatap tajam kedua bola mata Lia. Suasana jalan di trotoar menjadi begitu hening dan sepi, mereka seperti mempersilahkan keduanya untuk saling bertatap mata satu sama lain.

Talia Meriana [Versi Lama] [Dreame]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang