Chapter 2 | Botol Minuman

11K 610 106
                                    

"Bagai satu titik hitam di tengah lembar kertas putih, kau mampu mengalihkan pandangan ku sejak pertama kali kita bertemu."

paizalanwar
___________________________

Dilapangan basket, tampaknya Lia sudah mulai kelelahan dengan semua hukuman yang diberi Bu semok tadi.

"Huft." Lia menghela nafas. "Capek juga lari kaya gini." Keluhnya dengan menyelonjorkan kedua kakinya diatas anak tangga. Tiba-tiba saja, seseorang menyampakinya.

"Hei, gak capek?" tanya-nya sambil duduk di samping Lia.

"Elo?" kaget Lia keheranan.

"Iya, Gue Revan," ucapnya. "Kenapa lo tadi ada di kantor?"

"Ohh, tadi gara-gara gue nampar Naumi."

"Berani juga ya lo." Revan berbicara seperti tak percaya.

"Cuma pengecut yang takut sama dia!"

"Jadi lo gak takut?"

"Buktinya, gue nampar dia."

Revan hanya tersenyum tipis. "Lo murid baru ya?"

"Iya, kenapa?"

"Nama lo siapa?" tanya Revan.

"Talia, panggil aja gue Tata, kalo nggak panggil Lia."

"Nama yang keren, nih buat lo, lari keliling lapang basket pasti bikin lo haus." Revan memberi Lia sebuah botol minuman yang diletakan di samping sebelah kirinya.

"Gak usah. Gue gak capek," tolak Lia.

"Heh, yang lo kelilingin ini lapangan basket, bukan lapangan catur, mustahil lo gak capek!"

"Catur itu papan kali, lagian Gak usah so baik deh sama gue."

"Serah lo deh, gue ke kelas dulu. Gue cuma dikasih waktu lima menit buat nyamperin lo," ucap Revan lalu pergi meninggalkan Lia sendirian.

"Nyamperin gue?" gumam Lia. "Cowok itu siapa sih, masa dia cuma mau nyamperin gue? Kenal juga enggak." Batin Lia.

Tampaknya Lia penasaran dengan sosok Revan yang baik padanya hari itu.

***

Di Kelas XI IPS 2 proses belajar tampaknya masih berlangsung, terdengar suara Pak Hilman di dalam kelas oleh Lia dari koridor.

"Baik, bapak punya tugas buat kalian" ujar Pak Hilman dari dalam kelas.

"Permisi pak." tukas Lia memotong pembicaraan Hilman "Izin masuk."

"Yasudah, cepat masuk"

Lia memasuki kelasnya saat itu, dilihatnya Revan yang sedang menulis di buku dengan Jono temanya.

"Van, itu cewek yang bikin rusuh kelas ini tadi." kata Jono berbisik ditelinga Revan.

"Siapa?" Revan melihat Lia yang berjalan mendekat dan duduk di sampingnya, tak disangka bangku kosong yang asalnya tempat Asep duduk kini di tempati Talia.

"Cantik cantik biang onar." Jono menjelek jelekan Lia saat itu.

"Kaya lo gak pernah bikin onar aja." omel Revan menatap sinis wajah Jono.

"Ya, sorry." Jono tampak tak berkutik di omel Revan seperti itu.

Kreet!! Revan menggeser kursinya agar dapat berbicara dengan Lia.

Talia Meriana [Versi Lama] [Dreame]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang