"Menurut Nick (2002) keluarga harmonis merupakan tempat yang menyenangkan dan positif untuk hidup, karena anggotanya telah belajar beberapa cara untuk saling memperlakukan dengan baik. Anggota keluarga dapat saling mendapatkan dukungan, kasih sayang...
"Selamat paaagggiiihhhhhh," Ucapan yang selalu gue lontarkan di depan jendela setiap bangun pagi sambil merentangkan tangan.
"Tumben deh ga ada yang ribut bangunin jam segini," Jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi.
Dengan malas gue nyibak selimut untuk cuci muka dan gosok gigi, setelahnya gue segera keluar kamar. Gue menatap pintu-pintu abang dan cici yang masih tertutup, tandanya mereka belum bangun.
"Tumben-tumbenan weekend gini sepi" Gue melangkah turun kebawah.
Tok tok tok
"Papaaaa??" Kepala gue mengintip ke dalam kamar papa, mengecek apakah doi udah pulang atau belum. Dan ternyata doi udah duduk aja di sofa kamar dengan kerjannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Haiii, pagi Byeol." Papa tersenyum
"Byeol kira papa belum pulang," Gue langsung masuk dan duduk disamping papa.
"Papa pulang tengah malam, lagian kalian tumben udah pada tidur aja."
"Iya nih, abang sama nci lagi sibuk semua. Semalam pulang-pulang langsung pada tidur, Byeol kan jadi ikutan ngantuk," Gue menyandarkan diri di bahu papa.
"Sekarang mereka belum bangun?" Gue geleng.
"Mau dibangunin gak?" Tanya papa lagi.
"Jangan deh pa, kasihan. Abang tiap hari pulang larut karena tugas sekolah ditambah praktek-praktek, nci lagi sibuk latihan buat perlombaan basket dua minggu lagi, mereka jadi kurang tidur." Papa ngangguk paham.
"Berarti Byeol sepi dong dirumah,"
"Iya, tapi kadang Byeol bawa temen sih,"
"Minta mereka nginep aja Byeol, kan banyak yang biasa nginep."
"Nanti deh kalo Byeol bener-bener kesepian." Papa ngusap kepala gue.
"Kalo gitu weekend ini kita jalan-jalan gimana?" Gue noleh.
"Berempat?" Papa ngangguk.
"Kalo abang dan ncimu gak mau, berarti berdua."
"Okaaayy, setuju!" Papa terkekeh pelan lalu meletakkan kerjannya.
"Byeol mau sarapan apa ini? Papa buatin deh,"
"Hmmm, pancake ?"
"Setuju, yuk." Papa narik tangan gue menuju dapur.
Gue udah nongkrong di kursi mini bar, sampai narik kursi buat duduk di dalamnya.
"Loh Byeol, duduknya disitu aja," Papa nunjuk deretan kursi lain di depan minibar
"Disini aja," Papa ngusak rambut gue terus lanjut buat sarapan.
Karena pancake bukan masakan yang sulit (apalagi papa pakai tepung jadi yang tinggal kasih telur + air ) jadi gak butuh waktu lama untuk lihat tumpukan pancake di atas piring.
"Mau makan disana apa disini?" Papa nunjuk meja makan dan meja minibar bergantian.
"Sini ajaaaa," Dengan sigap papa meletakkan piring kosong di depan gue.
"Mau berapa?" Gue berpikir sesaat,
"4 eh 5 aja deh," Papa ngernyit.
"Laper banget Byeol?" Gue terkekeh.
Tumpukan pancake ala papa udah tersusun di atas piring gue dan papa, selain itu papa juga meletakkan madu dan berry sebagai pelengkap, terbaik.
"Pa semprotin whipped cream dong," Papa ngangguk dan segera mengambil kaleng whipped cream.
"Jangan banyak-banyak Byeol," Gue belum sempet protes karena papa langsung ngembaliin kaleng whipped cream kesukaan gue.
"Ga seru ah," Papa senyum lalu mengambil posisi duduk dedepan gue.
"Banyakin madunya aja, biar sehat," yeuu kesel.
Gue nuangin madu dan berry yang banyak sampai berantakan.
"Byeol yang rapiin ya,"
"Iyaaaa," Papa terkekeh.
"Selamat makan pa,"
"Selamat makan jugaa sayang,"
Gue mulai memotong pancake, belum sampai suapan pertama,
"Lohhh Yebin ga dibuatin juga pa?" Nci lampir gue tiba-tiba muncul di dapur dengan kondisi wajah yang menyedihkan.
![[ KANGSTAGRAM ]](https://img.wattpad.com/7bef17d08572883051a8b5423fe784312af7ad11/68747470733a2f2f73332e616d617a6f6e6177732e636f6d2f776174747061642d6d656469612d736572766963652f53746f7279496d6167652f6f59354b5934504464536d5a54773d3d2d3537353435393531332e313532663830393236313638646166353739383238383837343237352e6a7067?s=fit&w=720&h=720)
