-eiktin- Ful tim

44 10 0
                                    

"Guys, malam ini kita dinner diluar yuk," Gue, abang, nci yang lagi sibuk bercandaan sambil tindih-tindihan di ruang tengah reflek noleh ke arah Papa yang tiba-tiba muncul dengan penampilan siap pergi.

"Dimana?" Gue bangkit dari acara tindih-tindihan.

"Papa lagi pingin makan jjamppong nih di tempat biasa," papa duduk di samping gue.

"Hah? Sekarang pa?" Papa ngangguk.

"Disana kan harus reserv dulu pa, kalo engga nanti antri gitu." Ucap nci.

"Emang papa udah reserv?" Doi geleng.

"Pinginnya barusan sih,"

"Omg pa, antri dong nanti."

"Yaudah gapapa, sekali-kali ngantri."

"Kalo ngantrinya bentar sih gak masalah, kalo lama gimana?" Nci mulai protes

"Makanya kita pergi sekarang," gue liat-liatan sama kedua kakak gue.

"Nanti abis makan, kalian mau beli apa terserah deh, papa beliin." Kita bertiga masih diem.

"Ganti baju dulu," abang tiba-tiba beranjak yang akhirnya diikutin kita berdua.

"Cepet ya, papa tunggu mobil."
.
.
.
Sejujurnya selain antri masalah lainnya adalah karena tempat makan yang kita tuju itu lumayan jauh dari rumah, yang otomatis makan waktu lebih banyak dan sampai lebih lama. Tapi emang harus diakui disana makanan koreanya enak-enak.

"Kalian mau beli apa abis dinner?"

"Abang mau beli boomber," ucap bang Dongho dari depan.

"Kalian berdua?" Papa ngeliat gue sama nci dari kaca spion

"Byeol belum tau, gak tau kalo nci,"

"Yebin juga belum tau,"

"Kok tumben sih kalian malah clueless gini, biasa paling semangat kalo belanja." Gue liat-liatan sama cici dan tiba-tiba ingat sesuatu.

"Ahh Byeol inget, waktu itu kan cici minta beliin sepatu sama Byeol kan, minta sama papa aja."

"Sepatu?"

"Iyaa pa, nci minta beliin sepatu putih yang kayak punya Byeol, tapi karena papa lagi nawarin mending papa aja yang beliin."

"Yaudah nanti papa beliin," gue senyum, lumayan gak jadi ngeluarin uang.

"Tapi di Jepang lagi susah stocknya."

"Beli dari official webnya aja Bin, paling masih ada." Saran abang.

"Bentar Yebin cek dulu," nci langsung sibuk buka official website dari brand sepatu yang doi mau.

"Adaaaaaaa," teriak ci Yebin heboh.

"Tapi sisa 4 nih,"

"Beli aja, nanti papa yang bayar."

"Beneran?" Papa ngangguk

"Okaaayyyyy." Ci Yebin mulai sibuk dengan ponselnya.

"Byeol belum tau mau beli apa?" Tanya papa lagi.

"Kayaknya Byeol beli komik atau novel aja deh," bales gue.

"Yakin?" Gue ngangguk.

"Okay, nanti kita ke toko buku." Gue ngangguk sambil senyum.
.
.
.
Setelah perjalanan yang lumayan panjang, akhirnya kita berempat sampai di salah satu tempat makan kesukaan papa, anaknya juga sih. Tapi seperti yang sudah di perkirakan sebelumnya, kita harus antri untuk masuk.

"Lumayan panjang juga nih," nci natap antrian.

"Dapat antrian keberapa bang?" Tanya gue setelah bang Dongho balik dari daftar.

"Nih," doi nunjukin nomer antrian.

"Panjaaang," ucap gue setelah ngeliat nomer antriannya.

"Sabar, tunggu aja dulu disitu." Papa menunjuk kursi.

"Duduk sini aja lah," nci tiba-tiba duduk di lantai depan bangunan diikutin gue sama bang Dongho

"Udah laper banget ya?" Papa ketawa liat ketiga anaknya yang udah bodo amat sama antrian.

"Byeol bakal kesel banget kalo pas masuk ternyata banyak yang habis."ucap gue yang langsung dapet cubitan di pipi dari Papa.

"Iyaaaaa, tunggu bentar."

Hampir 25 menit lamanya kita berempat menunggu dan masih kurang 4 antrian lagi sebelum kita.

"Nyerah aja yuk pa," nci mulai lelah.

"Kurang 4 lagi nih," papa masih semangat dan paling semangat daripada anak-anaknya.

"Laperrrrrrrr." Perut gue mulai berontak.

"Sama," abang juga mulai mengeluh.

"Sabar, bentar lagi." Dan Papa yang masih memberikan semangat.

"Dikit lagi," ucap doi lalu terkekeh.

Ckrek

Kita bertiga reflek ngangkat kepala.

"Ngapain sih pa," Gue tau papa abis ambil foto.

"Kalian lucu sih," astagaaa anaknya lagi kelaperan dan dibilang lucu :(

"Papaaaaa jangan aneh-aneh deh," nci mulai galak.

"Kang Dongho," kita berempat langsung noleh ke sumber suara.

"Finallyyyyyy dipanggil juga," dengan buru-buru kita berempat segera masuk dan duduk.

"Masih lengkap menunya?" Tanya Papa ke salah satu pelayan.

"Masih," jawab pelayan itu yang langsung dapet senyuman dari gue

"Papa bilang juga apa," ucap papa lalu nyentil dahi gue.

"Iyaaa-iyaaa," yang penting makan.



[ KANGSTAGRAM ]

[ KANGSTAGRAM ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥️ 765.612 Likes

Kang.s.h.0222 Menunggu dan Mengeluh 😂🍴🤦🏻‍♂️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
.
.
.
NB : Keadaan secara langsung lebih menyedihkan 😂😂😂 Eunbyeolkang Realbaekho Yebin.Kang

*Turn Off Commenting*

-End-

++ Kang's Family ++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang