BERPINDAH TEMPAT

243 26 0
                                    

. "udah jangan nangis lagi, tu ada roti makan lah tadi malam gw ambil dari dapur!" ucap mondy mengusap air mata raya, "makasih mon!" ucap raya sambil memakan roti itu, setelah itu mondy lalu membuka pintu kamar, betapa kaget nya mondy melihat sekeliling mereka telah berpindah di sebuah rumah mewah, padahal tadi malam pas izin mau nginap seingat nya rumah itu tidah bertingkat, tetapi kini rumah itu menjadi rumah gedongan yg mewah tapi sayang rumah itu sepi sekali dan kotor, beberapa barang yg ada didalam rumah itu serperti kursi,sofa,meja,lemari di tutupi dengan kain putih rumah itu terlihat seperti sudah lama tak terawat. "Kita berpindah tempat lagi ray!" ucap mondy, raya lalu ikut keluar dari kamar saat melihat sekeliling raya hanya tercengang dan tak percaya, "rumah ini.,rumah ini..!!" ucap raya sambil matanya berkaca2, "kenapa? Kenapa dengan rumah ini raya?", "rumah ini adalah rumah.,rumah yg ada dalam mimpi gw mon hikz.,hikz..!" ucap raya menangis lagi,

ketakutannya semakin mencekam di hatinya membuat ia tak bisa apa2 selain menangis, "gw gak mau disini mon gw mau pulang!!" ucap raya, saat mondy menoleh ke arah pintu kamar ternyata kamar tadi telah hilang, yg terlihat hanya tembok, "ayo ray! Kita cari pintu keluar!" ucap mondy menuntun tangan raya dan mereka berusaha mencari jalan keluar, rumah besar itu tak memiliki pintu keluar yg ada hanya 5 pintu kamar 2 di lantai bawah 3 di lantai atas, hampir setengah jam raya dan mondy mengelilingi rumah itu tapi mereka tak menemui jalan keluar dari rumah tersebut, "rumah sebesar ini tak memiliki pintu keluar! Emang sial! Woy siapa pun lu tunjukin wujud asli lu jangan bersembunyi terus!!" teriak mondy dari ruang tengah, suara sayup2 angin terdengar membuat siapa pun yg mendengarkan suara itu akan merasa merinding, raya yg duduk dilantai dan memeluk lutut nya sendiri terlihat benar2 ketakutan, ia hampir stress karena kejadian2 aneh yg menimpanya tanpa sebab, mondy lalu mendekat ke raya, "ray! Lu gak boleh kayak gini! Kita gak boleh putus asa! Apa pun yg terjadi kita harus hadapi bersama!" ucap mondy masih berusaha menenangkan raya,

tiba2 ada terdengar sesuatu,(shing trrraaakk!!)
sebuah pisau menancap tepat di hadapan raya dan mondy, entah dari mana asal nya pisau itu lalu raya mengambil dan mengarahkan pisau itu ke tangan nya sendiri, "raya!!! Lepasin pisau itu! Gw bilang lepasin ray! Jangan bertindak bodoh!!", "gw gak peduli! Gw mau mati aja! Gw gak sanggup harus kejebak dalam keanehan ini!!!", "raya! Jangan bicara seperti itu! Gw yakin kita bisa keluar dari mimpi buruk ini ray! Gw mohon jangan lukai diri lu sendiri ray gw mohon!", "gw capek kayak gini mon! Gw takut gw bisa gila lama2 kayak gini..!!" ucap raya lalu (slap) raya melukai tangan nya dengan pisau itu tetapi hanya sedikit tergores lengan raya dan segera mondy mengambil pisau itu lalu membuangnya, "raya apa yg lu lakuin! Lu gak mau liat temen2 lagi! lu gak mau nyelamatin mereka semua!" ucap mondy mengoyak lengan baju nya untuk mengikat luka ditangan raya agar tak mengeluarkan banyak darah, "huakzz!! hikz.,hikz., gw gak sanggup kayak gini mon!!" ucap raya sambil menangis, "udah jangan bicara seperti itu lagi! Jika lu melakukan hal bodoh lagi! Berarti lu gak mau nyelametin teman2 dan bu siska!" ucap mondy, tiba2 darah raya yg menetes ke lantai lalu bergerak menuju ke tembok membentuk sebuah tulisan, raya dan mondy yg melihat kejadian itu kaget lalu membaca tulisan tersebut, tulisan itu berbunyi "1 di antara 5", mondy dan raya tak mengerti apa maksud tulisan itu, saat mondy melihat sekeliling rumah tersebut baru ia sadar maksud dari tulisan itu mungkin pintu kamar yg ada di rumah tersebut berjumlah 5 kamar,

lalu ia harus memilih 1 kamar untuk masuk kedalam agar dapat kembali, "ray, gimana menurut lu? Maksud dari tulisan itu pasti mengenai kamar dirumah ini yg berjumlah 5, 3 di lantai atas 2 dilantai bawah, mungkin kita harus memilih 1 kamar untuk kembali dari ini semua!" ucap mondy, "gak..! Gw gak mau!! Itu semua Hanya jebakan mon! Gw gak mau!!" ucap raya yg masih ketakutan, "gak ray! Mari kita coba aja dulu! Siapa tau kita bisa selesaikan mistery ini ray gw mohon! Gw akan ada di samping lu terus gw janji!!" ucap mondy memohon, raya hanya mengangguk pelan,

mondy lalu memegang tangan raya dan menuntun nya menuju kamar2 itu, "didalam mimpi lu, dimana lu temuin anak itu ray?", "gak gw gak mau! Anak itu menyeramkan mon apa lu gak ngerti! Dalam mimpi gw dia menangis darah apa gak nyeremin tu haa?!" bantah raya ketakutan, "tenang raya! Gw ada di samping lu! Seserem apa pun itu kita harus hadapi! Agar kita bisa kembali dan ini semua segera berakhir!" ucap mondy meyakin kan, dengan berat hati bercampur rasa takut raya memberi tau mondy kamar yg ia masuk di dalam mimpi nya, "di depan pintu kamar itu ada lukisan kereta api!" ucap raya lemah, "baik lah ayo kita menuju kesana" ucap mondy mereka menaiki tangga lantai atas setelah sampai, di antara 3 kamar yg ada disitu hanya 1pintu kamar yg ada lukisan kereta api yaitu pintu kamar tengah, mondy juga merasa was2 saat berdiri di depan pintu itu, secara perlahan mondy membuka pintu itu, terlihat kamar itu begitu kusam dan kotor, mondy melangkah masuk di ikuti raya, (duuzzh!) suara pintu itu tertutup sendiri, raya gemeteran saking ketakutan nya "gw..gw takut mon!", "tenang gak ada apa2 kok!", suara tangis terdengar di arah cermin yg tertutup kain putih, Mondy membuka kain putih yg menutup cermin yg ada di kamar tersebut, terlihat di cermin ada seorang anak laki2 sedang menangis ia berdiri di antara raya dan mondy, tetapi raya dan mondy tak melihat siapa2 di kamar itu kecuali mereka berdua, itu sangat aneh, raya ketakutan mencoba untuk membuka pintu kamar tetapi pintu itu seakan terkunci, mondy yg masih berdiri didepan cermin seakan tak percaya anak yg ada di cermin itu sama dengan anak yg ia temui di dalam mimpinya, "siapa lu?? Apa mau lu haa??, kenapa lu lakuin ini semua ke gw dan raya kenapa ha! Jawab gw!!" ucap mondy emosi, anak itu lalu memegang cermin dan menghilang secara tiba2 bercak tangan darah yg membekas di cermin itu, membuat cermin itu bergetar,

mondy lalu mundur kan langkah nya karena cermin itu semakin kuat bergerak, dan ia memeluk raya sambil menutup mata mereka, karena cermin kaca itu akan pecah berserakan mengenai mereka, (trraasshh!!!) suara cermin itu pecah dengan sendirinya, saat raya dan mondy membuka mata mereka, mereka telah berada di sebuah terminal kereta api, tepat di depan pintu masuk, "apa?..apa yg sebenarnya terjadi? Kenapa kita selalu berpindah tempat?" ucap mondy merasa tak mengerti dengan semua keanehan ini. Lalu apa kah yg akan terjadi selanjutnya? Jawabannya ada di part berikutnya..

#Bersambung_

CEMISTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang