Brother

14 2 2
                                    

Chapter 2

'kenapa?', aku memandang dirinya dengan raut wajah sedih, rasa bersalah itu terus menggantikan diriku.
"Absen nomer 27". Suara kakaku mengagetkanku
"I...iyah sensei"
"Kau yang akan jadi pengurus kelas di mata pelajaran saya, dan tugas pertamamu ikut saya ke ruang guru"
"Baik Pak"
"Baik, karena ini hari pertama, jadi akan saya bebaskan tapi jangan Ada yang keluar dari kelas" dan seisi kelas pun menjadi riuh penuh dengan sorakan.

Sensei pun keluar kelas, dan aku mengikutinya, terus ke atas dan ke atas hingga kami sampai di atap sekolah.
"Ka, kenapa Kita di sini?"
"Duduk, diam, dan temani aku!"
"Apa yang kaka lakukan, kita masih jam pelajaran sekarang"
"Kau akan menangis jika tidak ku bawa keluar".
"Bagaimana kau..?!". Dia pun berjalan perlahan mendekat ke arahku, aku takut dan perlahan mundur kebelakang hingga akhirnya kepala belakangku sukses membentur dinding dengan keras.

"Hahahaha". Dia tertawa lebaran sambil memegangi perutnya. "Kau ini, kita sudah setahun tinggal bersama tapi kau masih takut saja kepadaku". Senyumnya begitu lembut membuatku merona.
"Itu karena tatapan matamu seperti tak suka padaku" kataku tak kalah protes sambil memegangi bagian kepala yang terbentur.
"Maafkan aku, aku melakukan hal itu karna kau yang selalu menghindar dan aku tak suka, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tapi kau juga harus berjanji untuk tidak menghindar?". Aku hanya bisa mengguk mendengar penjelasanya yang semua ternyata berawal dari diriku 'sungguh bodohnya diriku'. tanganya menghampiri kepalaku dan membantu mengusap daerah yang sakit dengan senyumnya yang tulus membuatku terpana.
"O.iyah.. siswa yang baru masuk itu siapa?". Aku pun teringat lagi kejadian watu itu.

Menjelang senja kami berada di taman, tempat biasa kami bermain yang berada di dekat panti asuhan.
"Aku akan pergi, maafkan aku hime".
"Bukankah kau berjanji, akan selalu di sisiku, kenapa di saat seperti ini kau malah ingin pergi, siapa siapa?? Siapa yang akan mengelus kepalaku saat aku bersedih".
"Suatu hari nanti pasti akan Ada yang menggantikan aku". Dia pun hendak mengelus kepalaku.
"Kamu bodoh. Aku benci kamu. Kamu gak usah balik lagi ke sini. Kamu jahat.!!", Setelah mengatakan hal itu tatapan anak tadi berubah menjadi rasa bersalah dan aku baru menyadari kalau aku sudah menyakitinya, dan aku pun hanya bisa menangis sambil berlari menjauh hingga sampai jam keberangkatan anak itu pun aku tidak muncul sedikitpun.

"Yayoi". Suara kaka mengagetkanku "siapa cowo itu?"
"Dia temanku di panti asuhan"
"Hanya itu?"
"Iyah Ka"
"Baiklah jika tidak ingin bercerita, tapi jika ada apa-apa kau bisa dateng kepadaku, okeh??"
"Baik Ka"
"Yosh.. anak pintar" Dan dia pun kembali mengelus rambut Ku "Ayo, sekarang kita kembali ke kelas"

Yuuhhuuuuuu
Salam wajan gosong minna

Let Me ....Where stories live. Discover now