Past

6 0 0
                                    

Chapter 6

"SAKURA"
"Ada apa? tumben kamu pagi-pagi sudah berteriak seperti ini"
"Aku kepiran soal kemarin, aku minta maaf karna kemarin tiba-tiba aku pulang begitu saja tanpa pamit kepadamu"
"Oh itu.. aku tak masalah. Lagi pula aku tidak akan mengajakmu lagi ke acara seperti itu"
"Kenapa??". Katanya sedih
"Tentu saja karna kau sudah memilikiku". Kazuki yang sedikit mengejutkanku.
"milik?, Kau.. yayoi beri aku penjelasan!"
"Ka..kami pacaran, ba..baru kemarin"
"Huuwwaaaaa.. aku turut bahagia.. akhirnya kau melirik seorang cowo juga.. aku senang.. selamatnya buat kalian berdua...". Aku memeluk yayoi
"Iyah". Katanya dengan semu merah di pipinya, 'yayoi berubah jadi manis jika di dekatnya, senangnya'.

"Hei, kalian sampe kapan di sini, masuklah pelajaran akan di mulai". Suara sensei arai mengagetkan kami.
"Maaf sensei kami akan ke kelas" kataku dan kami segera pergi.

Teng teng teng

"Srreeeekkkkk"
"Buka halaman 45, saito kamu baca percakapannya"
"Baik Pak". Saito pun mulai membaca, aku tidak begitu memperhatikan karena terlalu bosan dengan pelajaranya, aku lebih suka melihat keluar jendela di banding memperhatikan, bukan aku bodoh tapi hanya saja aku tidak suka duduk lama di kelas.
"Sakura, lanjutkan". Suara sensei mengejutkanku yang sedang melamun.
"I...iyah sensei, a..anu anu"
"Perhatikan pelajaran sakura, saat pulang  temui sensei di kantor"
"Baik sensei"

"Sakura, kau mau pulang bareng? Kami Ingin mentraktirmu ramen"
"Tidak bisa, aku harus menemui sensei dulu lalu ikut rapat panitia" kataku sedih.
"Baiklah, mungkin lain kali.."
"Kalau begitu, kami pulang duluan ya"
"Iyah, hati-hati di jalan"
"Haikk"

"Srreeeekkkkk"
"Permisi, Ada sensei arai?"
"Sakura, sini". Aku pun menghadap sensei yang duduk di pojok belakang.
"Ada apa sensei"
"Apa sebegitu membosankannya pelajaranku hingga kau tak memperhatikan atau kau sudah bisa bahasa inggris??"
"I..itu"
"Not interested with my study or you can use english, I just see your background and I found.."
"Sensei please, that's none of your business". Tanpa sadar aku meneteskan air mata.
"Ikut aku!". Sensei pun menarik tanganku menuju atap sekolah.

"Sewaktu SMA aku selalu ke sini jika ada masalah atau ingin sendiri"
"Aku dari kecil sudah di anggap jenius oleh semua orang, di puji sana sini, memenangkan banyak olimpiade, tapi orang tuaku tidak pernah melihat itu semua. Mereka selalu sibuk bekerja bekerja bekerja, hingga pada saat SMP aku kecelakaan dan masuk rumah sakit, namun tidak ada tanda-tanda mereka akan menjengukku, jadi mulai hari itu aku berhenti membuat mereka bangga"
"Tapi nilai yang kau dapatkan selalu membuatmu menjadi peringkat atas"
"Pada akhirnya aku hanyalah seorang anak yang tidak tega untuk menyakitinya mereka". Aku kembali meneteskan air mata. Aku merasakan lengan yang kekar memelukku. "Sensei?"
"Menangislah sepuasmu". Aku pun menangis di pelukan sensei.

Yuuhhuuuuuu
Salam wajan gosong..

Let Me ....Where stories live. Discover now