shall we??

7 1 2
                                    

Chapter 4

"Sakura"
"Ya, yayoi?? Ohayouuu"
"Ohayou, maaf kemarin aku pulang duluan". Kataku dengan menyesal
"Iyah, tidak apa-apa.. jadi yang menggandeng tanganmu kemarin siapa?"
"Kau melihatya?"
"Kau di buat nangis sama dia, bagaimana aku tidak tahu? dan terima kasih kau sudah membelaku kemarin di kelas"
"Kau juga melihat itu? Huwaa.. aku malu"
"Kenapa kau malu?". Kata kazuki yang tiba-tiba muncul.
"KYaaaaa!!" Aku langsung bersembunyi di belakang sakura
"Jadi inikah cowo yang telah mengambil yayoiku??"
"Terima kasih kau telah menjaganya, mulai sekarang biarkan aku menjaganya". Layaknya meminta ijin kepada orang tua, kazuki membungkuk.
"Asal tidak kau buat dia nangis lagi"
"Baik, namaku kazuki.. salam kenal" kazuki tersenyum, sementara aku hanya mengintip dari punggung sakura.
"Namaku sakura, Kalau begitu aku ke kelas duluan.. dadah yayoi, ingat janji kita hari minggu nanti ya"

"Janji apah?"
"Aku dan sakura akan melakukan kencan buta". Aku keceplosan.
"Jadi kau menolakku karena kencan buta?"
"Bu..bukan seperti itu.. kazuki.."

"Kazu..". Dia mengabaikanku, 'aku harus bagaimana?' ini adalah pertama kalinya aku ditembak seseorang, terlebih lagi teman masa kecilku sendiri, perasaanku campur aduk, antara masih ingin berteman dan takut dia pergi lagi dari sisiku, sungguh sangat membingungkan.

Hari minggu
"Yayoi sini" sakura sudah menunggu di depan stasiun.
"Maaf, aku terlambat". Aku bangun kesiangan karena sibuk memikirkan kazuki.
"Tak apa.. Ayo berangkat, semua sudah menunggu". Aku pun mengangguk.

Aku berada di tempat karaoke, di room sudah ada 4 cowo dengan 2 cewe, aku sebenarnya tidak suka dengan hal-hal seperti ini, aku datang hanya untuk sakura. Aku duduk di sebelah sakura dan juga berdekatan dengan seorang cowo.
"Hai.. minum?", seorang cowo menawarkan minum kepadaku yang hanya aku jawab dengan anggukan.
"Namamu siapa??"
"Yayoi, kau??"
"Rei salam kenal, sakura tidak berubah ya dia masih cantik, kalu kamu manis"
"Te..terima kasih", kataku dengan canggung.
"Disini berisiknya, mau keluar mencari udara segar?", Aku mengikutinya keluar karena sedari tadi aku memang sudah merasa sesak berada di ruangan itu, saat di luar dia memegang tanganku dan menarikku ke dalam toilet cowo.

"Apa yang kau..?". Kataku dengan nada takut.
"Ssttt..nikmati saja, kau pasti sudah pernah melakukanya kan?", mataku membulat besar tidak percaya dengan apa yang terjadi, tanganya mulai meraba pahaku, aku mencoba mendorongnya tapi malah membuatnya semakin menekanku.

Aku semakin takut, perlahan rokku mulai di angkat ke atas.
"Kazuki"
"BRAKK!!" Suara pintu yang di Banting, membuat kami terkejut.
Kazuki menarik cowo itu untuk menjauh dariku, dan tidak segan-segan memukul cowo itu hingga cowo itu tidak berdaya.
"Kazuki, sudah.. cukup". Aku memeluk kazuki dari belakang, tubuhku tidak bisa berhenti bergetar "aku takut", kazuki pun berhenti dan memutar tubuhnya menghadapku.
"Kau tidak apa-apa? Maaf aku menakutimu". Aku hanya bisa menangis memeluknya.

"Sakura maaf, aku akan mengantar yayoi pulang"
"Tunggu, apa yang terjadi? Kazuki kenapa kau di sini?"
"Besok akan Ku ceritakan, dan kasih tau buat teman kalian untuk tidak muncul dihadapan yayoi lagi atau dia akan menerima yang lebih dari ini"

"Kau sudah lebih baik?"
"Iyah, terima kasih kazuki"
"Kenapa kau pergi ke tempat seperti itu sih!!?, Kau bikin khawatir saja!!"
"Maaf kazuki"
"Kalau kau tidak suka padaku, tolong jangan lakukan hal yg buruk hanya untuk membuatku pergi"
"A..aku kazuki.. a..aku.. bingung harus bagaimana?, aku baru bertemu denganmu lagi setelah sekian lama Lalu tiba-tiba kau mengatakan suka padaku, aku bingung, di satu sisi aku tidak ingin kau pergi lagi, tapi aku juga bingung harus bagaimana membalas perasaanmu"
"Kalau begitu aku akan bertanya, apa yang kau rasakan saat berada di dekatku?"
"Jantungku berdegup kencang, rasanya mau meledak"
"Kau ingin aku pergi lagi??"
"Tidak"
"Kau ingin aku di sini?", Aku mengangguk pelan, kazuki mempersempit jarak diantara kami kemudian memelukku, aku pun membalasnya. Kami saling berpandangan perlahan bibir kami mulai saling mendekat hingga tak ada lagi jarak.
"Jadi, Kita pacaran?". Aku mengangguk malu.

Let Me ....Where stories live. Discover now