Sebuah gedung tinggi berada didepan mata Alison, ia mengerjapkan matanya, gadis itu tidak tahu berada dimana saat ini. Ia tersadar, Alison berada didalam mobil dan pria disampingnya sedang mengemudikan mobil, Gustavo bersamanya.
"Tempat apa ini?" tanya Alison yang sudah mulai bisa menyeimbangkan badannya.
"Apartement ku." jawab Gustavo sambil memarkirkan mobilnya. Para bodyguard nya tengah menunggu sang tuan turun dari mobil itu.
Tubuh Alison masih lemas akibat dirinya yang terlalu mabuk, dengan sekuat tenaga ia keluat dari mobil mewah itu, Gustavo pun menghampiri Alison dan membantunya berjalan.
Mereka pun memasuki sebuah lift, Alison masih mencoba menyeimbangkan tubuhnya. Guncangan kecil lift ini sedikit membuatnya mual.
"Kau terlalu mabuk Ali..." ucap Gustavo, Alison hanya mengerjapkan matanya dan masih berusaha untuk tenang.
"Kenapa kau membawaku kesini?" tanya Alison.
"Aku menginginkanmu, malam ini." jawab Gustavo sambil membantu Alison berjalan memasuki apartemennya.
Gustavo membawa Alison memasuki sebuah ruangan yang gelap, tidak ada penerangan sama sekali. Alison tidak mengerti mengapa dia bisa sampai ditempat ini.
"Berbaringlah... aku akan membuatmu lebih baik...." titah lelaki itu, dan Alison hanya mengangguk pasrah.
"Kau mau kemana? Disini sangat gelap, aku tidak bisa melihat apapun...." gadis itu mengedarkan pandangan matanya yang terasa gelap.
Seketika lampu menyala ia melihat sekeliling ruangan itu, hanya berwarna putih. Ia berada diatas tempat tidur, Lelaki didepannya kini sudah bertelanjang dada. Alison memutar bola matanya, memandangi segala sisi kamar bernuansa futuristik itu.
"Dengar, pertama aku tidak ingin kau pergi ketempat itu lagi. Kedua, jangan pernah mencoba menghubungiku, kalau aku tidak memintamu untuk mengantar pizza. Dan kalau kau tidak mengantarkan pesananku, maka aku akan mencarimu dimanapun kau berada." ucap Gustavo, ia pun pergi meninggalkan Alison yang tampak bingung dengan semua ucapannya.
"Mengapa kau selalu memesan pizza dalam jumlah yang cukup banyak? Dan membuatku seperti mesin pengantar pizza untukmu?" Pertanyaan Alison membuat Gustavo menoleh kearahnya, ia tak menjawab pertanyaan Alison, hanya tatapan lelaki itu yang Alison dapatkan.
Brakk...
"Pria aneh!" umpat Alison yang melihat Gustavo telah hilang dari pandangan matanya.
Alison berbaring dan mulai memejamkan matanya, kepalanya masih pusing akibat minuman alkohol yang diberikan oleh Clarine. Tak lama Alison sudah tertidur pulas, ia benar-benar merasa nyaman saat ini.
"Hay Ali! Kejar aku Ali... cepat! Kau terlalu lambat...."
"Larimu terlalu kencang... aku tidak bisa mengejarmu...."
"Hahahaaaaaa...."
Sepenggal bayangan masa lalu Alison mampir di mimpinya. Alison bermain dengan seorang lelaki yang lebih tua dari nya. Matanya terus mengerjap, merasakan mimpi itu seperti nyata baginya.
"Kau payah Ali, benar-benar gadis payah!"
"Kalau aku besar nanti, badanku pasti akan lebih besar darimu! Dan aku akan mengalahkanmui!"
Seketika Alison terbangun, ia tak tahu mengapa mimpi itu seperti nyata untuknya. Alison, ia tinggal disebuah panti asuhan disebuah desa terpencil. Orang tua nya pergi meninggalkan dia di panti asuhan itu, dimimpinya tadi anak lelaki itu bermain dengannya di area panti asuhan tempat tinggalnya, dan Alison terus mengingat siapa anak lelaki yang ada di mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ORDER
RomancePRIVAT ACAK. FOLLOW UNTUK FULL VERSION. 23 in Romance (23/06/2018) ? WARNING 21 + ?MENGANDUNG UNSUR DEWASA ? BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. Alison Brooklyn bekerja sebagai petugas pengantar pizza di sebuah kedai pizza. Alison, dia seorang mahasiswi. Ia...