Misinterpreted

10K 588 2
                                    

Gustavo mengerang dikamar itu, meluapkan emosinya, lelaki itu kini nampak frustasi, berkali-kali ia memukul dinding kamar, rasa sakit ditangannya sudah tidak ia rasakan. Rasa sakit dihatinya jauh lebih perih dibanding jemari yang terluka akibat hantaman dinding itu.

Lelaki itu teringat, bahwa Alison akan pergi meninggalkannya. Dan segera Gustavo turun menuju ruang utama, berharap Alison masih berada dirumahnya.

"Alison!" Gustavo berlari kecil mencari keberadaan gadis itu, tetapi Alison sama sekali tidak menjawabnya. Langkah lelaki itu terhenti, ketika melihat Ellen yang sedang tersenyum senang sambil memandangi dokumen-dokumen yang dipegangnya.

"Dimana Alison?!" Suara lantang Gustavo membuyarkan konsentrasi Ellen, dengan sedikit gugup, ia menjawab pertanyaan Gustavo.

"Ah... dia pergi bersama temannya, Clarine... tetapi Alison sudah menandatangani semua berkas yang kita perlukan." jawab Ellen.

Gustavo semakin geram mendengar jawaban Ellen, wanita itu telah lancang mengerjakan sesuatu hal yang belum tentu disetujuinya. Gustavo mengendus kesal, dan menatap Ellen dengan penuh amarah.

"Kau... benar-benar, Bodoh!" Gustavo memekik kesal didepan wajah Ellen, wanita itu pun merasa kesal dengan tingkah Gustavo yang dianggapnya sama sekali tidak profesional.

"Hey! Kau harusnya ingat! Kau dulu yang berjanji pada dewan direksi, bahwa Black Tower akan mendapatkan suntikan dana yang cukup besar! Dari mana lagi kita akan mendapatkan dana segar sebesar ini?! Hanya asuransi milik Thomas yang bisa menutupi semua kebutuhan Black Tower!" Ellen tidak mau disalahkan dalam hal ini, tugasnya hanya segera mencairkan uang asuransi milik Thomas, dan mempergunakannya untuk kepentingan Black Tower.

"Sudah ku katakan padamu! Uang asuransi milik Thomas, itu hanya untuk Alison! Dan kau tahu? Sekarang dia pergi, ia marah besar dan menganggapku memanfaatkan dirinya, karena Alison membaca pesan dari mu!" ucap Gustavo, lelaki itu mengusap kasar wajahnya. Rona wajahnya semakin memerah, menahan emosinya terhadap Ellen.

"Dengar, tugasku hanya menjaga kestabilan keuangan Black Tower. Aku tidak berurusan dengan kisah antara dirimu dan Alison. Dan sepertinya, kau sudah semakin tidak profesional dalam hal ini... ku harap, kau segera kembali pada Gustavo yang dahulu. Permisi!" Ellen pun mengemasi barangnya, dan berjalan cepat meninggalkan Gustavo yang semakin emosi padanya.

"Aaarrgghhh!" Gustavo mengacak rambutnya, posisi sulit sedang dihadapinya saat ini. Semuanya gagal, Gustavo tidak bisa mempertahankan hak Alison atas asuransi milik Thomas, dan gadis itu pun telah pergi meninggalkannya.

****

Alison mengikuti Clarine, mereka telah sampai di sebuah flat tempat tinggal mereka berdua selama ini. Alison nampak memperhatikan setiap sisi ruangan yang sedang ia masuki saat ini.

"Disana kamarmu...." ucap Clarine sambil menunjuk kearah depan mereka. Sebuah pintu yang tertutup rapat. Alison berjalan menuju pintu itu, dan membukanya dengan perlahan.

"Itu foto kita berdua... yang itu, bersama ibu dan ayahku. Yang disebelah sana, foto liburan kita berdua untuk pertama kalinya." Clarine menunjukan beberapa foto yang menempel didinding kamar Alison. Alison nampak berjalan mendekati foto-foto itu, gadis itu pun tersenyum manis kearah Clarine.

"Walaupun aku belum bisa mengingat kebersamaan kita, tetapi aku tahu... bahwa hubungan kita sangat dekat...." ucap Alison, Clarine pun membalas senyuman Alison untuknya, dan memeluk sahabat terbaiknya dengan sangat erat, seakaan tidak ingin kehilangan sosok Alison yang selama ini menemaninya.

"Ah, Ali... aku adalah sahabat terbaikmu!"

"Aku punya teman lain, selain dirimu?" tanya Alison, Clarine mengernyitkan dahinya, pertanyaan Alison terdengar aneh untuknya.

THE ORDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang