DeJa Vu

11.5K 796 22
                                    

Suara decitan pintu membangunkan Alison, matanya menyipit mencoba melihat siapa yang masuk ke kamarnya. Gadis itu mulai bangun dan memperhatikan seorang lelaki yang berjalan kearahnya. Gustavo tersenyum manis pada Alison, ditangannya ia membawa nampan yang berisikan segelas susu dan sandwich.

"Kau sudah bangun?" suara Gustavo terdengar lembut, lelaki itu menaruh nampan disamping tempat tidur Alison. Gadis itu menatap Gustavo, kemudian tersenyum simpul diujung bibirnya.

"Terima kasih...." ucap Alison.

"Sudah lebih baik?" Alison hanya mengangguk kecil ketika Gustavo menanyakan keadaannya.

"Ku harap, kau jangan terlalu larut dalam kesedihanmu... Thomas akan sedih melihatmu seperti ini." Gustavo mengelus lembut pucuk kelapa Alison, "Oh Ali... aku benar-benar tidak menginginkan posisi sepeti ini..." gumamnya dalam hati.

"Boleh aku memelukmu?" tanya Alison, Gustavo tidak menyangka, Alison akan berkata seperti ini.

"Tentu saja...." lelaki itu langsung memeluk erat tubuh Alison, gadis itu pun tersenyum, dan kali ini Alison merasakan ada sesuatu yang beda yang tengah ia rasakan. Pelukan hangat itu, seperti pernah ia rasakan sebelumnya.

"Terima kasih, kau telah menjaga kakak ku..." ucap Alison, gadis itu pun perlahan melepaskan pelukannya, dan kini ia meraih tangan Gustavo.

"Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini... boleh aku minta satu hal darimu?" sesuatu nampak menganjal dihatinya, Gustavo berlutut didepan Alison, tersenyum, dan menunggu permintaan apa yang ingin Alison sampaikan.

"Ehm... sebenarnya, aku tidak tahu kau mau melakukan ini atau tidak." bola mata gadis itu nampak berputar sambil menghela nafas panjangnya.

"Kau mau menjadi pengganti Thomas? Dan menikahi Elisa? Lalu, kita akan tinggal disini bersama-sama."

Gustavo mengernyitkan dahinya, ditatapnya mata Alison, mata lelaki itu kini menyiratkan kekesalan yang luar biasa. Bagaimana Alison bisa memintanya untuk menikahi Elisa?

"Kau sudah gila! Benar-benar gila! Dengar, ku rasa ada sesuatu yang salah didalam dirimu, bukan hanya diotak mu saja!" Gustavo memekik kesal, mengusap kasar wajahnya. Wajahnya nampak memerah karena menahan rasa emosinya.

"Aku tidak bisa mengikuti ide gila mu itu! Sekarang, cepat berkemas! Kita akan kembali ke kota!" ucap Gustavo, ia tidak habis fikir, bagaimana Alison bisa mempunyai keinginan ke arah sana. Gustavo memilih keluar dari kamar itu.

"Shit!" umpatnya.

Elisa mendengar erangan emosi dari Gustavo, dengan cepat ia berjalan menghampiri lelaki itu. "Ada apa?" tanya Elisa sambil menaruh piring berisi cookies dimeja dekat perapian.

"Alison benar-benar tidak ingat denganku! Bahkan, gadis itu sudah tidak ada perasaan cinta lagi denganku!"

"Apa yang dia katakan?"

"Dia meminta ku, menggantikan Thomas, dan menikahimu! Alison benar-benar sudah tidak waras!"

Elisa terkekeh melihat lelaki itu yang nampak sangat frustasi. Gustavo menyadari, Elisa sedang menertawakannya.

"Apa yang kau tertawakan?" tanya Gustavo dengan nada sinis. Ia berjalan menuju sofa dan merebahkan tubuhnya pada sandaran sofa itu.

"Untuk apa kau mendengarkan permintaan anak itu? Dia sedang sakit, harusnya kau jangan kesal seperti ini." Elisa menjawab pertanyaan Gustavo dan berusaha menenangkan suasana hati lelaki itu.

"Setelah ini dia akan meminta ku untuk menjadi kakaknya, menggantikan Thomas. Aku terjebak! Benar-benar terjebak!" Gustavo menggeleng kasar kepalanya, ia tidak mau berada diposisi seperti ini.

THE ORDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang