"Lucu ya kalau marah."goda Jonghyun yang aku biarkan mengoceh sedari tadi.
Jam rasanya berjalan begitu lama, sampai pukul 4 pagi belum ada seorangpun datang membeli sesuatu di supermarket ini. Kini aku beralih mendekati Jonghyun yang sibuk mengecek persediaan barang.
"Ngapain masuk gudang, sana di luar nanti kalau ada yang datang gimana?"sewotnya yang membuatku menghela nafas kasar dan pergi ke kasir lagi.
Hampir setengah jam disini tapi belum ada seorangpun datang, sedangkan Jonghyun masih belum keluar dari tempatnya.
Akhirnya Jonghyun keluar dari tempatnya. Aku akan Pura-pura marah didepan Jonghyun aja kali.
"Wae?"tanyanya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Aku hanya membalasnya dengan membuang muka.
Jonghyun hanya tersenyum tipis dan pergi keluar dari supermarket.
Ada satu orang datang masuk ke supermarket.
"Akhirnya ada yang beli juga."
Tapi sepertinya aku mengenalnya, bahkan dari belakangnya. Tapi siapa?
"Berapa?"tanya orang itu tanpa memperhatikan didepannya dan fokus dengan ponselnya begitu juga aku fokus dengan barang yang dibeli.Ketika aku ingin memberikan padanya.
"Sejak kapan kamu suka minum seperti ini?"tanyaku sambil menundukan kepalaku.
"Oh iya ini bukan urusanku."pekikku yang berusaha menyadarkan otakku yang mulai tidak berjalan dengan baik.
"Ini barangnya, terima kasih atas belanjanya."lanjutku yang langsung menyodorkan barangnya.
Untuk beberapa detik Myungsoo sepertinya terkejut dengan adanya diriku.
Myungsoo langsung keluar dan meninggalkan uang yang terlihat lebih tidak sesuai dengan harganya.
Ketika sampai di pintu supermarket Myungsoo bersimpangan dengan Jonghyun.
"Apa dia melukaimu?"tanya Jonghyun kepadakan seraya menyodorkan kopi kemasan yang masih hangat kepadaku.
"Ani."jawabku seolah tidak terjadi apa-apa.
"Apa itu L?"tanyanya lagi.
Semua orang dukun ya? Kemarin Jinyoung dan sekarang Jonghyun.
"Wae?!"tanyaku yang mulai kesal dengan orang-orang disekitarku.
Kini Jonghyun merekatkan tangannya padaku dan menarikku keluar dari kasir.
Jonghyun menghentikan langkahnya dan kini berbalik badan ke araku. Jonghyun seperti berusaha menyamakan tingginya denganku.
"Dengar Suzy, jika ada sesuatu, katakan padaku."pintanya sambil memegang daguku dengan manis.
Tingkahnya memang sangat manis padaku, apakah mungkin Jonghyun juga melakukannya pada setiap wanita?
Siapa yang akan menjawabnya?
Jonghyun menarikku kepelukannya dan mengusap lembut rambutku."Apapun masalahmu, kamu harus janji untuk menceritakannya padaku."tuturnya yang kemudian mencium pucuk rambutku.
Pasti orang yang disukainya adalah wanita yang beruntung didunia ini, untuk saat ini rasanya mulai lega sekali.
Tak lama Jonghyun melepaskan pelukannya dan tersenyum manis kepadaku.
Untuk kedua kalinya Myungsoo masuk ke dalam supermarket.
Jonghyun yang langsung membungkukkan badannya dan memberi salam"Selamat belanja."
Myungsoo memandang Jonghyun dari bawah sampai atas sambil memiringkan bibirnya dan beralih melihat ke arahku yang berada dihadapannya.
Myungsoo kembali mengambil 1 botol soju dan membawanya ke arah kasir untuk kedua kalinya.
Sesekali Jonghyun yang tengah merapikan makanan dan minuman melihat ke arah Myungsoo dengan aku.
"Cukup Myungsoo."pintaku yang sudah melihat Myungsoo sudah terlihat kobam.
"Wae? Bukanya kamu sudah tidak perduli denganku?"tanya Myungsoo sambil mensejajarkan wajahnya denganku.
"Yaa! Apa yang kamu lakukan."pekikku yang mencoba melihat ke arah lain.
"Ada yang bisa saya bantu?"tanya Jonghyun yang sudah menarikku ke belakang tubuhnya yang kekar ini.
Jonghyung langsung mengambil alih tempatku dan meminta untuk pergi. Tapi rasanya kakiku kaku semua tidak bisa digerakkan.
Sedangkan Myungsoo terus tersenyum ke arahku. Setelah selesai Myungsoo kembali keluar dari supermarket.
Mataku terus melihat ke arahnya. "Omo!"ucapnya yang terbilang cukup keras melihat Myungsoo sudah terjatuh didepan supermarket.
Tanganku menarik Jonghyun untuk membantu Myungsoo yang terlihat menyedihkan saat ini.
Aku dengan Jonghyun membawanya kebangku depan supermarket dan menundukkannya.
Aku mulai panik dan mencoba melakukan segala cara agar Myungsoo tersadar lagi.
Jonghyun hanya duduk didepan kursi Myungsoo sembari melihatku melakukan hal-hal yang sebenarnya percuma.
Aku menyadari tingkah konyolku sendiri dan memilih duduk disamping Myungsoo.
"Apa kamu mengenalnya."bisik Jonghyun yang membuat seluruh tubuhku merinding mendengarnya.
"Dulu, sekarang tidak."pekik ku yang aku lanjut dengan tawa mirisku.
Sepertinya aku sudah gila karenanya bahkan aku terlihat sangat konyol saat ini.
"apa otakmu bermasalah?"tanya Jonghyun sambil mengacak-acak rambutku.
"Yaa!! Bukan saatnya seperti ini."gerutuku.
Lagi-lagi aku mengkhawatirkan seorang laki-laki yang tengah duduk didepanku. Aku tidak bisa mengelak dengan diriku sendiri bahwa aku khawatir dengan keadaannya saat ini. Sungguh tragis diriku.
"Bagaimana ini?"tanya Jonghyun yang mulai malas melihat pemandangan didepannya ini.
"Aku akan mengantarnya pulang, tenanglah."ucapku tiba-tiba.
Apa yang aku pikirkan kenapa aku mengucapkan ini. Ternyata aku benar-benar sudah gila.
Jonghyun memandangku aneh."Apa yang kamu pikirkan, ini bahaya!"sewotnya
"Siapa kamu? Berani-berani duduk disamping pacarku."celoteh Myungsoo yang sudah bangun tapi masih terlihat sangat kobam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always
FanfictionAku kira dengan memiliki orang lain akan membuatku melupakannya 17+