🍁 2 🍁

1.3K 30 0
                                    

Masih inget nama gue?
Panggil aja Zura!
.
Gue ini anak broken home! Ya, mami papi gue cerai ketika gue masuk TK, yaitu diumur 3 tahun. Dulu tiap berangkat sekolah, gue selalu dilihatin sama orang-orang dengan tatapan kasihan. Setelah ngeliatin gue, terus mereka bisik-bisik bersama sesamanya.

Sebenarnya gue ga tau apa yang terjadi kala itu. Mami bilang Pi Kai pergi untuk beberapa urusan dinas & perkantoran, sedangkan Kak Zen ikut papi karena pengen liburan. Karena gue masih kecil ya gue percaya aja! Namun setelah itu gue merasa ada yang ganjal! Mana ada liburan sampai 2 tahun ga pulang, bantinku bertanya, namun tak seorang pun menjawab.

Suatu ketika waktu gue nunggu jemputan. Gue denger ada mami temen gue yang ngobrol sama orang asing sambil nunjuk-nunjuk gue. Gue nguping dong yaa! Katanya, '....... Itu lo Jeng, yang namanya Zura! Anak broken home yang pernah tak ceritain! Yang orang tuanya cerai pas Tk .......' dan bla bla bla lainnya.

Gue ga ngerti makna broken home & perceraian yang mereka maksud kala itu. Gue search, lalu gue baca dari web ke web. Air mata gue lolos!

Semua memaknai kata itu dengan perpecahan, kehancuran, dan kerusakan, yang ditandai dengan hilangnya cinta didalam keluarga, & yang lebih spesifik lagi adalah, ketika sang penulis berkata 'ketika orang tua lo sudah tak tinggal bersama'.

Rasanya benar-benar hancur! Gue nyesel tahu semuanya! Andai saja gue ga cari tau, mungkin harapan itu masih ada. Tapi apa yang menyebabkan mereka bercerai? Itulah yang gue pikirin sekarang! Rasanya jika tak ada cinta, itu ga mungkin! Gue tau betul, gimana cintanya mami sama pi Kai. Bahkan gue masih sering lihat kok, mami diem-diem ngelihatin album kenangan Pi Kai dikamar. Tapi entah Pi Kai sekarang ada dimana, gue ga tau!

Udah ya gue ga mau inget inget itu lagi! Cerita itu cuma bikin gue makin sad! Mending sekarang kita bahas kekerenan gue aja!!
.

.


Jadiii,
Gue itu anak hitz yang super sibuk. Gue sangat terpandang disekolah. Ya gimana enggak, gue mewadahi hampir setengah dari organisasi yang ada di sekolah gue. Osis, EC (English Club), Debat, Jurnalistik, Wc (Writing class), BN (Backpacker Nusantara), Sh (Sosialis human), dan yang terakhir NaC (Nasrani Club), yang merupakan oraganisasi keagamaan satu-satunya di sekolah gue.

Gue sekolah di Immanuel School, salah satu sekolah dengan integritas yang sangat tinggi. Yah tepatnya, hanya anak-anak konglomerat yang bisa sekolah disitu. Lulusan situ nggak usah diragukan lagi, cetakan generasi emas yang dengan mudah membobol univ-univ International seperti Stanford, Harvard, Cambridge, Oxford, dan univ-univ sekelas lainnya. Keren gaaa??

Mmmm lu harus tau. Gue itu ga sekeren yang lu kira. Hidup gue itu cuma jadi budak proker, tiap hari harus ngurusin agenda ini itu yang ga ada ujungnya. Udah kayak pejabat aja dah! Dan Minggu depan adalah proker terbesar yang gue tanganin.

Students Methamorphosa, sebuah pesta pelajar Asia yang kebetulan digelar di Immanuel tahun ini. Jadi, ceritanya nanti sekolah kita bakal menjamu duta-duta pelajar terbaik dari berbagai sekolah baik dari dalam maupun luar negeri. Wiiwwww! Parahnya, gue adalah ketua panitia plus Student unggulan yang bakal dijadikan sorotan dalam acara tersebut. Ah, nyebelin banget!! Kenapa harus dobel-dobel sih numpuk dipundak gue??

Daannnn H-3 acara. Semua masih berantakan! Masalah panggung, dekor, rundown, serta pengisi acara yang memutuskan kontrak secara sepihak.

Semua menuntut gue, mengeluh ini itu, menambahi beban di pundak gue, hingga hari-hari benar benar sangat melelahkan. Jam tidur gue cuma jadi 4 jam, semua gue forsir demi kesukseaan acara ini. Hingga malam itu pukul 1 dini hari,

Skenario Allah Yang TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang