Kaiza Ra'uf menyerahkan study Meisya pada anak sulungnya. Toh Meisya bukan tipe orang yang bisa dipaksa. Ia berusaha mengerti pola pikir anak milenial seperti Meisya.
"Syaa, buruan!!! Jangan lelet deh!", Teriak Arsya dari lantai dasar.
"Iya-iya bentar! Sabar dikit napa!", Gadis itu berlari sambil memakai flat shoes dan kaos kaki di bawah mata kaki menuruni tangga.
Kaiza melihat tak suka. Gadis itu memang terlihat cantik dengan seragam sekolah lamanya. Rambut ikal yang digerai bebas, dengan paduan seragam putih dan rok kotak-kotak diatas lutut. Sangat cantik, ditambah lagi kacamata yang melekat di matanya, sangat fashionable.
Meisya sedang tak ingin berdebat dengan papinya. Ia menyadari tatapan papinya, tetapi ia memilih memalingkan muka dan langsung keluar menghampiri sang kakak tercinta.
"Pag...."
"Udah pamit sama Papi?" Arsya memotong kata-kata yang hendak diucapkan adiknya. Gadis itu mengomel, memainkan bibirnya dengan kesal. Dia tak menjawab, dan hanya berdiri kaku dibelakang Arsya.
Arsya mendorong tubuh Meisya masuk kedalam menemui papinya. Tepat di depan papinya dorongan itu terhenti.
"Ayo pamit sama Papi!", Desak Arsya cepat. Gadis itu tak segera membuka mulutnya. Arsya memperagakan tangan Meisya untuk mencium tangan Papinya. Lalu mengucap berberapa susunan kata sebelum pergi meninggalkan Kaiza.Gadis itu membuntuti kakaknya ke garasi.
"Mau naik ini?", Tanya Meisya mengernyitkan dahi ketika sang kakak memilih satu kendaraan disana. BMW S 1000 RR, motor gede itu berhasil memikat kakaknya.
"Hmmm""Ogah ah!, Naik mobil gue aja!", Meisya memilih.
"Heh, anak kecil!! Emang kamu udah punya lisensi. Umur masih 15 tahun udah sok sokan naik mobil. Jangan!, Naik motor aja biar hemat!", Gadis itu menurut, merelakan rambut ikalnya yang tentu akan rusak diterpa angin.
7:30
Mereka masih menyusuri luasnya Jakarta."Kita sebenarnya mau sekolah dimana sih kak?", Tanya Meisya cepat ketika ia mulai kepanasan dibawah teriknya sang surya. Ia merasa tidak ada kejelasan akan arah kendaraan yang dibawa kakaknya.
"Ini kakak lagi nyari!", Seketika Meisya pengen nampol lelaki yang ada didepannya. Lagi nyari cuyyy, ini mah sama aja belum ada tujuan kali bang!!, Batin Meisya.
"Apa sih Sya!! Kasar banget!!", gerutu Arsya ketika helmnya berhasil dijitak oleh gadis yang membonceng di belakangnya.
Setelah lama berputar-putar, akhirnya motor itu berhenti disebuah sekolah umum yang jauh dari kata elite. Jauh dibawah sekolah lamanya dulu. Meisya sudah memohon berulang kali, tetapi kakaknya kekeh untuk masuk ke sekolah itu.
Suiiiittss-suiiitttsss....
Cowok-cowok disekolah itu tampak bersiul menyambut kedatangan gadis itu. Kampungan banget, batin Meisya. Begitu pula yang cewek, seperti mengidam-idamkan cowok seperti kakaknya.8:15
Penyerahan berkas-berkas pendaftaran telah selesai. Tinggal menunggu keputusan. Perut Meisya keroncong, ia bahkan belum mengunyah apapun pagi ini. Gadis itu menyelinap keluar, mencari keberadaan tempat yang menjajakan makanan."Woi, gue mau nanya dong, kantin sekolah ini sebelah mana ya?!", Tanya Meisya pada seseorang dibalik tiang penyangga.
"Woii??," Pria tua membalikan badan dan langsung menjewer telinga Meisya. Lelaki tua itu mirip sekali dengan tukang kebun di sekolahnya, barang kali mereka kembar, batin Meisya.
"Aduuh-aduh pakkk!!, Saya nggak tau kalo bapak itu orang tua,, maafin saya pak, habisnya muka bapak ketutupan tiang sih!!", Rintih Meisya kesakitan. Pria tua itu menghentikan jewerannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Allah Yang Terindah
SpiritualSKENARIO ALLAH YANG TERINDAH Kalian boleh punya rencana Tapi yakinlah! Tetap rencana Allah yang terindah #cerita-cerita #majukanliterasiIndonesia . . Tetap Al-Qur'an sbg bacaan utama Not this story!! Jangan lupa baca Qur'an Saya ga mau lapak saya...