Jangan lupa vote ya..
Warning typo bertebaran
-
Sehun yang sibuk berkonsentrasi menyetir pedal kemudi mobilnya. Sedangkan Nana duduk menyingkur menghadap Sehun yang sibuk menyetir dan sibuk memandang pahatan indah didepan matanya lalu tangannya yang nakal mengelus sisi wajah Sehun.
Sementara Sehun risih dengan tangan nakal Nana. Ia berkali-kali menepis tangan Nana yang mengganggu konsentrasinya dan berkali-kali juga Nana menggodanya. Kemudian Sehun menepikan mobil dan rusuh melepas seatbeltnya lalu condong kearah Nana. Sontak membuat Nana terkejut.
"A-apa yang kau la―ump!" ujar Nana gugup. Nana terpojok dipintu mobil.
Nana hendak berkata namun kepotong Sehun yang melayang ciuman singkat dibibirnya. Nana terkejut seketika membelalakan matanya. Sehun menjauhkan wajahnya hanya beberapa senti saja. Dan Sehun memiringkan wajahnya dan berbisik tepat didepan bibir Nana.
"Aku hanya ingin melakukan yang kau perintahkan, Nana." bisik Sehun dengan suara huskynya. Tak pelak membuat pipi Nana memanas.
Entah kenapa suasana didalam mobil terasa sedikit panas. Wajah Sehun begitu sangat dekat dengan Nana. Pria itu mengelus sisi wajah Nana yang halus lalu menarik dagu Nana pelan. Menariknya sedikit lebih dekat.
"Aku akan membantumu membersihkan lipstick itu dengan bibirku..."
Suara seksi Sehun membuat Nana semakin pening dan tatapan Sehun yang mengunci tatapannya. Seolah terpasung tersirih oleh ucapan Sehun. Perlahan Sehun memajukan wajahnya mata Nana semakin terpejam rapat.
Kini ciuman Sehun mengunci bibirnya dan Sehun juga menahan tengkuk Nana agar memperdalam ciuman mereka. Nana merasakan sensasi yang berbeda saat berciuman dengan Sehun. Ia juga baru merasa kewalahan meladeni ciuman Sehun yang menuntut dan rakus bahkan Sehun tak memberinya untuk bernapas.
Entah sejak kapan tangan Nana merangkul tengkuk Sehun dan meremas pelan rambut Sehun. Kini bibir Sehun melusuri rahangnya lalu dibawah telinganya dan menurun dilehernya lalu ketulang belikatnya dan kesisi lainnya.
Wajah Sehun kini berada disisi lain lehernya. Rambut Sehun menyapu pipinya. Ia tidak bisa menahan desahan lagi. Terbuai oleh sentuhan Sehun. Tangan Sehun menyelinap masuk kedalam seragam Nana. Sehun mengelus punggungnya naik turun.
"Akh!" desahan Nana keluar. "Sehun-ah, geuman!"
Desahan dan kalimat Nana hanya senandung ditelinganya dan Sehun semakin menikmati aktivitasnya. Kini Sehun menggigit dan menyesap kulit leher Nana dan menandai disana.
"Akh!" sekali lagi Nana mendesah. "Sehun berhenti! Jangan membuatku malu didepan orang tuaku dan orang tuamu disaat makan malam nanti!" Sehun masih asyik dengan aktivitasnya.
Dengan kuat tangan Nana mendorong kuat dada Sehun dan akhirnya terlepas. Sekarang mereka benar-benar berantakan. Rambut Sehun yang acak-acakan dan Nana juga. Pakaian seragam mereka benar-benar berantakan.
Baju seragam Nana terbuka bahkan sampai empat kancing seragamnya tidak terkancing sempurna diseragamnya dan memperlihatkan belahan dadanya. Sedangkan seragam Sehun terbuka dan tidak terkancing dengan sempurna memperlihatkan tubuh propesionalnya. Dasi tak terpakai lagi. Dan bibirnya berwarna merah karena lipstik Nana.
"Kau mau permalukanku, eo?" semprot Nana pada Sehun yang tersenyum seringai disana.
"Iya, memangnya kenapa?"
"Kau mau mempermalukanku. Tapi saat aku akan dipermalukan aku tidak akan sendirian seorang diri. Aku akan mengajakmu, OH SEHUN!"ujar Nana dengan menekakan nama pria itu.