Don't forget to voment ya...
Warning to typo.
Happy Reading
-
-
-
Sehun berjalan mendekati Nana yang berdiri mematung dan menatap sedikit was-was. Dan Sehun berhenti kurang dari 1 meter dari Nana. mereka saling menatap tetap pada iris mata mereka.
"Apa jawabannya?" tanya Sehun mengawalinya.
"Kalau aku benar-benar mencintaimu, mungkin kau tak akan pernah kulepaskan sampai kapanpun itu. dan Kau ingatkan apa yang kukatakan di atap gedung tadi? Kau pasti mengingatnya dengan baikkan?"
Banyak siswa-siswi penasaran lalu mengelilingi dan mendengar dialog antara Sehun dan Nana di halaman sekolah saat pulang sekolah. Mereka saling menatap Nana dan Sehun bergantian. Apa yang mereka bicarakan selanjutnya? Pikir mereka tapi entahlah.
"Aku mengingatnya dengan baik Nana. Dan aku juga ingin mengatakan sesuatu hal padamu!"
Nana mengeryitkan dahinya. "Apa?"
Sehun merendahkan wajahnya lalu berbisik tepat ditelinga Nana. "Jadi aku pikir aku tidak akan menolak ikatan itu dan mungkin aku juga sudah jatuh cinta padamu..."
Nana seketika membelalakan matanya karena terkejut setelah mendengar kalimat yang diutarakan Sehun. Dan Sehun sendiri menjauhkan wajahnya dari Nana dan merasa puas melihat reaksi Nana. Gadis cantik itu menatap Sehun sulit diartikan lalu menyipitkan matanya tak percaya sepenuhnya.
Sehun melihat ekspresi Nana yang diberikan padanya membuatnya tak nyaman. "Kau pikir aku bercanda dengan kata-kataku? Dan aku bukan tipe orang yang suka menarik kata-kata yang telah aku ucap. Tapi sekarang bersiap-siaplah, Jagiya..."
Sehun yang hendak menyentuh ujung kepala Nana tiba-tiba ada seseorang pria merangsek lengan Nana dan Sehun terkejut tiba-tiba ada seseorang menarik Nana dari hadapannya. Kelima kawannya terkejut dan lebih lagi Sehun syok melihat calon tunangan ditampar oleh seseorang.
Sehun langsung lari menghampiri Nana dan melihat darah segar mengalir diujung bibir Nana. tanpa berpikir panjang Sehun langsung menghadiahi tonjokan keras di rahang pria itu. membuat pria itu terhuyung kebelakang dengan sigap Sehun langsung menarik kerah blazer pria itu kuat-kuat lalu kelima kawan Sehun berlari kearahnya kecuali Luhan menjauhkan Nana dari perkelahian itu.
"Yak! Apa yang kau lakukan, eo?!" Bentak Sehun masih mencengkram kuat kerah blazer Mark dengan tatapan tajam dan mengancam. Itu nama orang yang telah menampar Nana beberapa waktu yang lalu.
"Oh... Jadi sekarang kau membelanya?" ejek Mark santai sambil tersenyum mengejek.
Ucapan Mark semakin membuat Sehun naik pitam. "Iya, karena dia milikku sekarang!" seru Sehun dingin.
"Yak! Lepaskan dia Sehun-ah!" ujar Minho dan Dongwoon beserta Aron membujuk agar melepaskan kerah blazer Mark.
Sehun masih kukuh mencengkram kuat blazer Mark. Ia masih menatap tajam Mark yang ada dihadapannya sekarang. "Tidak! Sebelum bocah keparat ini mengatakan kenapa dia menampar Nana?! Apa alasanmu, eo?"
"Kalau begitu aku akan mengatakannya." Jawab Mark santai. Bahkan saking santainya membuat Sehun rahangnya mengeras dengan ucapan Mark.
"Kalau begitu cepat katakan bocah tengik!" Bentak Sehun sambil menyentak kuat blazer Mark.
Kini Nana masih berdiri diantara Dongwoon dan Luhan. Ia pelan meringis merasakan perih di ujung bibirnya dan punggung tangannya menyeka darah yang keluar dari ujung bibirnya. Ia tidak tahan melihat Sehun yang sedikit menyeramkan dimatanya. Ia memilih meninggalkan tempat itu dan berjalan keluar menuju pintu gerbang sekolah. Luhan hanya diam saja. Dongwoon juga. Mereka juga tidak mau ikut masalah antara Sehun dan Nana. Kedua mata pria itu hanya melihat punggung Nana menjauh dan kembali menatap Sehun mencengkram kuat blazer Mark.