Biasakan vomet okay.
Happy reading
Sehun masih menggerutu kesal pada Nana. Lalu Aron sudah menyelesaikan urusannya dan keluar dari kamar mandi kemudian Aron menghampiri sofa itu dan mengambil potongan seragam Nana dan membawanya keluar dari kamar Sehun lalu Aron menghentikan langkahnya saat melihat Sehun berdiri tidak jauh dari pintu kamar itu. Dan Aron berdiri diambang pintu itu.
"Sehun-ah! Kau tidur dengannya??" tanya Aron tiba-tiba sambil tangan kanannya mengangkat potongan seragam Nana.
Sehun menoleh dan keempat sahabatnya kompak menolek kearah Aron yang sambil mengangkat potongan seragam Nana. Sehun terkejut dan keempat sahabatnya syok dan seketika menghentikan menyantap acara sarapan mereka.
"Yak! Aron-ah! Apa yang kau bicarakan, eo? Aku tidak tidur dengannya!" seru Sehun tak terima.
Dongwoon, Jackson, Luhan, dan Minho masih ternganga dengan apa yang dikatakan Aron. "Lalu kenapa seragamnya ada dikamarmu, eo? Apalagi kalau ia tidur denganmu!" tanya Aron penasaran.
"Yak! Kalau Nana tidur denganku dia masih disini, Bro! Nana kemarin kubelikan gaun yang kemarin ia pakai. Dan ia lupa membawa pulang seragamnya!" tutur Sehun.
Aron tersenyum menyeringai. "Benarkah?"
"Kau masih tidak percaya padaku, eo?" tanya Sehun kesal kemudian mendengus kesal. "Kembalikan seragam itu pada tempatnya, Aron-ah!"
Aron tak bisa menahan tawanya saat melihat Sehun kesal. Ia kembali masuk dan menaruh kembali potongan seragam Nana disofa kamar Sehun lalu berjalan keluar dari kamar Sehun. Ia kembali bergabung dengan sahabatnya duduk bersimpuh dilantai berbalutkan karpet tebal dan lembut. Sedang Sehun duduk menyendiri di kursi counter dapurnya sambil menatap layar hitam ponselnya lalu beberapa saat kemudian ia merasa tak enak hati pada sahabatnya. Kemudian ia beranjak dari kursi itu dan melangkah gontai menuju kamarnya.
Sehun melangkah masuk kedalam kamarnya dan langsung menuju tempat yang tuju, yaitu sofa. Dimana seragam dan tas Nana berada. Pria itu memungut seragam dan tas Nana lalu memasukkan kedalam paperbag yang berwarna merah marun dan bermerk. Lalu ia juga harus memungut sepatu sekolah Nana lalu dimasukkan kedalam kardus high heels Nana dan dimasukkan lagi kedalam paperbag itu. Sehun mendengus berat dan merebahkan tubuhnya diatas sofa sembarang disamping paperbag itu. Punggungnya bidangnya menyandar sempurna disandaran sofa dan mengangkat salah satu lengan tangan untuk menutupi sebagian wajah tampannya.
'Kenapa kau membuatku jadi haus untuk menyentuhmu, Nana!' batin Sehun frustasi. Kemudian tangannya mengacak rambutnya frustasi.
Sementara kelima sahabatnya kompak mengintip dari balik dinding. Minho berada diatas Aron lalu dibawahnya Luhan terus dibawahnya Jackson terus yang paling bawah Dongwoon.
"Bocah itu kenapa??" tanya Minho tiba-tiba. Membuat Aron, Dongwoon, Luhan, dan Jackson kompak mendongak kearah Minho. Dongwoon yang berada paling bawah tiba-tiba goyah kehilangan keseimbangan .
"Yak! Yak!" seru Luhan panik.
Brukk!
Sekerang mereka tersungkur dilantai marmer itu. Sontak membuat Sehun terkejut dan menoleh kearah pintu kamarnya. Sehun seketika langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menuju sumber suara itu. Setelah tiba diambang pintu Sehun melihat pemandangan menarik dan membuatnya langsung terbahak-bahak.
"Hahahaha... Kalian sedang apa, eo?" seru Sehun sambil terkekeh lalu tangannya mengangkat ponselnya dan mengarahkan kamera ponselnya kearah lima sahabatnya itu yang masih bertumpukan seperti surat kabar. Klik. Klik. Klik. Sehun dengan cepat mengunggah foto itu ke Instagramnya. Sehun tersenyum seringai.