Jam pulang sekolah telah tiba, aku dan Viska berjalan menyusuri koridor menuju ruang serbaguna. Saat kami sampai, siswa-siswa kelas lain yang juga mengikuti seleksi telah tiba. Masing-masing dari mereka memegang buku tebal, ruangan hening.Aku dan Viska menuju salah satu meja yang kosong yang berada di depan.
Tak lama, Bu Fifi dan Pak Ega, guru seleksi cerdas cermat memasuki ruangan.
"Baiklah, kita tidak punya waktu untuk seleksi ini dan harus segera mempersiapkan kelompok cerdas cermat untuk mewakili sekolah. Jadi langsung saja kita mulai seleksinya", jelas Bu Fifi kepada kami.
"Saya telah bentuk kelompok kalian", ujar Pak Ega.Pak Ega membacakan kelompok yang telah dibagi. Terdapat 3 kelompok,dan alhasil, aku berada di kelompok A sekelompok dengan Jenny anak IPA-3 dan Lola anak IPA-6.
Seleksi berlangsung, di kelompok A menurutku hanya aku lah yang berusaha untuk mengumpulkan poin, sedangkan Jenny dan Lola terlihat tidak terlalu serius menanggapi soal-soal yang diberikan.
Seleksi usai, kami memberikan waktu untuk Pak Ega dan Bu Fifi berunding.
Jantungku serasa berdebar, aku sangat berharap bisa masuk dalam kelompok cerdas cermat untuk mewakili sekolah.
Aku ingin memanfaatkan peluang ini.
Ini peluang baik untukku.Pak Ega dan Bu Fifi selesai berunding dan berdiri dari tempat duduk mereka.
" Baiklah, bapak dan ibu sudah memutuskan siapa saja 5 orang yang akan masuk dalam kelompok cerdas cermat, 3 peserta inti dan 2 peserta cadangan", jelas Pak Ega.
"Untuk peserta inti...", Bu Fifi menarik napas sejenak.
" Untuk peserta inti yaitu Oca,Atira,dan Hany. Sedangkan peserta cadangan yaitu Harun dan Zila", jelas Bu Fifi."Alhamdulillah", syukurku dalam hati. Aku masuk sebagai peserta inti di kelompok cerdas cermat. "Gue harus bisa memanfaatkan peluang ini", tekadku dalam hati.
" Dan untuk lomba ini diadakan di Panbil Mall lantai 2, tanggal 18 November, pukul 11.00 wib". Ibu harap kalian yang telah terpilih bisa segera mempersiapkan diri karena waktu kita tinggal 4 hari lagi", jelas Bu Fifi.
"Dan bapak juga berharap kalian bisa memenangkan perlombaan ini seperti siswa-siswi tahun sebelumnya", jelas Pak Ega.Pertemuan berakhir seluruh siswa seleksi keluar dari ruang serbaguna.
Seperti janji hari ini, aku pulang bersama Viska dan Ila. Di perjalan pulang, Viska mengucapkan selamat karena aku terpilih di seleksi itu.
" Peluang ini tak boleh di sia-sia kan", tekadku dalam hati.
-thanks for reads
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleena & Dia
Teen FictionSaat aku kecil, aku berpikir bahwa menjadi remaja itu menyenangkan. Banyak hal yang dapat ku lakukan tanpa ada pengawasan dari mama papa. Haha, ternyata realitanya tidak seindah itu. Ternyata tumbuh menjadi dewasa membutuhkan bahu yang kuat untuk bi...