-lomba-

32 4 0
                                    


      Pagi ini adalah pagi yang ku tunggu-tunggu. Banyak harapan dan doa yang ku curahkan untuk kelancaran kegiatan pada pagi ini.
      Aku menyisir rambut panjangku dan menguncirnya dengan pita berwarna pink.
Memoleskan bedak di pipi kanan, pipi kiri, dan ke seluruh permukaan wajahku yang sebelumnya telah ku olesi pelembab.
Ku sapukan blush on di pipiku, sedikit eyeshadow, eyeliner, dan yang terakhir lipcream berwarna pink muda.

     Aku menuruni anak tangga dengan menggendong tas ransel pink kecilku.
Mama papa telah duduk di kursi makan lebih dulu.

"Udah siap buat lomba?", tanya papa.
"Udah pa. Pa, ma, doain Tira ya".
" Tanpa kamu minta juga udah pasti mama doain sayang", ucap mama.
"Ayo sarapan, nanti telat lho".
" Iya pa".

       Aku sampai di sekolah. Seperti perintah Bu Fifi kemarin, aku langsung menuju ruang serbaguna.
"Pagi Tir", sapa Oca.
"Pagi", balasku dengan senyuman.
     Aku dan teman-teman CC ku sibuk mengulang materi yang telah di berikan oleh Bu Fifi. Rasa tegang juga kami rasakan, sifat wajar yang dimiliki peserta perlombaan.

      Dua bis sampai di depan gerbang sekolah, kami berangkat menuju tempat berlangsungnya perlombaan, memakan waktu sekitar 15 menit.

     Kami turun dari bis, dan memasuki mall yang dalamnya belum terlalu ramai.
"Kita di urutan peserta ke 5, masih lama", ucap Bu Fifi.
"Main bentar bolehkan bu", tanya Oca.
"Tapi jam 09.30 ngumpul di sini lagi".
" Iya bu".

"Tir, temenin ke lantai dua",
"Ngapain?, males ah",
"Ntar doang".
Oca menarik tanganku menuju eskalator.

Oca berjalan menuju toko buku.
"Mau beli buku ca?", tanyaku.
"Mau beli donat, ya iyalah mau beli buku".

Kami memasuki toko buku yang di dalamnya terdapat banyak rak-rak buku.
Oca masih terus menarik tanganku hingga sampai di rak buku paling pojok.

"Ini Tir, dari minggu kemaren gue pengen kali beli buku ini cuma ngga ada waktu buat ke toko buku", Oca menunjukkan buku novel yang cukup tebal bersampul biru muda berjudulkan " I can".
"Kalo gue baca sinopsisnya di internet, kayaknya ceritanya seru deh".
Aku hanya meng iyakan penjelasan Oca.

Oca membawa novel itu ke kasir dan membayarnya. Kami keluar dari toko buku dan menuju toko cenderamata.

"Lo keanya emang niat mau shopping ya", candaku.
"Ngga kok".
"Canda Ca", ucapku sambil tertawa kecil.
Kami memasuki toko cenderamata.
Oca mengambil gantungan tas berbentuk bintang berwarna kuning dan putih dan membayarnya ke kasir.
"Ambil", ucap Oca yang menjulurkan tangannya yang memegang gantungan tas berwarna putih.
"Dalam rangka apa nih?", candaku.
"Yaela, harus nunggu hari ultah lo, baru gue bisa ngasih barang ke lo", ujar Oca dengan wajah yang sedikit masam.
"Iya iya, gue terima, by the way, kenapa ngasih gue yang warna putih?".
"Ga papa, gue pengen aja ngasih lo yang warna putih", jawab Oca.
"Eh Ca, udah jam 09.20 nih, ke bawah yuk", ujarku yang barusan melirik jam tanganku.

Aku dan Oca tiba di lantai dasar, kini lantai dasar telah ramai oleh para peserta lomba.

"Ayo sini ngumpul", ajak Bu Fifi.
Kami peserta lomba dari SMA Diamond berkumpul mendekat ke arah Bu Fifi.
Bu Fifi memberikan kami snack, roti, dan sebotol air mineral.

Sambil memakan snack aku mengeluarkan kertas kisi-kisi yang diberikan Bu Fifi dan meletakkannya di kursi samping dimana aku duduk.
"Ehh maaaf", ada suara mengarah kepadaku. Aku menoleh ke samping dan melihat kertas kisi-kisiku telah basah oleh tumpahan air mineral.
" Aduh maaf ya dek", suara itu berasal dari anak laki-laki kelas XII yang mengikuti lomba paskibra mewakili sekolahku.
"Abang ga hati-hati sih", aku kesal dengan sedikit muka cemberut.
"Ya kan abang ga sengaja dek, maaf ya".
"Ya mau di gimanain lagi", ucapku ketus.

"Peserta paskibra berkumpul di outdoor Panbil Mall", perintah Pak Ega.
Dengan segera anak laki-laki berlari ke rombongan paskibranya yang bagiku dia pergi tanpa tanggung jawab.
Dan yang membuat aku kesal, akulah yang harus membereskan kekacauan itu.

Lima belas menit kami menunggu, akhirnya giliran kami tiba.
Aku dan peserta lomba CC yang lain menaiki panggung dan berdiri berbaris di depan meja tombol.

Perlombaan dimulai, pada awal hingga akhir SMA Diamond memperoleh poin yang unggul, sehingga pada ronde ini kami lolos dan masuk ke ronde selanjutnya.
Di ronde berikutnya, lawan kami semakin sulit, namun tak seperti perkiraan kami, kami kembali unggul dan masuk pada babak semifinal.
Di babak semifinal, pada awal babak kami belum bisa mengunngguli poin tim lain, namun pada akhir babak, kami kembali unggul, dan melaju pada babak final, babak yang di tunggu-tunggu.
Di babak final, kami poin kami seri dengan kelompok lain sehingga diberikan pertanyaan tambahan sebagai penenetu.
Saat pertanyaan itu diberikan, itu adalah giliranku. Dan krmbali, aku menjawab pertanyaan itu lebih dulu dengan benar dan tepat.

Akhirnya kami berhasil menjadi juara 1 pada perlombaan CC tingkat kota ini.

Bu Fifi dan guru-guru lainnya memberi ucapan selamat kepada kami.

Kami menerima trophy, bingkisan, dan uang tunai sebesar Rp.5.000.000.

Usai sudah untuk lomba hari ini, hasil kerja keras dan doaku tidak sia-sia.
Lega rasanya telah menyelesaikan tugas ini.

Kami semua berjalan menuju outdoor untuk menyaksikan perlombaan paskibra.

Saat ini, aku menyaksikan giliran SMA Diamond, dan pasti aku melihat anak laki-laki yang menyebalkan itu. Tapi,penampilan mereka memukau aku kagum melihatnya.

Kami menonton perlombaan itu hingga jam menunjukkan pukul 14.30, perlombaan selesai. Namun, pengumuman pemenang tak diumumkan saat itu juga tapi minggu depan, entah kenapa tanpa alasan yang jelas.

Kami kembali ke sekolah dan kemudian di berikan dispensasi untuk sehari bisa beristirahat di rumah, tentu saja itu adalah kabar yang menyenangkan.

Sore itu aku kembali ke rumah dan menceritakan peristiwa saat lomba kepada mama dan papa.

Malam itu aku kembalu beristirahat dengan boneka minnie ku. Senang sekali rasanya bisa memenangkan lomba CC kali ini, thanks God.

                               ******

- thanks for reads

Aleena & DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang