Treinta y cinco

3.2K 292 50
                                    

"bagus deh kalo lo berdua paham" gue berkata.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"tapi lo tuh kebangetan lonte! Kalo lo emang sayang sama abang lo! Seharusnya lo tuh biarin dia milih!" Jessica menegakkan kepalanya. Dan menatap gue garang.

Gue membuat sebuah smirk kecil.

"lo bilang gue apaan?" gue bertanya dengan rendah.

"LO LONTE!" mereka berdua berkata kompak. Sedangkan abang-abang gue udah mulai keliatan was-was.

Gue noleh ke arah twelvebro. Tersenyum sesaat. Mengangkat tangan. Seakan berkata semua baik-baik saja.

"hm? Gue LONTE ya?" gue berkata neremehkan lagi. Gue membiarkan dua cewek itu berdiri saling berdekatan.

"kalo gue lonte, lo apa dong?" gue memegang wajah Krystal dengan tangan kiri gue. Sedangkan Jessica dengan tangan kanan. Bukan tangan sih. Lebih tepatnya membelai dengan kuku.

"emang ada ya level lebih tinggi dari pada itu? Kalo ada, ya itu level LO BEDUA!" gue masih berada di posisi semula.

Mereka diam.

"loh? Kok diem aja sih? Gue tanya loh ini. Dijawab dong. Masa didiemin doang. Punya mulut kan situ. Nggak bisu kan?" gue mundur beberapa langkah. Menikmati ekspresi wajah mereka.

"nggak bisu kan TANTE? Buktinya tadi masih bisa ngegoda abang gue!" kata gue. Sambil menekankan kata tante. Ya karena mereka emang Tante.

"udah pulang sana lo! Nggak usah balik lagi! Punya kaki kan? Jalan sendiri sono ke pintu keluar!" usir gue. Mereka berdua dengan tampang bersungut-sungut akhirnya pergi dari hadapan gue.

Gue tersenyum kemenangan lalu berbalik menghadap abang-abang gue.

"widihh...."

"waww..."

Pas gue mau balik duduk. Gue liat ekspresi Kai yang kayaknya nggak bagus. Mungkin gegara si tante.

"bang Tao.. Istirahat aja. Gue tau abang capek. Ke kamar gih sana"

"dek, lu emang pengertian!" bang Tao ngasih jempolnya ke gue. Gue pun membalasnya. Sambil senyum manis. Pake banget lah, Park Naomi gitchu loh.

"Kai?" Bang Ceye nepuk pundak Kai yang dari tadi masih setia nunduk sambil bernafas berat.

"Kai? Lu kenapa?"

"kesambet ya lu?"

"si cabe emang saiton"

"jangan-jangan si Kai masih terkejoedh karenah kedatangan si cabeh"

"bang stabh it plz"

"iya nyet"

Gue masih ngeliat Kai. Cowok itu jadi aneh. Gue jadi curiga.

"Kai?" gue bertanya sekali lagi. Ia masih bergeming. Dan menggumamkan sesuatu.

Saat Kai ngangkat kepalanya, gue baru sadar kalo telinga cowok itu udah merah.

"lo! Jangan sok tau!" Kai berteriak.

Gue tersentak. Ini orang kenapa?

Bahunya naik turun. Nafas Kai terlihat berat.

"LO JANGAN SEENAKNYA NGUSIR KRYSTAL!!! CEWEK ITU BERHARGA BUAT GUE!!!" Kai berteriak sambil menunjuk gue dengan telunjuknya.

Gue masih diem. Sejujurnya gue sakit ati. Udah dibelain, diselametin dari tante girang, bukannya terima kasih, malah dimarahin. Sabar aq tu:(((

"LO TUH CUMA AMPAS KALO DIBANDINGIN SAMA KRYSTAL! LO TUH NGGA ADA APA-APANYA DIBANDING KRYSTAL!!!!"

🌙ㅡ.step-brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang