cuarenta y seis

2.5K 259 33
                                    

Hey, guys.

Hey, dude.

Hey, girls.

Hey, bish.

How are you doing today?

Already fucked up with this life? Haha 😂. Kidding ✌🏻✌🏻✌🏻.

I know you miss me. Read this then, bye....

🏻🏻🏻🏻🏻🏻🏻🏻











"Naomi ada acara sendiri" ucapnya datar.

Sedangkan lelaki paruh baya di depannya memijat pangkal hidungnya, lelah.

"kemana? Sama siapa?" tanyanya. Ia tak bisa melepas anak gadisnya begitu saja bukan? Yang ia tau pasti, tidak ada satupun lelaki yang bisa ia percaya untuk menjaga anaknya.

Pertanyaannya, apakah selama ini ia melakukan hal yang terbaik pula untuk menjaga anak gadisnya?

Entahlah.

"sama Yuta" jawabnya datar. Ia memang belum tau pasti ia akan berakhir kemana. Namun, yang pasti, ia akan berakhir dengan Yuta di suatu tempat.

Ia akan pastikan hal itu.

"Yuta Yuta yang itu?" tanya sang ayah. Naomi hanya mengangguk tanpa membalas.

Si lelaki kembali menundukkan kepalanya, merasa pusing tiba-tiba.

"tapi, Naomi, ini liburan pertama kita sebagai keluarga loh" ucap papanya sabar.

Wajahnya tiba-tiba menjadi masam.

Tapi, anak-anak lelakimu itu sepertinya tidak pernah menganggapku keluarga.

Naomi menghela napasnya pelan.

"liat nanti pa. Sekarang Naomi mau ke atas. Mau nyelesaiin tugas" tanpa menunggu jawaban, Naomi bangkit dari sofa dan meninggalkan mereka yang menatapnya dalam diam.

Dalam hati, mereka berharap Naomi tidak akan melakukan hal itu. Tapi nyatanya, mereka juga tidak tahu pasti.

Karena, bagaimanapun, Naomi berubah jadi seperti ini, ada sangkut pautnya pula dengan mereka.

Tanpa sadar, Kris menghela napasnya.

..

Yuta menatap layar iPad yang ada di tangannya dengan kesal.

"ini apa lagi?! Sudah kubilang untuk menyelesaikan semuanya sebelum aku pergi, bukan?! Kenapa kalian tidak bisa memahami ucapanku? Kalian dungu atau bagaimana sih?!" Yuta mengerang kesal. Ia tidak percaya bahwa pekerjaan masih mengikutinya sampai kesini. Padahal, niatnya liburan dengan tenang bersama Naomi-nya.

Aduh, Naomi-nya.

Berikan kata nya dengan cetak miring.

"aku tidak mau tau, ini harus beres sekarang juga!" Yuta menghempaskan iPad yang ada di tangannya dengan kasar.

"baik Tuan" ucap Seichi —sekertarisnya, dengan patuh.

"kalau perlu, telpon ayahku untuk menyelesaikan masalah ini. Aku sedang tidak ingin di ganggu. Lagi pula, sektor itu sudah bermasalah sejak dulu, kenapa tidak kirim pasukan dan habisi saja orang-orang disana?" Yuta berkata dengan tenang. Lalu ia menyeringai. "bunuh saja kalau mereka tidak mau menyerahkan yang seharusnya mereka serahkan" ucapnya lagi. Kali ini ia menyesap kopinya yang ada di meja. Sesekali melihat ke arah handphone-nya yang tidak ada tanda-tanda pesan masuk.

🌙ㅡ.step-brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang