9. Menyerah?

877 55 3
                                    

"Turun. Mumpung masih lampu merah, gue nggak mau ada orang yang ngeliat kita berdua di mobil. Ntar malah jadi bikin masalah" ucap arga dingin

"Tap" ucap riska terpotong

"Nggak ada tapi tapian. Udah sono turun" ucap arga tegas

"Lo tega nurunin cewek di pinggir jalan, apa dihati lo itu nggak ada sedikit aja rasa peduli lo sama orang lain" ucap riska

"gue orangnya pedulian kok, tapi kalau peduli sama lo, itu cuma mimpi yang nggak akan pernah gue lakuin. Dan turun sekarang keburu lampu hijau" ucap arga tegas dan penuh penekanan

Riska langsung turun dari mobil arga tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Bersamaan dengan turunnya riska dari mobil arga, lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Dan arga langsung melajukan mobilnya dengan cepat.

Di trotoar

"Kenapa lo tega sama gue sih ga? Segitu bencinya lo sama gue? Kenapa lo nggak bisa membuka diri lo buat temenan sama gue?" gumam riska

Riska menunggu angkutan umum di trotoar, sekian lama menunggu akhirnya angkutan jurusan rumahnya pun lewat.

Riska naik angkutan dengan muka masam. Padahal suasana didalam angkutan sangat ramai.

Setelah tiba didepan rumah, riska langsung menuju ke kamarnya.

Arga pov

"Sorry ris bukannya gue jahat sama lo, bukannya gue nggak mau temenan sama lo, tapi situasi yang bilang kalau gue nggak bisa deket sama lo" gumam arga
----------------------------------

Lalu arga keluar dari mobil, karena arga sekarang sudah sampai di depan rumahnya. Tanpa menunggumu lama arga langsung bergegas ke dalam kamar dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sekaligus menenangkan pikirannya.

Setelah selesai mandi dan menenangkan diri dikamar mandi, arga mengambil ponselnya yang tergeletak di kasur

Tanpa menunggu lama lagi arga membuka aplikasi instagramnya dan betapa terkejutnya saat arga mengetahui bahwa riska musuh bebuyutannya itu memfollow akun instagram miliknya.

Arga tahu tadi emang dia sangat keterlaluan tapi arga tidak bisa percaya begitu saja dengan perubahan yang riska tunjukkan terhadap dirinya dan tentu arga tidak ingin dibilang munafik karna sedari awalah dia yang menolak untuk berteman dengan riska.

Arga mengacak rambutnya kesal sekaligus bingung dengan dirinya sendiri dan dengan perasaanya yang tak karuan. Arga mulai lelah memikirkan dirinya dan perlahan menutup mata dan tertidur.







Haduhhh akhirnya update juga, sekian lama Mentok ga tau lagi mau lanjut ato hapus aja.

Maaf partnya gaje bangett dan kalo ga nyambung… hehehe

Selamat membaca




IPA vs IPS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang