Cuaca pagi ini sedikit membuatku malas untuk bergerak bangun, aku melihat jam
04:50 WIB
Aku menghela nafas dan bangun dari tempat tidur, mandi lalu menyiapkan sarapan pagi untukku sendiri . Ini siklus dari hari ke hariku, tak ada perubahan yang membuatku juga tak ada alasan untuk tersenyum dipagi hari
Pagi yang dulu kecil aku fikir akan bertahan hingga aku tua, nyatanya berakhir saat muda
Ah, ini masih pagi tak seharusnya aku mengawali pagi dengan suasana hati yang keruh
Pagi ini aku memasak nasi goreng untuk pak Ujang, aku tidak ingin ada pembantu lagi, cukup aku, pak Ujang dan.. Chiko chika
Sarapan siap dan aku membawa ke pos untuk Pak Ujang
"Pak Ujang, ini sarapan sama teh hangatnya," antusias Pak Ujang mendapat sarapan pagi membuatku sedikit terhibur dengan guyonannya
"Oiya pak, Chiko sama chika jangan lupa dikasih makan ya, kalo ada apaapa tolong telfonin dokter hewan aku," pesanku pada pak Ujang, pak Ujang membalas sambil manggut manggut dan bicara dengan mulut penuh
"Yaudah pak, Ara masuk kedalem dulu,"
05:30 WIB
Aku memakan sarapan dan berangkat, aku sengaja ingin berangkat pagi, aku ingin melihat suasana dari atas gedung sekolah
Turun dari angkutan umum aku meletakkan tas lalu bergegas menuju lantai atas, aku terlalu tergesa gesa hingga aku menabrak seseorang
Brukk!
Aku jatuh terduduk dan buku merah jambuku terlempar sedikit, aku mengambilnya dan berdiri
"Kalo jalan liat liat"
Deg!
Mataku, kenapa mataku terkunci, kenapa daya pikatnya teralalu tinggi, dan kenapa harus bertemu lagi!
Perban! Kenapa bisa kepalanya diperban, apa dan kenapa bisa seperti itu? Banyak yang berputar diotakku
Aku melangkah cepat, aku merapalkan do'a agar ia tidak mengejarku
"Woii, mau kemana. Ehhh woiii gua belom tau nama lu," teriaknya, kenapa Jantung ini masih seperti dulu, kenapa?!
Sampai dilantai atas ku hempaskan punggung menghantam tembok, sakit tapi lebih sakit yang sedang berontak didalam dada. Air mata yang tanpa izin keluar begitu saja. Biar begini sebentar saja aku ingin mengenang rasaku.
Aku melirik jam tanganku, pelajaran pertama adalah olahraga, aku langsung mengganti baju, kekelas untuk menaruh tas, dan bergegas menuju lapangan, sebelum kekelas aku sempatkan menuju wastafel untuk membasuh wajahku sedikit
"Hai Ra, dari mana aja gue nyariin lo dari tadi tau," Hanin mengerucutkan bibirnya lucu
"Iyaiya maaf tadi telat sedikit." sedikit terkekeh melihat raut wajah Hanin
"Langit mana?" tanyaku
"Oiya Langit ga masuk Ra, katanya dia lagi jemput Oma nya."
Aku menganggukkan anggukan kepala
"Selamat pagi anak anak, silahkan duduk di hadapan Bapak!" seru pak Edi dan anak anak berkumpul di hadapannya
"Materi hari ini adalah basket, setelah melihat nilai kalian di bola voli dibilang cukup, tapi Bapak akan usahakan kalian mendapat nilai tambahan, sekarang laki laki di kiri Bapak dan perempuan di kanan. Ayo ayo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Danis
FantasyKisah seorang Gadis yang masih bertahan pada perasaan yang sama dengan satu orang yang sedari kecil ia kagumi. Bogor, Jawa Barat Moccalatte..