Sampai dirumah sudah ada Danu dan Ranu yang bercengkrama dengan Baba dan Bunda
"Assalamualaikum," aku menyalami tangan mereka dan pamit sebentar untuk mengganti baju dan turun kembali
"Makasih bro, udah nganter motor gue," ucapku ikut duduk di sebelah mereka
"Santai ajaa." jawab mereka kompak
"Oiya tante, om. Kami pamit dulu ya udah sore banget," pamit mereka berdiri dan menyalami punggung tangan Baba dan Bunda
"Iya hati hati yo, le." yang dijawab anggukan oleh mereka
Selepas perginya Danu Ranu aku pamit untuk langsung menuju kamar untuk merebahkan tubuhku . Aku merasa sedikit lelah, entah kenapa tapi aku rasa lelah.
Rintik air dan bau khasnya ketika datang, tercium sampai tempatku berbaring
Berjalan menuju arah yang menghadap luar jendela sambil bersandar memainkan petikan gitar tak beraturan sampai sandaran kursi yang aku duduki patah dan dengan otomatis aku terjatuh terjungkal ke belakang dengan posisi kepala lebih sampai dulu ke lantai tercinta . Dengan posisi jatuh seperti ini kepalaku berputar lebih cepat sepintas bayangan seseorang seperti sketsa kejadian dan nampak bayangan buram kurang terfokus pada objek gambaran dua orang anak kecil
"Aska, jangan main di atas pohon, nanti jatoh tau!"
"Bawel."
Kkrrrkkk...
Bruuk!!!
"Askaaaaa!!!"
"Astagfirullah!" aku terbangun dengan posisi duduk melihat ada Baba dan Bunda disampingku
"Mas, minum dulu," ucap bunda sambil menyodorkan gelas air mineral
"Kamu kenapa Mas?" tanya Baba melihat tatapan kosongku
"Siapa yang waktu kecil sering panggil Mas nama Aska? Kenapa Mas ga inget masa kecil Mas?" tanyaku dengan tatapan kosong dihias sisa air di dagu masih sangat basah
"Wes.. Saiki istirahat dulu Mas, tadi kamu geletakan di lantai sama kursi patah," ucap bunda dengan wajah paniknya
Aku merasakan pusing dan kebas di leher dan kepala bagian belakang . Aku berbaring kembali dan Baba Bunda keluar kamarku, mata menatap langit langit kamar dan memejamkan mata berharap sakit dan bayangan kaset rusak di fikiranku cepat hilang
*****
05:30 WIB
Aku terbangun dengan rasa nyeri di pangkal leherku, pusing juga masih melanda kepalaku terasa berbayang tapi aku memaksakan masuk sekolah padahal Bunda memperingatkan untuk istirahat, setelah selesai dengan keperluan sekolah yang akan dibawa bunda memintaku di antar Pak Tio supir pribadi Baba, tanpa membantah lagi aku tururi permintaan bunda kali ini
Selama di perjalanan aku memejamkan mata menetralisir rasa pening di belakang kepalaku, cuaca hari ini masih seperti kemarin sore, gerimis kecil, pak Tio mengantar hingga lobby sekolah
Kondisi sekolah yang masih sepi dan jam masih menunjukan pukul setengah tujuh pagi ditambah gerimis sambil memijat sedikit leherku ada seorang siswi menabrak ku dari belakang
"Eh sorry.. Gue buru buru." ucapnya membenahi poni rambutnya
"Lain kali liat liat." aku melanjutkan menuju kelas, dia menarik tas ku
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Danis
FantasyKisah seorang Gadis yang masih bertahan pada perasaan yang sama dengan satu orang yang sedari kecil ia kagumi. Bogor, Jawa Barat Moccalatte..