白色-Báisè
©saklawase.
.Casts: Mark, Chenle
Disclaimer: this fic is NOT MINE
Autor-nim: saklawase
Warning: GAK SUKA, GAK USAH BACA :).
.
(awas muntah pelangi :3)
.
.Taman kota pagi itu terlihat asri.
Kawanan burung terbang bebas membelah angkasa.
Beberapa anak kecil tampak menikmati waktu liburan mereka di sekitaran taman.Tertawa, saling mengejar -berlari kesana kemari. Bercengkrama dengan teman atau orang tua mereka, yang kebanyakan hanya memilih duduk-duduk santai di bangku taman.
Mengarahkan pandangan di bawah sebuah pohon ek yang cukup rindang, ada sebuah bangku taman tua yang terbuat dari kayu, dengan pegangan tangan dari besi yang sisi-sisinya berkarat disana-sini.
Sosok lelaki dengan sweater strip merah-biru yang dimasukkan ke dalam celana
skinny hitam yang memberi kesan classy , ditambah sepatu kets putih yang menjaga kakinya, duduk dengan sebuah buku yang disangga terbuka..
'-Shan terkejut bukan main. Di depannya-persis di depan mata, sang pujaan hati kini tengah berlutut seperti seorang pangeran berkuda putih, dan seolah ia adalah permaisurinya.
Namun bukan itu yang membuat soket bola matanya melebar terbuka, kotak di tangannya itu-sebuah kotak beludru berwarna merah pekat yang dibiarkan terbuka. Shan bukannya tidak peka. Tentu. Tentu ia tahu gestur ini. Ratusan drama romansa yang pernah memanjakan mata tentu membuat ia cepat mengerti. Dengan posisinya yang tengah berdiri saat ini, Shan bisa melihat selingkar cincin bermatakan emerald kecil tersemat dengan cantiknya. Ya, ini sungguhan . Kilaunya menyilaukan mata. Dan mungkin karena efek menatap terlalu lama, Shan bisa merasakan matanya mulai memanas. Ia bahagia- '
."Coba tebak siapa?"
Sesuatu- lembut dan hangat, tiba-tiba menutup indra penglihatannya, otomatis membuat kegiatan membacanya terhenti sejenak.Pria itu sedikit berjingit, sebelum akhirnya bibir delima itu mengulas lengkungan senyum geli.
Tangannya terangkat ke atas, meraba sesuatu yang lembut dan hangat itu-yang kini menutup kedua matanya.
Pria itu tersenyum.
"Hmmm... Biar aku tebak. " katanya dengan nada ceria,"...tukang sales yang kemarin kan?"
Sesuatu yang menutupi matanya itu menghilang, namun sedetik kemudian ia bisa mendengar suara kayu yang berkeriet dan beban yang berpindah ke sisinya yang lain.
"Tega sekali," Sosok di sebalahnya menyilangkan tangan di depan dada.
Gaya ngeboss dengan wajah ditekuk berpuluh-puluh kali namun tetap menawan,
"Lihat baik-baik dong. Masa' ganteng ganteng begini dipanggil tukang sales."Dia membalas dengan tawa renyah, bergeser sedikit untuk memberi ruang yang lebih banyak untuk si pria yang baru tiba.
"Memangnya kenapa kalau orang ganteng jadi sales?"
"Orang ganteng tidak ada yang jadi sales, Chenle""Siapa bilang? Tukang sales yang datang ke rumahku ganteng-ganteng semua."
Orang disampingnya mendelik,"Tapi tidak ada yang seganteng aku kan?"
"Tidak juga, tukang sales yang hari minggu wajahnya bule-"
"Aku juga bule.""Rambutnya pirang."
"Aku juga pernah pirang.""Hidungnya mancung, matanya biru-"
"Yang matanya hitam lebih unyu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orenji Imajin
Short StoryHanya imajinasi dikala senja MARK & CHENLE BABY LION & LITTLE DOLPHIN