6. Mark's Mark

1.5K 140 36
                                    

Original Title : Kissmark
.
Author : Jae
.
Cast : Mark Lee - Chenle Zhong
.
Warning! : THIS FICT NOT MINE
GAK SUKA GAK USAH BACA ^^
.
.
.
.

"Akh –Mark Hyunghhh."
Mark menaikkan sebelah alisnya dan mengangkat wajahnya hanya demi melihat wajah milik Chenle,
"Ada apa, Chenle-ah?"

Plak –kepala dipukul.

Mark mengaduh sembari memegang kepalanya yang masih berdenyut karena dipukul oleh Chenle,
"Ada apa sih, dear ?"

"Kau mengigit leherku, sialan. Sakit tau" pekik Chenle sembari memegangi bagian lehernya yang baru saja digigit oleh Mark.

Tadi mereka hanya duduk bersama sambil mengobrol tapi tiba-tiba saja Mark langsung memeluknya.

Sebenarnya bukan masalah kalau Mark ingin memeluknya tapi apa yang dilakukan Mark selanjutnya itu membuat darah Chenle jadi naik.

Mark justru mengigit lehernya dan Chenle yakin jika gigitan lelaki Kanada itu pasti meninggalkan bekas.

Mark hanya tersenyum bodoh kemudian beralih menyingkirkan tangan Chenle yang masih mengusap bagian lehernya. Akan tetapi, belum juga menyentuh, tangan Mark sudah ditepis oleh Chenle.
Menghasilkan dengusan dari lelaki yang lebih tua itu.

"Ck , aku hanya akan memastikan kalau lehermu baik-baik saja, dear . Biasanya juga tidak pernah protes jika kugigit"
Wajah yang lebih muda jadi memerah. Tangannya terulur untuk memukul lengan milik Mark. Sungguh pukulan Chenle tidak memberikan efek apapun bagi Mark. Pukulan Chenle itu justru seperti belaian.

"Aku membencimu"Mark tertawa,

"Aku juga mencintaimu, dear. Sini biar ku lihat lehernya"
Mark menarik Chenle untuk mendekat padanya.

Memeriksa bagian leher milik Chenle yang baru saja digigitnya tadi. Memang benar kalau gigitannya meninggalkan bekas yang benar-benar kentara. Sangat kontras dengan leher putih milik Chenle.
Chenle memekik saat Mark mengusap bekas gigitannya,
"Sakit, bodoh. Jangan ditekan, lepaskan tanganmu, sialan" protes Chenle.

Bukannya menyingkirkan tangannya dari leher milik Chenle, Mark justru mendekatkan wajahnya pada leher yang lebih muda. Mengecup bekas gigitannya.

"Bukankah ciuman bisa menyembuhkan luka, aku sudah mencium bekas gigitanku agar cepat sembuh" Chenle mendengus.

"Memang nyerinya berkurang, tapi bekasnya baru akan hilang setelah tiga hari Mark hyung. Ah, kau menyebalkan. Aku benar-benar memben – akh "
Mark benar-benar kesal pada Chenle yang terus saja mengomel.

Karenanya bukan langsung menjauhkan wajahnya dari leher milik Chenle, tapi Mark kembali mengigit leher Chenle di bagian yang lain.

Kalau Chenle masih saja memakinya mungkin Mark akan langsung menyeretnya ke kamar dan menghajarnya.

Lama-lama lelah juga setiap hari ditindas oleh Chenle. Mark sudah mengalah terus pada Chenle selama ini dan dalam hal seperti ini Chenle tidak akan pernah bisa mendominasinya.

Karena selamanya Zhong Chenle akan jadi pihak penerima dari seorang Mark Lee.

Mark tersenyum senang saat melihat hasil karyanya di leher milik Chenle. Sekali lagi Mark mendekatkan wajahnya pada leher Chenle. Bermaksud untuk mengigitnya lagi, tapi buru-buru Chenle menahan gerakan kepala Mark.

"No no no , Mark sudah. Jangan digigit semua, kau sudah meninggalkan dua jejak di sana jadi jangan menambahnya lagi".

Lelaki berambut hijau itu mendorong Mark untuk menjauh darinya. Kemudian tangan lentiknya sibuk membuka kemejanya, sedangkan Mark hanya bisa melongo di tempatnya dengan rahang yang sudah jatuh ke lantai. Tidak paham dengan apa yang sedang Chenle lakukan di depannya.

"Jangan membuat tanda di tempat yang bisa dilihat banyak orang, itu bisa membuat masalah nanti. Kau boleh membuatnya di dalam sini" ucap Chenle sembari menunjuk pada area dadanya.

Mark menelan ludahnya dengan kasar. Di depannya Zhong Chenle si tukang tindas tengah menyerahkan dirinya padanya. Leher putih mulus dan juga dada putih mulus itu benar-benar menguji keimanan seorang Mark Lee. Walau pada kenyatannya Mark tidak pernah ingat pada iman saat berhadapan dengan tubuh mulus milik Chenle.

Tubuh putih mulus itu akan lebih bagus saat Mark melukisnya dengan lidah dan giginya. Begitulah yang Mark pikirkan, lagipula Chenle sudah pasrah bahkan menyerahkan dirinya sendiri pada Mark. Benar-benar bunuh diri dengan masuk ke dalam mulut singa.

"Jangan sampai menyesal menyuruhku untuk membuat tanda di dalam yang karena bisa saja bagian lain juga ingin masuk ke dalam" Chenle bergidik melihat senyum miring milik Mark. Akan tetapi, biarkan saja, Chenle juga merindukan Mark-nya.
Mark kembali mendekati Chenle. Menatap yang lebih muda dengan intens,
"Aku mencintaimu dear " gumamnya sebelum mengecup kening Chenle lama.

Lelaki tampan itu membawa bibirya untuk mengecup bibir milik Chenle. Melumat dan mengigitnya. Mengeksplorasi apapun yang ada di dalam rongga mulut milik Chenle.

Sekali lagi Mark menjauhkan wajahnya hanya demi melihat wajah Chenle yang tengah terengah dengan mata yang tertutup dan mulut yang terbuka.

Chenle benar-benar seksi saat lelah dan Mark menyukainya.
Lelaki agustus itu mendekatkan wajahnya di dada milik Chenle. Mengecup nipple kanan milik Chenle yang menyebabkan pemiliknya membuka mata.

"Urgh, ja-jangan begitu Lee"
Mark tersenyum jail kemudian mulai melumat tonjolan kecil itu dengan gemas.

Tangan kirinya meraba bagian satunya. Menghasilkan wajah frustasi dari Chenle. Sekuat tenaga lelaki imut itu menahan desahannya. Chenle masih mengigit bibirnya dengan kuat.
Tidak mendengar reaksi apapun, Mark menghentikan kegiatannya kemudian menatap Chenle.

"Kenapa mengigit bibirmu sendiri dear, kau bisa membuatnya berdarah"
Mark melepaskan gigitan Chenle pada bibirnya,
"Jika kau tidak mau mendesah kau bisa mengigit bahuku saja tapi jangan mengigit bibirmu. Aku tidak mau kau terluka"
Chenle tidak bisa untuk tidak tersenyum saat mendengar ucapan Mark.

Mark itu memiliki pemikirannya benar-benar dewasa bukan sepertinya yang benar-benar kekanakan. Mark benar-benar melengkapinya. Mark itu sempurna tapi tidak pernah sekalipun bermaksud memamerkannya di depan Chenle. Mark hanya sudah terbiasa untuk melakukannya pada Chenle.

Chenle mengecup bibir Mark kilat, "Aku mencintaimu" bisiknya pelan.
Mark tersenyum,

"Aku tahu sayangku karena aku juga sangat mencintaimu. Boleh aku lanjutkan?"
Ketika Chenle menganggukkan kepalanya, Mark segera mendekatkan wajahnya kembali di dada milik Chenle. Kembali pada kegiatan awalnya yang sempat tertunda.

Sekarang adalah saatnya menikmati tubuh mulus milik Zhong Chenle-nya. Mark tidak bisa menghentikan senyumannya sekarang.
Bersyukur karena sifat penindas milik Chenle hilang di saat yang benar-benar tepat.

"Nghh –Mark~"
Mark menyeringai,
"Mendesah saja dear , jangan ditahan"
"A-aku, jangan begitu. Hey, Mark hyung aku tidak menyuruhmu untuk melepaskan celanaku juga. Mark hyunggggggg"

.
END
.
.

Vote jika berkenan ^^

Vote jika berkenan ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Orenji ImajinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang