Prologue

2.1K 273 10
                                    


RoarMin



Afonia, sebuah kondisi ketika kehilangan suara atau kehilangan kemampuan berbicara. Ia bukan seorang tuna wicara. Ia manusia normal. Hanya saja, dia tidak mampu untuk mengungkapkan sesuatu. Sesuatu yang mengganjal hatinya.

16 April 2016

Angin meniup lembut dahan pohon yang baru saja memperlihatkan bunganya. Awan-awan bersembunyi, membuat langit tampak seperti lautan biru dengan sebuah bintang besar yang memberikan pelita. Burung-burung menari dengan riang di langit yang memancarkan warna biru.

Seorang pria bermata sipit terduduk di tangga depan sebuah rumah berwarna putih. Tangan kekarnya mengusap sebuah guci seolah guci itu bagian dari hidupnya. Ia menghembuskan napasnya dengan kasar. Hingga ia merasakan sebuah tangan menepuk pundaknya pelan. Perhatiannya beralih pada pria yang berdiri di sampingnya.

"Apa kau akan duduk di lantai dingin ini seharian?"

Pria itu masih bungkam. Mata sayunya menatap kosong guci itu dan mendekapnya erat. Jantungnya berdegup kencang. Ia enggan beranjak dari tempat itu.

"Ya, Min Yoongi. Apa kau tuli?" Pria berbahu lebar itu mendengus kesal lalu ikut duduk di samping temannya yang bernama Yoongi itu.

"Aku tahu, berat untuk melepaskan orang yang kita sayangi. Tapi ini keputusannya untuk melepas semuanya," ujarnya.

Kim Seokjin, pria itu merogoh kantung jasnya. Tangannya meraih sebuah amplop putih yang masih tersegel. Ia memberikan amplop itu pada Yoongi. Seokjin sengaja tak banyak bicara. Jika saja ia salah langkah, Yoongi mungkin akan melakukan hal yang sama dengan Min Younghee.

"Itu surat yang ditemukan oleh polisi di apartemen Younghee noona. Aku tidak berhak untuk membuka surat itu," tutur Seokjin.

Yoongi menatap nanar surat peninggalan kakaknya. Hatinya bergetar ketika menyentuh surat itu. Surat terakhir untuknya dari Younghee. Matanya kembali memanas. Namun, ia tak bisa menangis. Ia telah menangis selama seharian hingga air matanya terkuras dan mengering. Dengan tangan yang sedikit bergetar, Yoongi membuka surat dari sang kakak. Tangannya meremas kecil pinggiran kertas itu.

Untuk Yoongi kecilku,

Yoongi, maaf aku harus pergi menyusul Ayah dan Ibu. Aku ingin menyudahi semua ini. Ini pilihan yang sulit. Aku sudah memikirkan ini beberapa kali dan keputusanku ini memang jalan yang terbaik. Kau tahu, restoranku bangkrut dan suamiku membawa pergi semua surat-surat penting serta barang berhargaku. Bahkan si brengsek itu membawa pergi anakku. Dokter juga menyatakan aku terkena kanker rahim stadium akhir.

Semua masalah datang bertubi-tubi hingga aku memutuskan untuk menyudahi hidupku. Aku sengaja tidak mengambil operasi dan kemoterapi. Aku tidak punya sesuatu yang bisa kujual. Aku hanya punya raga yang terus melemah.

Kau sudah banyak membantuku. Karena itu, aku tidak memiliki niatan untuk meminjam uangmu lagi. Aku tidak mau membebani hidupmu dengan mengurusku dan membiayai pengobatanku. Lagi pula, aku akhirnya juga akan mati dimakan oleh kanker ini. Terima kasih, sudah menjadi adikku yang baik. Aku sangat menyayangimu. Aku sudah meminta Seokjin untuk mendonorkan beberapa organ tubuhku. Jangan bersedih, aku akan baik-baik saja di sini.

Kakak kesayanganmu,

Min Younghee

"Younghee mendatangiku sebelum ia bunuh diri, ia memintaku untuk mendonorkan organnya jika ia meninggal nanti. Tim dokter hanya mengambil beberapa organ yang dibutuhkan segera. Kami hanya mengambil jantung, ginjal, kornea mata, dan hatinya."

Yoongi ingat kejadian dua hari yang lalu. Ketika ia berada di China untuk urusan bisnisnya. Seokjin tiba-tiba menelepon Yoongi dan mengatakan bahwa kakaknya sedang kritis setelah meminum racun. Seketika itu pula, Yoongi meninggalkan pekerjaannya demi menemani Younghee. Namun, takdir berkata lain. Younghee tidak bisa di selamatkan setelah terbaring di rumah sakit selama sehari. Sejak itu pula, Yoongi resmi hidup sendiri. Tidak ada keluarga yang tersisa untuk menemaninya.

"Aku akan menjenguk orang-orang yang menerima donor organ Younghee noona setelah urusan perusahaanku selesai," gumam Yoongi seraya melipat kembali surat kakaknya.

Seokjin kembali menepuk pundaknya, "kau bisa menemuiku atau Sooyoung."

Yoongi mengangguk lemah seraya tersenyum getir. Setidaknya, ia memastikan organ kakaknya tidak jatuh di tangan orang yang salah. Ia ingin organ milik Younghee bermanfaat bagi kehidupan pasien-pasien itu.

"Sudah, jangan merenung terus. Younghee tidak suka kau seperti ini. Ayo, kuantar kau pulang!"



Prolognya rilis gais! Prolognya udah rilis~

*elah alay*

Maaf ya ini tulisan gw berubah banget. Maaf juga kalo ceritanya plain gitu kaya hubungan aku sama Jimin yang lempeng2 aja :')

Thanks for reading~

목소리 [MYG, SSW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang