RoarMin
Bau khas tanah menyeruak ketika air menetes dari langit. Orang-orang berlarian mencari tempat berteduh. Kecuali Seungwan, ia hanya bisa menghembuskan napasnya seraya melihat orang-orang yang berlalu lalang menerjang derasnya hujan.
Hari ini, restoran Seungwan sepi. Entah karena hujan atau memang belum jatahnya untuk mendapat uang hari ini. Gadis itu duduk di dekat jendela kaca ditemani dengan secangkir cappuccino hangat yang mengepulkan asap. Tangan Seungwan menggenggam kedua sisi cangkir itu, berharap dinginnya hujan tak mengusik tubuh kecilnya.
'Ting!'
Ponsel Seungwan yang tergeletak di samping cangkir itu berbisik, seolah memberi tanda pada si pemilik. Gadis itu beralih pada benda kubus tipis itu. Sebuah notifikasi masuk ke ponselnya. Pesan dari Kim Seokjin. Bibirnya mengembang seketika seperti baru saja mendapat pencerahan dari pria yang kini menjadi kekasihnya itu.
Jin Oppa
Kau masih di restoran? Aku ke situ sepuluh menit lagi.
Wendy Son
Eumm ... Aku tunggu, Oppa.
Jin Oppa
See you later, sweetheart.
Seungwan tertawa kecil. Seokjin memang memanggilnya dengan banyak sebutan. Sweetheart, bunny, sweety, baby. Hampir semua panggilan sayang pernah dicoba Seokjin. Pria itu juga tak pernah absen untuk memberikan kata-kata manis sebelum Seungwan tidur.
"Hai, Sayang!" Seungwan mengalihkan pandangannya.
Seungwan beranjak dari tempat duduknya lalu memeluk Seokjin. Gadis itu tenggelam dalam dekapan Seokjin karena tubuh Seokjin memang jauh lebih tinggi dan besar daripada Seungwan. Ia melepas pelukannya lalu menatap manik mata kekasihnya.
"Kau mau minum apa?" tanya Seungwan.
"Tidak usah, kurasa ... Berbagi kopi di tengah cuaca dingin seperti ini terlihat romantis," sahutnya yang dibalas pukulan kecil dilengannya oleh Seungwan.
Seokjin duduk berseberangan dengan Seungwan. Seperti biasa, mereka memulai dengan obrolan ringan. Meski terkadang diselingi dengan rayuan dari Seokjin.
"Ah, ya. Baru kali ini aku melihat restoranmu sepi, ada apa?" tanya Seokjin.
"Mungkin karena hujan," jawab Seungwan.
Seokjin bisa melihat pancaran wajah Seungwan meredup. Ia tahu, usaha seperti ini memiliki resiko juga. Jika restoran sepi, bahan makanan pasti tidak digunakan. Bahan makanan itu yang menjadi masalah. Bahan makanan jika disimpan terlalu lama, rasa segarnya akan hilang. Bisa-bisa pelanggan kecewa, meski tak semua pelanggan seperti itu.
Seokjin menggenggam tangan lentik Seungwan, "tidak apa, ini memang resiko. Kau harus bisa melewati rintangan seperti ini. Ini hanya masalah kecil."
"Terima kasih, Oppa." Kedua sudut bibir Seungwan tertarik ke atas.
Tanpa mereka ketahui, seseorang memerhatikan mereka dari luar. Min Yoongi, pria itu berniat memberi kejutan untuk Seungwan. Sebelum ia masuk, ia melihat Seokjin tengah menggenggam tangan Seungwan di balik jendela kaca. Pria itu bisa melihat sorot mata Seungwan yang menghangat ketika menatap wajah temannya.
Yoongi berbalik lalu mengambil payungnya. Buket bunga yang ia bawa, ia lempar ke dalam tong sampah. Pria bermata sipit itu kembali ke dalam mobilnya. Dilemparnya tas kecil hingga isinya keluar. Sebuah novel terbaru yang diinginkan Seungwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
목소리 [MYG, SSW]
Fanfiction"Aku tidak pernah berpikir tentang ini sebelumnya, matamu mirip dengan mata kakakku." Seorang pria yang tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis ketika melaksanakan wasiat terakhir kakaknya. "Kau punya hubungan apa dengannya?" Hingga mereka terlib...