마지막 [The Last]

1.2K 191 17
                                    

RoarMin

Uap dari secangkir kopi mengepul ke udara, menimbulkan sebuah aroma khas kopi yang telah di seduh itu. Kedua mata almond itu menatap ke jendela luar. Tetesan air turun membasahi tanah. Seperti hatinya, cuaca hari ini sedang tidak begitu baik. Seungwan dengan setia menunggu seseorang.

Lamunan Seungwan buyar ketika mendengar derit kaki kursi. Min Yoongi, pria itu telah berada di hadapan Seungwan dengan jaketnya yang sedikit basah. Pria itu melepas jaketnya, menyisakan kaus hitam yang kontras dengan warna kulitnya.

"Sudah lama?" tanya Yoongi.

"Aku menunggumu lima menit yang lalu," jawab Seungwan.

"Kau sudah memesan sesuatu?" lanjutnya yang dijawab anggukan oleh Yoongi.

Detik berikutnya, mereka tenggelam ke dalam keheningan. Tak ada satupun yang memulai pembicaraan. Yoongi bingung akan memulai pembicaraan dari mana. Sedangkan Seungwan tidak tahu apa maksud Yoongi mengajaknya kemari.

"Jadi, apa tujuanmu mengajakku bertemu di sini?" tanya Seungwan.

"Kau ada masalah dengan Seokjin hyung?"

Seperti dugaan Seungwan. Yoongi akan menanyakan perihal masalahnya dengan kekasihnya itu. Sebenarnya, Seungwan tidak ingin melibatkan Yoongi. Ia hanya takut masalahnya akan semakin rumit dengan adanya campur tangan dari Yoongi.

"Hanya bertengkar biasa," jawab Seungwan.

"Kau tidak bisa membohongiku, Son Seungwan. Mana mungkin hanya bertengkar biasa membuatmu mabuk seperti itu?"

Seungwan lupa, ia tak bisa berbohong pada Yoongi. Sebaik apapun Seungwan menyembunyikan sesuatu, Yoongi pasti tahu.

"Aku melihat Seokjin oppa mencium perempuan lain di tempat kerjanya," ucap Seungwan lirih.

"Aku tidak tahu siapa perempuan itu, aku ... Aku merasa hancur ketika melihat mereka," sambungnya.

Seungwan menunduk menyembunyikan air matanya. Ia tak bisa menangis di depan Yoongi hanya karena hal bodoh semacam itu. Pasti Yoongi akan menasihatinya habis-habisan.

"Kau tidak perlu menangisi hal itu, air matamu terlalu berharga." Yoongi menyesap kopi miliknya.

"Aku akan senang saat kau menangis bahagia daripada seperti ini," lanjut Yoongi.

"Tidak ada yang bisa kulakukan," gumam Seungwan.

Lagi, Yoongi terdiam. Ia membiarkan Seungwan meluapkan semua emosinya. Hingga dirasa Seungwan merasa lebih tenang. Manik mata Yoongi menatap dalam mata cokelat gadis yang ada di depannya.

"Boleh aku mengatakan sesuatu?" Seungwan menjawab dengan anggukan lemah.

"Sebenarnya, aku mencintaimu."

Napas Seungwan tercekat. Entah ini sebuah musibah atau anugerah. Perkataan Yoongi seolah membuat daftar masalah asmara Seungwan semakin panjang. Jika ia bisa memilih, lebih baik ia menceburkan diri ke dalam danau sekarang juga.

"Aku tidak bermaksud menambah masalahmu, aku hanya ingin mengatakan ini. Aku tahu, kau sudah bertunangan dengan Seokjin hyung. Aku hanya ingin kau tahu, aku sebenarnya menganggap hubungan kita ini lebih dari sekedar teman. Tapi aku akan bahagia jika kau memang ditakdirkan untuk Seokjin hyung," ucap Yoongi.

Dada Seungwan terasa sesak. Kepalanya pening. Seharusnya tidak seperti ini. Jika ia bisa memilih, ia ingin memutar waktu kembali. Seungwan tidak akan mengambil tindakan operasi yang membuatnya dipertemukan dua pria yang sekarang membuat emosinya terkuras.

목소리 [MYG, SSW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang