RoarMin
Suara burung berkicauan, menyambut datangnya sang surya. Secerca cahaya berwarna jingga menghiasi langit biru beserta awan-awan bak kapas. Suara jam berdering di sebuah ruangan, membuat seorang wanita terbangun. Wanita itu mematikan dering jamnya lalu meraih ikat rambut yang berada di atas nakas.
Seungwan melangkah keluar seraya mengikat rambutnya ke atas. Aktivitasnya pagi ini adalah menyiapkan sarapan. Ia meraih celemek yang tergantung di dekat kulkas lalu mengambil beberapa bahan yang akan ia masak. Nasi, telur, kimchi, dan beberapa rempah-rempah pelengkap.
Dengan cekatan, Seungwan menuangkan minyak pada panci penggorengan. Ia mulai memasukan bahan satu persatu. Sesekali ia memijat tengkuknya yang terasa pegal. Meski ia jarang ke restorannya, entah kenapa setiap hari terasa melelahkan untuk wanita itu.
Di sisi lain, seorang pria mencium aroma masakan di tengah tidur lelapnya. Matanya mengerjap perlahan lalu ia duduk di pinggiran ranjang. Pria itu masih mengumpulkan nyawanya sebelum keluar dari markas kesayangannya itu.
Ketika ia keluar, pemandangan pertamanya adalah istrinya yang tengah sibuk menyiapkan makanan di atas meja makan. Tanpa banyak berkata, pria itu menghampiri Seungwan. Tangan kekarnya melingkar pada pinggang Seungwan yang menurutnya tak lagi ramping itu.
"Ada yang bisa kubantu, sayang?" bisiknya.
Seungwan menyikut perutnya pelan, "aish, kau mengagetkanku."
Pria itu menciumi pipi Seungwan yang mulai berisi seperti dorayaki Doraemon itu, "sudah selesai? Aku terlambat?"
Seungwan mengganti posisinya hingga ia berhadapan dengan sang suami, "sudah, kita sarapan dulu."
Min Yoongi, pria itu adalah suami Seungwan. Sejak Seungwan membatalkan semua rencana pernikahannya dengan Seokjin, pria itu berani mendekat. Awalnya, Seungwan masih ragu dengan perasaan Yoongi. Namun, seiring berjalannya waktu, hati Seungwan luluh pada pria berparas dingin itu.
Yoongi mengecup puncak kepala Seungwan, "kau harus makan yang banyak!"
Seperti hari-hari sebelumnya, sarapan mereka dilewati dengan percakapan ringan. Meski Yoongi sibuk, pria itu tak pernah lupa menanyakan keadaan istrinya dan kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi.
"Oh ya, Seokjin hyung mengundangku di acara pembukaan klinik barunya hari Senin. Kau mau ikut?" tanya Yoongi.
Seungwan membisu. Tidak, ia tidak akan melihat wajah Seokjin lagi. Bukan karena ia masih terluka. Seungwan hanya ingin melupakan kenyataan bahwa Seokjin pernah menjadi orang spesial di hidupnya.
"Aku tidak bisa ikut, Oppa. Aku harus datang ke acara wisuda Somi," jawab Seungwan.
Yoongi menepuk dahinya, "aku lupa! Somi wisuda besok Senin, apa aku harus membatalkan jadwalku?"
"Tidak usah, aku bisa datang sendiri."
Yoongi memicingkan matanya, "kau yakin?"
Seungwan mengangguk, meyakinkan suaminya. Wanita itu tahu kalau suaminya khawatir padanya.
"By the way, bagaimana pemeriksaan kemarin?" tanya Yoongi.
Sebuah senyum bahagia mengembang di bibir Seungwan, "baby Min baik-baik saja, fase mualku juga sudah berkurang."
Ya, wanita itu kini tengah mengandung buah cintanya dengan Yoongi. Makhluk kecil itu telah mengisi perut Seungwan sejak 17 minggu yang lalu.
Seusai makan, Yoongi menaruh piring kotornya pada wastafel. Ia beralih pada dua gelas yang tergeletak di atas pantry cokelat muda itu. Tangannya membuka kitchen set yang ada di atasnya lalu mengambil sebuah kardus susu dan kopi. Seperti biasa, Yoongi akan membuatkan susu untuk Seungwan dan kopi untuk dirinya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/145226103-288-k514696.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
목소리 [MYG, SSW]
Fanfiction"Aku tidak pernah berpikir tentang ini sebelumnya, matamu mirip dengan mata kakakku." Seorang pria yang tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis ketika melaksanakan wasiat terakhir kakaknya. "Kau punya hubungan apa dengannya?" Hingga mereka terlib...