Disinilah mereka, ditempat yang bisa dibilang tempat mengumpul untuk mengerjakan hal yang penting (?)
Kalian tau? Sejak tadi arha masih belum sadar diri. Mereka semua sudah mencoba cara apapun untuk membuat arha sadar, tapi semua cara gagal dan membuat mereka jadi semakin panik
Tadinya, halwa sempat berfikir kalau arha sudah tak hidup lagi. Tapi, setelah mereka cek nafas dan detak jantung arha, rupanya nafas dan detak jantung arha masih berjalan dengan sangat normal seperti orang yang masih hidup dibumi ini
Ada apa ini?
Ada yang
Aneh
Ya, aneh
Bagaimana tidak? Arha belum bangun sampai detik ini!
Aura menyeramkan dan kepanikan sudah membuat mereka tak nyaman untuk terus berdiam diri disekeliling arha. Mereka ingin beranjak dari sana tetapi hal yang mengejutkan membuat mereka tidak jadi untuk pergi.
Sesuatu hal yang membuat mereka tidak jadi pergi adalah arha
Arha sudah bangun dari pingsannya itu!
Maaf kan aku
Bukannya mereka senang dengan semua ini, justru mereka tampak sangat ketakutan
Mata arha memang sudah terbuka, tetapi bolamata nya terus tertuju ke langit langit ruangan dengan telapak tangan yang ia gempalkan kuat kuat
"A-arha lo kenapa? "
"A-arha lo kok j-jadi kayak gini sih"
"Arha g-gue takut liat lo k-kayak gini"
"Arha jangan k-kayak gini d-dong"
"A-arha gue jadi t-takut sama lo, hiks"
Mereka mulai bangkit untuk berdiri, perlahan mereka mundur dari tempat arha.
Srettt...
Suara geseran dari arah belakang mereka kini membuat mereka menjadi menoleh kearah belakang. Dan hasilnya, mereka tak menemukan apa apa disana, hanya ada dinding bercat putih yang terpampang
Hal ini membuat mereka semakin takut, ditambah lagi dengan ruangan yang sangat gelap dengan lampu yang redup
Mereka semua berbalik dan melihat ke tempat arha tadi berada
"ARHA!! "
Dan mereka tak melihat arha disana
Maafin gue, hiks
Mereka semua ketakutan dengan situasi seperti ini
"Gue ga tahan lagi! Kita harus lapor ini semua ke polisi! " ucap laudya yang sekarang ingin pergi mencari telepon
"JANGAN!"
Keringat dingin jatuh perlahan membasahi tubuh serta wajah mereka. Kali ini mereka benar benar gelisah dan takut, bagaimana tidak? Tak ada di antara mereka yang berbicara mengatakan 'JANGAN'
"Guys, jangan ada yang bercanda plis"
"Bukan kami lau, serius"
"Hidupin lampu nya lau" ucap halwa pada laudya yang posisinya berada dekat dengan saklar lampu
Cklak
Mereka semua kembali lega, karena ruangan sudah terang dengan lampu yang sudah mau meneranginya
Tetapi, sesuatu hal aneh kembali menghantui mereka
"Laudya mana? "
Deg deg deg
Jantung mereka kembali berdebar saat tau kalau laudya tidak berada disekeliling mereka
"Kalian berempat ngapain disana?"
Suara ini berada dari arah belakang mereka. Dengan cepat mereka berbalik dan mendapati laudya yang sedang kebingungan bersama arha
Arha(?)
"Arha, kok lo bi-" omongan naura terpotong karena laudya memotongnya dengan berbicara
"Tadi arha sebenarnya udah bangun dari pingsannya, terus dia tadi langsung ngacir ke kamar mandi. Kebelet katanya"
"Terus lo? Kok bi-" lagi lagi omongan naura terpotong dengan jawaban laudya
"Masalah gue, tadi waktu gue ngidupin lampu, gue langsung ngacir matiin tv"
Semuanya hanya mengangguk mendengar jawaban laudya
Ada yang aneh
Yang berbicara tadi bukan seperti laudya. Tetapi, seperti orang asing
Angel menatap heran baju yang dipake oleh arha, seperti ada yang menodai bajunya
"Bentar,
dibaju lo kenapa ada darah? "
Brush
----
Makasih banget buat sider yang udah baca cerita ini tapi gapernah ngevote 😊
Dan juga makasih banget buat readers yang setia ngevote ni cerita 😝
Pokoknya makasih buat yang udah baca
Maaf cerita dipart ini pendek, soalnya bingung lanjutin apa, ini juga gue baru siap ujian :) doain nilai gue ga anjlok cem sd dulu :)
And btw bentar lagi gue kelas 9 woeh 😄
Kira kira darah yang dibaju arha itu darah apaya? 😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Dont Shout in Midnight!
Misterio / SuspensoHighest Rank : #3 "jangan teriak kalau gamau nyawanya di ambil! " Kadang orang mengatakan itu ketika ia membenci sebuah teriakan. Atau mengatakan ini "teriak sepuasnya sampe mati! " Atau ini "woi! telinga gue pekak! " Membenci teriakan karna menga...