《6》 Please Don't!

1.4K 200 14
                                    

-Author's POV-

2018

Gadis dengan rambut panjang terurai serta poni yang menutupi dahi tersebut kembali menyusuri lorong sekolah yang sepi.

Ketukan heels lima centimeternya terdengar menggema disepanjang selasar yang ia lalui. Ia sudah tau tujuannya, akan kemana ketukan heelsnya ia arahkan.

Lab multimedia.

Ruangan yang dipenuhi dengan komputer. Dilengkapi dengan pendingin serta penghangat ruangan. Ruangan yang sangat nyaman dan sangat disukai seluruh anak disekolah. Namun sayang, ruangan itu tak bisa dimasuki sesukanya oleh mereka. Hanya ketika jadwal multimedia saja mereka boleh berada diruangan itu.

Walaupun tak jarang, beberapa dari mereka tetap nekat menyelinap hanya untuk memperbarui sosial media mereka.

Termasuk Yerin.

Ah ia tak sendiri, ia bahkan ditemani oleh seseorang yang bahkan tak pernah terpikirkan untuknya menyelinap bersama ke dalam lab multimedia ini.

Jeon Jungkook.

Yerin tersenyum kecil didepan jendela lab tersebut, menerawang jauh.

Jungkook, mengukir tawa yang mampu menghipnotisnya untuk kembali tersenyum saat mengingat kembali hal tersebut.

○○○○○○○○○○○○○○○○○

-Yerin's POV-

Oktober, 2011

Final liga basket antar sekolah akhirnya tiba. Sekolahku adalah salah satu kandidat terkuat pemenangnya. Yah meskipun lawan kami jelas bukan tandingan yang mudah tentu saja.

Aku kembali duduk didekat bangku pemain cadangan. Kali ini, aku bahkan sudah memiliki kursiku sendiri didekat mereka, tidak lagi menebeng pada bangku pemain cadangan atau berdiri disampingnya.

Ya, seorang pemain bernama Kim Taehyung, salah satu pemain yang cukup dekat denganku karena ia sering mengajakku mengobrol, berinisiatif mengambilkan sebuah kursi untukku.

"Jangan berdiri saja seperti itu, nanti kakimu bengkak. Duduklah disini." Ujar Taehyung sambil menyodorkan sebuah kursi plastik.

Jika dilihat-lihat, Taehyung memiliki paras yang sama menawannya seperti Jungkook. Ah tidak. Bahkan kurasa Taehyung lebih menawan. Hidungnya mancung, lebih mancung bahkan lebih lurus dari Jungkook. Matanya memiliki sorot tegas, yang mendadak hilang saat dia tersenyum. Dan yang paling khas adalah, senyum kotaknya yang lucu. Memancingku untuk ikut tersenyum saat dia tersenyum kepadaku.

Ya meskipun jujur, aura Jungkook tetap lebih menarik bagiku daripada pria Kim ini.

"Terimakasih." Balasku membalas senyum kotak lucunya itu.

"Ambil foto yang bagus untuk kami ya. Aku akan bermain sambil menunjukkan pose-pose yang indah. Tunggu saja." Ucapnya sebelum bersiap melakukan pemanasan bersama timnya.

"Tenang saja. Aku akan mengambil foto kalian sebagus mungkin." Balasku sambil mengedipkan sebelah mata yang kemudian dibalasnya dengan kekehan.

"Yerinnie..."

Suara itu menepuk pelan pundakku. Aku terkejut dan menoleh ke arah sumber suara itu berasal.

"Yak! Mengagetkanku saja!" Omelku pada sosok manusia kelinci yang baru saja tiba ini.

"Wae? Sedang terpana dengan Kim Taehyung sampai kau terkaget-kaget begitu dan tidak sadar aku dibelakangmu?" Tanyanya.

"Bicara apa kau. Terpana apanya, dasar bodoh." Balasku sinis.

Hi! My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang